Indahnya kisah persahabatan, terukir manis dalam lipatan sejarah dari masa ke masa. Setiap goresan syarat akan nilai-nilai pengertian, kasih sayang, kerelaan berkorban, pembelaan, kesetiaan dan pengabdian. Bahkan legenda persahabatan antara Rosululah dan Abubakar telah membuktikan sebuah keabadian cinta yang didasarkan pada kecintaan terhadap Alloh SWT. Betapa mudahnya Abubakar berkata “ Karena aku tak ingin Kau terbangun Ya Rosulullah” ditengah derai air mata saat kakinya dipatuk ular karena ia enggan menggoyangkan tubuhnya untuk menghindar dari patukan ular tersebut. Ia tak ingin Rosululloh yang tengah terlelap dipundaknya terbangun atas gerakan tubuhnya. Subhanalloh, kekuatan apakah yang mampu mendorong seseorang untuk berkorban demi orang yang ia kasihi, selain kekuatan cinta ?
Namun ada kalanya, ketika tinta-tinta persahabatan ditautkan ada saja coretan-coretan kesalahan yang terpatri didalam guliran masa. Berbagai pertengkaran kecil kerap mewarnai keserasian warna cinta antara insan yang berbeda rasa dan asa. Ketidaksesuaian pandangan, sifat, selera, hobi, cita-cita, lingkungan ataupun jalan hidup seringkali menjadi alasan utama akan terjadinya benturan kepentingan dan emosi. Ungkapan kemarahan & kebencian seolah menyeruak dari lubuk hati ke permukaan. Tak segan-segan hinaan, ejekan ataupn sindiran terlontar tanpa kendali, bagaikan belati yang menebas segala keceriaan.
Rasanya tak adil jika sebuah simpul persahabatan yang suci, harus terurai helai demi helai hanya karena keegoisan yang bertahta dihati. Bukankah Alloh menciptakan perbedaan antar sesama individu agar manusia saling melengkapi & Bantu membantu satu sama lain ? Bukankah perbedaan itulah yang membuat dunia lebih berwarna ? Tapi ada saja di sudut hati kita yang masih “egois” dan “tak mau mengalah” ketika menghadapi suatu dilema dan problematika.
Diluar itu semua, salah satu kekuatan yang paling nyata dari seorang sahabat sejati adalah “memaafkan“. Pun ketika sebuah pertalian persahabatan tak seindah uraian para pujangga atau ketika serpihan-serpihan duka melukai hatinya. Luar biasanya, kekuatan maaf itu mampu melibas setiap kekurangan yang terlihat, menyembuhkan luka yang terpatri, dan mengukuhkan kasih sayang yang telah lama terjalin.
Mungkin sebuah PR besar bagi kita semua untuk merenungi sahabat seperti apakah kita ?
Wallahualam bishawab.
Kawan, apakah kau biarkan orang-orang yang kau kasihi pergi dari sisimu satu persatu. Ataukah kau biarkan keegoisan tetap setia menemanimu ? Bukalah pintu maaf itu & lupakan riak kecil yang pernah menghempas relungmu. Anyamlah kembali simpul-simpul persahabatan yang pernah terurai dan terlepas dari genggamanmu. Temuilah mereka dan hadirkan senyum terbaikmu. Berikan pengertian dan maafmu. Percayalah dibalik ketegaran mereka, ada harapan yang digantungkan padamu….