It's Time to Change

Meski Israel menarik diri dari Jalur Gaza sejak 12 September 2005, namun warga Palestina di sana belum juga merasakan kebebasan. Bahkan wilayah itu berubah menjadi penjara besar yang dikelilingi oleh kawat berduri dan perlintasan di setiap sudut. Israel menggunakan segala macam cara untuk mencekik Jalur Gaza sebagai politik sanksi massal yang menafikan segala makna kebebasan.

Jalur Gaza yang dihuni oleh 1,5 juta jiwa Palestina dikunci dengan tujuh gembok kuat yang disebut “perlintasan” yang ditutup Israel sepanjang tahun kecuali dalam beberapa kesempatan. Semua warga yang ingin masuk atau keluar tidak akan bisa kecuali harus melalui perlintasan itu. Enam perlintasan dikuasai oleh Israel penuh dan satu perlintasan yakni Rafah dikuasai oleh Mesir.

Tujuh perlintasan itu ditutup sejak dua tahun terakhir, tepatnya sejak pemilu legislatif Palestina. Penutupan diperketat sejak setahun terakhir yang menyebabkan sedikitnya 200 pasien meninggal dunia dan menimbulkan tragedi kemanusiaan, krisis lingkungan, ekonomi yang sangat perih.

Perlintasan Minthar “Karne”

Perlintasan yang dikuasai Israel penuh ini terletak di sebelah timur kota Gaza. Ia merupakan perlintasan terpenting dan terbesar di Gaza sebab barang perdagangan dari wilayah Palestina 48 dan ke Jalur Gaza melalui perlintasan.

Perlintasan ini peling banyak ditutup kecuali 150 hari sepanjang tahun 2007. Perlintasan ini paling sering dilakukan pemeriksaan terutama barang-barang Palestina. semua barang Palestina melalui perlintasan ini harus diperiksa dua kali, artinya jika dipacking maka dibuka dua kali. Maka kemungkinan hilang atau rusak sangat besar.

Sejak blokade diterapkan tahun lalu, perlintasan ini menjadi paling ketat. Barang-barang dari Palestina 48 hampir tidak bisa masuk. Terutama tepung, gandum, susu, buah-buahan, barang material, mainan anak, bahan kimia, dengan alasan dicurigai menyimpan bahan peledak.

Sementara barang dari dalam Jalur Gaza tidak bisa keluar terutama buah beri, bungan mawar yang menyebabkan kerugian telak puluhan juta.

Perlintasan Bethanon “Erez”

Perlintasan di sebelah utara kota Gaza ini khusus untuk jalan keluar warga Palestina yang mengalami sakit yang harus berobat di luar, baik di wilayah Palestina 48, Tepi Barat, Jordania atau yang lain. Juga untuk lintasan diplomat, wartawan, utusan luar negeri, buruh, pedagang Jalur Gaza, juga untuk koran dan barang-barang cetak.

Berdasarkan laporan, penjajah Israel sengaja melakukan tindakan pelecehan terhadap warga Palestina meski dalam kondisi sakit. Ada yang dipaksa Israel jalan kaki lebih dari 1 km. Karena sulit dan repotnya melalui perlintasan ini, setiap hari hanya ada lima hingga 10 orang melintasai Bethanon. Padahal bisa dilalui 20 ribu orang setiap hari.

Kondisi semakin buruk, ketika Israel memperketat perlintasan ini sehingga menyebabkan sekitar 200 orang sakit Palestina meninggal dunia dan lenih dari 1500 pasien lainnya tidak bisa berobat keluar.

Perlintasan Shafa

Ini perlintsan kecil di timur kota Rafah, selatan Jalur Gaza yang dikhususkan untuk lalu lintasan perdagangan. Kebanyakan berupa bahan bangunan ke Jalur Gaza saja. Pemeriksaan di sini sangat ketat kadang berjam-jam. Sejak dua tahun perlintasan ini hanya 65 hari saja.

Perlintasan Shejaiyah “Nahl auz”

Perlintasan yang terletak di kampung Sejaiyah sebelah timur kota Gaza ini sangat sensitif. Di sini lalu lintas bahan bakar ke Jalur Gaza. perlintasan ini dibawah pantauan perusahaan Israel yang menyuplai bahan bakar ke Jalur Gaza. perlintasna ini dilalui oleh dua pipa besar.

Israel menutup perlintasan ini dua kali sepekan. Stasiun bahan bakar di Gaza membuuhkan 490 meter kubik bahan bakar namn itu tidak disuplai Israel. sebab setiap hari Jalur Gaza membutuhkan listrik dengan daya 230 megawatt. Semenara Israel hanya memasok 120 megawatt.

Perlintasan Karm Abu Salem “Karm Shalom”

Perlintasan ini terletak di titik perbatasan Palestina - Mesir dengan wilayah di dalam garis hijau yang dikhususkan untuk lalu lintas perdagangan antara Jalur Gaza dan wilayah Palestina jajahan tahun 1948. Kadang digunakan untuk lalulintas bantuan ke Jalur Gaza.

Perlintasan Qararah

Perlintasan ini terletak antara wilayah Khan Yunis dan Derbalah yang dikhususkan untuk lalu lintas militer Israel. Di sini, tank-tank dan kendaraan militer Israel lewat untuk menginvasi Jalur Gaza. secara penuh perlintasan ini ditutup sejak Israel menarik diri dari Gaza tahun 2005.

Perlintasan Rafah

Perlintasan ini adalah satu-satunya “nafas Arab” bagi Jalur Gaza yang terletak di selatan Jalur Gaza di perbatasan Mesir Palestina. perlintasan ini dibawah wewenang Palestina dengan koorinasi dengan Mesir dan pengawasan Uni Eropa.

Kesepakatan yang sudah ada antara Otoritas Palestina dan Israel tahun 2005 menegaskan bahwa perlintasna ini digunakan untuk lalu lintas warga Palestina yang beridentitas Palestina.

Perlintasan ini digunakan untuk ekspor barang-barang Palestina terutama hasil pertanian, meski ditentang oleh Israel. namun Israel mensyaratkan kepada Otoritas Palestina untuk menyampaikan nama-nama yang menggunakan perlintasan Rafah 48 jam sebelum diizinkan. (bn-bsyr)
Read More …

Ternyata ikhwan juga dapat merasakan kegelisahan yang dirasakan oleh akhwat. N ada yang telah membuat puisi seperti berikut.:

Ukhtiku...
Masihkah menungguku.. .?

Hm... menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?!
Menunggu...
Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang 'istimewa'
Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa
Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu
Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan- Nya,
melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu,
atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati
Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran kosong
Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari 'dunia lain' masuk ke jiwa

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif
Mumpung waktu kita masih banyak luang
Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga
Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak
Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak

Karenanya wahai bidadari dunia...
Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang
Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda
Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit
Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber
Belum lagi satu per satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa negeri ini 'sarang tikus'
Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini
Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit
Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik
Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri

Ukhtiku...
Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah
Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti,
betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu
Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu
Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang
Karena jalan ini masih panjang
Banyak hal yang menghadang
Hatiku pun melagu dalam nada angan
Seolah sedetik tiada tersisakan
Resah hati tak mampu kuhindarkan
Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan
Karang asaku tiada ' kan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah kegelisahan
Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan
Keputusan besar untuk datang kepadamu

Ukhtiku...
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu
Percayalah pada-Nya, Yang Maha Pemberi Cinta,
bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir
Yakinlah...saat itu pasti ' kan tiba
Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu
Karena kecantikan hati dan iman yang dicari
Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu
Karena aura keimananlah yang utama
Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga,
merasuk dan menembus relung jiwa

Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu jangan kau pertaruhkan, hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil
Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup
Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu
Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu
Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya
Jika memang kau tak sempat bertemu diriku,
sungguh...itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci
Dan kau terpilih menjadi Ainul Mardhiyah di jannah-Nya

Ukhtiku...
Skenario Allah adalah skenario terbaik
Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita
Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang,
merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya
Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita

Ukhtiku...
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ' kan menjelang jua
Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan
Apa kabarkah kau disana?
Lelahkah kau menungguku berkelana?
Lelahkah menungguku kau disana?
Bisa bertahankah kau disana?
Tetap bertahanlah kau disana...
Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu
Bila waktu itu telah tiba,
kenakanlah mahkota itu,
kenakanlah gaun indah itu...
Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti...

Ukhtiku...
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir
Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera,
kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang
Cinta membuat hati terasa terpotong-potong
Jika di sana ada bintang yang menghilang,
mataku berpendar mencari bintang yang datang
Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu sampai aku datang...

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat
Dan mendo'akanmu agar kau selalu sehat, bahagia,
dan mendapat yang terbaik dari-Nya
Aku tak pernah berharap, kau ' kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini
Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup
Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini
Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi
Akulah orang yang ' kan selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu

Ukhtiku...
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu,
hanya bisa merindukanmu
Dan tetaplah berharap, terus berharap
Berharap aku ' kan segera datang
Jangan pernah berhenti berharap,
Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup

Bila kau jadi istriku kelak,
jangan pernah berhenti memilikiku
dan mencintaiku hingga ujung waktu
Tunjukkan padaku kau ' kan selalu mencintaiku
Hanya engkau yang aku harap
Telah lama kuharap hadirmu di sini
Meski sulit, harus kudapatkan
Jika tidak kudapat di dunia...
' kan kukejar sang Ainul Mardhiyah yang menanti di surga

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat,
aku takut mungkin diriku terlalu liar bagimu
Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku,
pelarian perasaanku
dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku
Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti...
Apa yang akan ku hadapi
Dan apa yang harus kucari dalam hidup

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini,
untuk dirimu yang selalu bijaksana
Aku goreskan syair sederhana ini,
untuk dirimu yang selalu mempesona
Memahamiku dan mencintaiku apa adanya
Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku dan bagimu
Semoga...

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki

Ya Allah...
ringankanlah kerinduan yang mendera
kupanjatkan sepotong doa setiap waktu,
karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku

Ya Allah...
ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini
ringankan langkah kami
beri kami kekuatan dan kemampuan
tuk melengkapkan setengah dien ini,
mengikuti sunnah RasulMu
jangan biarkan hati-hati kami
terus berkelana tak perpenghujung
yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan
yang telah Engkau berikan
Aamiin...
Read More …

Zionisme dibawa ke dalam agenda dunia di akhir-akhir abad ke sembilan belas oleh Theodor Herzl (1860-1904), seorang wartawan Yahudi asal Austria. Baik Herzl maupun rekan-rekannya adalah orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang sangat lemah, jika tidak ada sama sekali. Mereka melihat "Keyahudian" sebagai sebuah nama ras, bukan sebuah masyarakat beriman. Mereka mengusulkan agar orang-orang Yahudi menjadi sebuah ras terpisah dari bangsa Eropa, yang mustahil bagi mereka untuk hidup bersama, dan bahwa penting artinya bagi mereka untuk membangun tanah air mereka sendiri. Mereka tidak mengandalkan pemikiran keagamaan ketika memutuskan tanah air manakah itu seharusnya. Theodor Herzl, sang pendiri Zionisme, suatu kali memikirkan Uganda, dan ini lalu dikenal sebagai "Uganda Plan." Sang Zionis kemudian memutuskan Palestina. Alasannya adalah Palestina dianggap sebagai "tanah air bersejarah bagi orang-orang Yahudi", dibandingkan segala kepentingan keagamaan apa pun yang dimilikinya untuk mereka.

Petani dan Tembok Ratapan di depannya, yang menggambarkan pemimpin Zionis Max Nordau, Theodor Herzl, dan Prof. Mandelstamm, melukiskan "Impian Zionis."
Sang Zionis melakukan upaya-upaya besar untuk mengajak orang-orang Yahudi lainnya menerima gagasan yang tak sesuai agama ini. Organisasi Zionis Dunia yang baru melakukan upaya propaganda besar di hampir semua negara yang berpenduduk Yahudi, dan mulai berpendapat bahwa Yahudi tidak dapat hidup dengan damai dengan bangsa-bangsa lainnya dan bahwa mereka adalah "ras" yang terpisah. Oleh karena itu, mereka harus bergerak dan menduduki Palestina. Sebagian besar orang Yahudi mengabaikan himbauan ini.
Menurut negarawan Israel Amnon Rubinstein: "Zionisme (dulu) adalah sebuah pengkhianatan atas tanah air mereka (Yahudi) dan sinagog para Rabbi". Oleh karena itu banyak orang-orang Yahudi yang mengkritik ideologi Zionisme. Rabbi Hirsch, salah satu pemimpin keagamaan terkemuka saat itu berkata, "Zionisme ingin menamai orang-orang Yahudi sebagai sebuah lembaga nasional…. yang merupakan sebuah penyimpangan."
Pemikir Islam Prancis yang terkenal Roger Garaudy melukiskan hal ini dalam sebuah pembahasan:
Musuh terburuk keyakinan Yahudi yang jauh ke depan adalah logika para nasionalis, rasis, dan kolonialis dari Zionisme kebangsaan, yang dilahirkan dari nasionalisme, rasisme, dan kolonialisme abad ke-19 di Eropa. Logika ini, yang menginspirasi semua penjajahan Barat dan semua perang antara satu nasionalisme dengan nasionalisme lainnya, adalah sebuah logika yang membunuh diri sendiri. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan tidak ada keamanan di Timur Tengah kecuali jika Israel meninggalkan paham Zionismenya dan kembali ke agama Ibrahim, yang adalah warisan bersama, bersifat keagamaan, dan persaudaraan dari tiga agama wahyu: Yudaisme, Nasrani, dan Islam.
Dengan cara ini, Zionisme memasuki politik dunia sebagai sebuah ideologi rasis yang menganut paham bahwa Yahudi seharusnya tidak hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. Pertama-tama, ini adalah gagasan yang keliru yang menciptakan masalah parah bagi dan tekanan atas orang-orang Yahudi yang hidup dalam belenggu ini. Kemudian, bagi orang-orang Islam di Timur Tengah, paham ini membawa kebijakan Israel tentang pendudukan dan perebutan wilayah bersama-sama dengan kemiskinan, teror, pertumpahan darah, dan kematian.
Pendeknya, Zionisme sebenarnya adalah sebuah bentuk nasionalisme sekuler yang berasal dari filsafat sekuler, bukan dari agama. Akan tetapi, seperti dalam bentuk nasionalisme lainnya, Zionisme juga berusaha menggunakan agama untuk tujuannya sendiri
Read More …

Beribu nasehat telah diucap, berjuta perintah telah tersirat. Tetapi tetap saja banyak yang gugur ditelan gemerlap dunia. Semua gemerlap akan sirna oleh sosok bidadari yang hidup dengan kesederhanaan.

Kini, banyak kita jumpai orang yang hidup dalam kesempitan, sabar dengan ujian, dan tabah dalam menjalani seraya mendekatkan diri pada Rabb-Nya. Namun, setelah keadaan berubah, sempit menjadi lapang, derita menjadi bahagia, semua kebutuhan hidup terpenuhi; namun banyak yang tidak siap dengan perubahan tersebut. Tidak sadar bahwa gemerlap dunia telah menjebaknya.

"Sesungghnya dunia itu manis dan menawan dan Allah mengangkatmu sebagai khalifah di dalamnya sehingga Allah dapat memperhatikan perbuatanmu. Oleh karena itu waspadalah terhadap dunia, hati-hatilah terhadap wanita karena sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah kaum wanita." (HR. Muslim).

Kedudukan, harta senantiasa bersanding dengan wanita. Misalnya di keluarga, kedudukan wanita sangat berpengaruh baik kedudukannya sebagai pendamping suami maupun dalam pemeliharaan harta suami. Seperti kisah rumah tangga Umar Abdul Azis ra dengan Fatimah binti Abdul Malik ra. Kemewahan berubah menjadi kesederhanaan. Sebelum Umar menerima amanat kekhalifahan, dia terkenal dengan gaya hidup yang serba mewah. Istana megah, pakaian sutra, permata, dan parfum yang seharga satu rumah pun dimilikinya. Semua berubah dengan seketika. Akal pikiran, hati dan perasaannya telah tergugah, karena hakikat pengawasan Allah telah hidup dalam jiwanya.

Dengan gaya hidupnya yang baru, Umar bertekad untuk meniti kehidupan dengan serba sederhana. Dia pun segera mengungkapkan keinginannya pada Fatimah, "Sesungguhnya harta yang kita miliki serta yang dimiliki oleh saudara-saudaramu berasal dari hartanya kaum muslimin. Aku bertekad akan mengembalikannya pada mereka. Dan, jika Adinda tidak sabar pada kesempitan hidup setelah kekuasaan, maka pulanglah ke rumah ayahmu." Mendengar itu Fatimah segera menepis, "Saya tidak akan menyertai Kakanda dalam keadaan senang lantas meninggalkan Kakanda dalam keadaan susah. Saya ridha dengan apa yang Kakanda ridhai."

Kemudian semua hartanya didermakan dan kini yang dimilikinya hanya permata peninggalan ayah Fatimah. Umar pun kembali bertanya, "Wahai Fatimah engkau tahu bahwa dulu permata itu diambil oleh ayahmu dari kaum muslimin dan lantas dia hadiahkan kepadamu. Sesungguhnya aku tidak suka permata itu tinggal dirumahku. Karena itu, pilihlah antara mengembalikan permata itu ke Baitul Maal atau engkau izinkan aku untuk menceraikanmu." Fatimah pun kembali memenuhi permintaan suaminya, "Demi Allah, tentu aku akan memilihmu daripada permata ini, bahkan berlipat-lipat dari yang kumiliki."

Dengan kesederhanaanlah Umar dan Fatimah mulai mengikuti realita kehidupan sebenarnya. Sang khalifah mulai memerdekakan budak, mengembalikan seluruh harta yang dimiliki ke Baitul Maal. Begitu juga dengan Fatimah mulai menanggalkan permata yang dipakainya. Mereka lebih memilih tinggal di rumah yang sangat sederhana. Dengan kata lain, mereka dengan sikap kesederhanaannya berhasil menghancurkan belenggu kemewahan yang mengikat jiwanya dan mematahkan jembatan yang mengantarkan pada fitnah dunia.

Fatimah dalam hal ini bisa disebut sosok bidadari yang turun ke bumi. Sebab ia berani melepaskan semua kemewahan dunia dan lebih memilih hidup sederhana bersama suami yang justru setelah mendapat amanat besar sebagai khalifah. Juga memilih kesederhanaan sebagai jalan hidupnya. Begitu halnya dengan sosok Aisyah ra Ummul Mukminin. Kezuhudan terhadap dunia menjadi teladan bagi umat. Hampir tidak ada harta di tangannya. Dia bagikan seluruh hartanya kepada kaum-kaum miskin. Di antara kedermawanannya adalah membagikan seratus ribu dirham, sementara ia sendiri dalam keadaan shaum. Umar bin Zubair ra juga pernah mengisahkan kedermawanan dan kesederhanaan Aisyah, "Aku pernah melihat Aisyah membagi-bagikan harta sebanyak tujuh ratus ribu dirham sementara dia sendiri menjahit bajunya."

Subhanallah, merenungi kedua kisah di atas betapa mulianya sosok Fatimah dan Aisyah. Ya, dengan kesederhanaannya menjadikan mereka sosok bidadari yang turun ke bumi. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengikuti jejak Fatimah dan Aisyah? Siapkah kita tanggalkan semua kemewahan dunia hingga kita siap menyandang gelar bidadari?

Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengisahkan tentang bidadari surga. Mereka itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat, dan menentramkan hati. Jadi bidadari adalah wanita shalehah yang senantiasa tawadhu, tidak bermewah-mewah dengan keindahan dunia, bersikap sederhana. Seandainya berperan sebagai istri maka ia taat kepada suaminya, menjaga harta suami, mendidik anak-anaknya dan memotivasi agar istiqamah dalam membela agama Allah.

"Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dijadikan bekal seseorang? wanita yang baik (shalihah); jika dilihat suami ia menyenangkan; jika diperintah ia mentaatinya; dan jika suami meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya." (Diriwayatkan Abu Daud dan An-Nasai).

Wahai muslimah, kisah di atas mewakili dari sebagian kisah para sahabiyah, begitu juga dengan untaian riwayat yang tersirat. Namun, apalah artinya sebuah kisah bila kita tidak bisa mengambil ibrah. Dan apalah artinya seuntai riwayat jika kita tidak mau belajar darinya. Untuk itu selamat berjuang, siapkan diri menjadi sosok bidadari, sosok yang menapaki kehidupan dengan kezuhudan, dan kesederhanaan. [Swadaya-30]
Read More …

Assalamu'alaikum...



Ukhti....
Jikalau tiba saatnya bertemu...
bersabarlah dikau dengan kekuranganku....
bersabarlah dikau dengan apa yang tampak sekilas....
sesungguhnya aku ini hanyalah seseorang anak adam yang
biasa-biasa saja....
yang biasa dipandang sebelah mata....

Ukhti....
Jika Allah memang memilihku tuk mendampingimu....
Kumohon....
Hendaklah dikau selalu mengingatkan diriku yang
lemah ini....
Yang mungkin menelantarkan hak-hakmu....
Yang mungkin lupa diri dan tak tau diri....
Yang mungkin lupa akan kewajibanku ....

Ukhti....
Terimalah salamku ini....
Jagalah dirimu dengan sebaik-baiknya ukhti....
Berimanlah pada Allah SWT....
dan bertakwalah pada Allah....
Patuhilah Allah dan Rasulnya....
Jangan terbawa oleh arus musuh-musuh Islam ukhti....

Ingatlah.....
Sesungguhnya Allah swt. bersama orang-orang yang
sabar....

Jikalau bukan takdir kita untuk bertemu....
Doaku semoga Allah mempertemukanmu dengan Ikhwan yang
lebih baik dariku....
Yang akan membahagiakanmu di dunia dan membimbingmu menuju
kebahagiaan akhirat....

Akhir kata....
Wassalam.
Read More …

Allah Yang Maha Pemurah, terimakasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya.



Terimakasih untuk saat-saat indah yang boleh kami nikmati bersama.

Terimakasih untuk setiap pertemuan yang boleh kami lalui bersama.

Terimakasih untuk setiap saat-saat yang lalu.

Saya datang bersujud dihadapan-Mu,

Sucikan hati saya yaa Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidup saya.



Yaa Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya,

janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya.

Janganlah biarkan saya melabuhkan hati saya di hatinya.

Kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya

dan usirlah dia dari relung hati saya.

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus dan murni.

Tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.



Tetapi jika Kau ciptakan dia untuk saya, yaa Allah,

tolong satukan hati kami.

Bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya.

Berikan saya kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya.

Urapilah dia agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya

dengan segala kelebihan dan kekurangan saya sebagaimana saya telah Kau ciptakan.

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia.



Yaa Allah Maha Pengasih, dengarlah doa saya ini.

Lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendak-Mu.



Allah Yang Maha Kekal, saya tahu Engkau senantiasa memberikan yang terbaik buat saya.

Luka dan keraguan yang saya alami pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajar saya untuk hidup makin dekat pada-Mu, untuk lebih peka terhadap suara-Mu

yang membimbing saya menuju terang-Mu.

Ajarlah saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.



Jadilah kehendak-Mu dan bukan kehendak saya yang jadi dalam setiap bagian hidup saya, yaa Allah.
Read More …

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seijin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita…….. Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan ? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita. Beliau tentu tersenyum.

Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam. Beliau tentu tetap tersenyum.

Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu. Beliau tentu tersenyum.

Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita ? Barangkali kita teringat bahwa anak kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal Sholawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita. Beliau tentu tersenyum……..

Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Power Rangers atau Kura-kura Ninja. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang Shalat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah SAW. Beliau tentu tersenyum……..

Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi kaset kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita ?Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi. Beliau tentu tersenyum……..

Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Qur’an. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita. Beliau tentu tersenyum…….

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita. Betapa senyum beliau masih ada di situ……..
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita…… Apa yang akan kita lakukan ? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita ? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.

Maafkan kami ya Rasulullah…. Masihkah beliau tersenyum ? Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir…..Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah.
Read More …