It's Time to Change

Kita sudah tau bahwa cinta yang harus di pupuk itu adalah kecintaan kita kepada Allah.Jika kita sudah memberikan yang Terbaik untuk Allah dan Dakwah ini maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita...pandidikan yang terbaik,prestasi yang terbaik insyaAllah kalau saatnya tiba juga diberikan jodoh yang terbaik.Jadi buat apa kita mengotori hati kita dengan kecintaan yang belum pasti kita para Aktivis yang sudah tertarbiyah seharusnya gak wajar memikirkan hal-hal yang tidak berguna semacam itu...kecintaan pada Allah lah yang tertinggi.
Logikanya gini,kalau seandainya temen2 kita yang masih Ammah mengumbar syahwatnya dengan pacaran sms an teleponan dan sebagainya itu karena mereka blom paham, Nah kalau kita para Aktivis

Dakwah juga melakukan kegiatan seperti "mereka" misalnya sms-an dan segala macemnya...WAJAR GA????? nggak khan.Klau ada diantara aktivis dakwah yang terserang virus ini ...istighfarlah..dan mohon ampunan pada Allah sebanyak-banyaknya.Perbaiki niat kita lakukan yang tebaik buat dakwah ini.Jangan bikin kotor dakwah dengan tingkah laku kita.

Ustadz Rahmat Abdullah (Alm) pernah ngomong. Kalo sebenarnya Allah akan senantiasa menguji manusia pada titik terlemahnya. Artinya, kalo kita selalu mengalami kesulitan atau kelemahan dalam hal memenej hati untuk nggak jatuh kedalam sesuatu yang dinilai maksiat. Termasuk ketidakmampuan kita untuk menjadikan rasa mencintai yang awalnya fitrah justru membuka jalan untuk membuat kita lalai terus menerus. Maka pada titik itulah Allah selalu ngasih ujian sampai kita berhasil untuk menaklukkan kelemahan itu.

Please deh, kita ini mikul amanah yang berat banget. Apapun yang ada dalam diri seorang kader itu jadi cerminan di masyarakat. Nggak asik kan kalo tiba-tiba orang yang ngerasa simpati dan tertarik dengan jihad kita pada kecewa dan lari karena ternyata sang kader pun nggak punya daya tahan yang lebih untuk mengontrol nafsunya. Karena masyarakat nggak perlu khutbah yang cuma di lisan aja, tapi juga refleksi dari para kader untuk pembuktian yang lebih meyakinkan.

Oke deh, semoga ini menjadi perenungan untuk kita semua (terutama bagi yang kesindir tolong dimasukin ke hati, he..he). Agar jangan karena alasan keduniaan ngebuat kita jadi rapuh dan jauh dari keridhoan Allah.
Read More …

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah kefahaman
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah keikhlasan
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah `amal

Sungguh, Cinta itu amat penting dalam da'wah. Tanpa cinta, amal apapun akan menjadi sia-sia. Sebaliknya, dengan cinta, semua jadi bermakna. Abu sulaiman berkata, ” beruntunglah orang yang mengayunkan satu langkah kakinya dengan benar, yang tidak menginginkannya kecuali karena Allah semata.” Cinta disini bukanlah semata kepolosan atau keluguan perasaan. Cinta adalah perkara yang lahir dari hati orang yang orang tersebut mengetahui bila hatinya memiliki cinta itu. Cinta seperti ini yang kadang berbuah istimewa, hingga dapat mengubah orang biasa menjadi luar biasa di sisi Allah SWT.

Da'wah haruslah di iringi dengan profesionalitas dan niat baik. Da'wah yang profesional dapat di kaitkan dengan cinta. Karena cinta selalu terkait dengan pemberian dan semangat. Jika cinta unsur batinnya, pemberian adalah unsur lahirnya dan da'wah adalah unsur amalnya. Da'wah dengan cinta adalah memberi dengan tulus. Memberi dengan tulus adalah bukan karena terpaksa. Jadi bukanlah karena ingin popularitas apalagi menjilat. Da'wah tidak selalu tanpa perhitungan, karena banyak da'wah yang tidak di landasi dengan kemampuan akan bernilai negatif.

Ingat juga cinta juga tidak boleh berlebihan. Dari hadis riwayat bukhari kita bisa mengambil pelajaran dari sahabat rasulullah saad bin abi waqqash yang memberikan dua pertiga dari hartanya karena ia merasa akan mati dan hanya ada seorang anak perempuan yang akan memawisi hartanya. Rasulullah tidak membolehkan. Dan hanya boleh sepertiga dari hartanya, karena ia masih mempunyai anak. Rasulullah pun berkata, ” Sesungguhnya meninggalkan keturunanmu dalam keadaan kaya lebih baik dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin.” Jadi dengan cinta, da'wah bukanlah cerita konyol seperti cinta romeo kepada juliet. Ia adalah sebuah semangat yang mengerakan. Ia bicara tentang kefahaman, keikhalasan, amal, jihad, ketaatan, pengorbanan, keteguhan, totalitas, kepercayaan, dan persaudaraan. Wallahu 'Alam wa Lilahil 'Izzah
Read More …

Mengembalikan "Ikhwan" yang Pemberani, Bersemangat dan Tangguh Ke Medan Perjuangan

Dear Dani,
Aku adalah dirimu. Di surat ini aku ingin sedikit bercerita tentang Perjuangan. Perjuangan yang pernah kita titi bersama dengan pejuang-pejuang lainnya.Perjuangan yang mencetakku dari dasar jiwamu menjadi pribadi yang tangguh. Yang tak memerlukan setetes air mata sedikitpun ketika perih meradang. Sebuah perjuangan yang telah memetakan antara aku dan kau menjadi bagiannya.
Kau tak dapat menyangkalnya,"Akhii". Karena semua itu sudah menjadi bagian dalam hidupmu. Berbagai kejadian silih berganti itu menghampirimu bukan untuk membuatmu lemah, KARENA KAU TAK DICIPTAKAN UNTUK LEMAH. Justru karenanya kau seharusnya semakin tangguh!!! Jangan pernah bertanya.Kenapa harus kau yang menjalaninya…..Harap ingat atau aku sekedar mengingatkanmu.Kenapa kau harus menjalaninya?Karena kau memang pilihan dan kau mempunyai kekuatan yang tak semua orang memilikinya. Karena itu dipilihlah kau untuk menjalani ujian itu.Sekarang… jawablah!Kenapa kau mengelak sekan kau lari dari masalah.Kenapa harus berontak??
Sebagaimana pernah kau tulis:
Kau dibesarkan menjadi laki-laki pemberani.Dan aku harus menjadi sepertinya.Ketangguhan menyibak tirai untuk terang benderang jalan kehidupan.Untuk berbagi kebahagiaan.Hidup bukan untuk diri sendiri.Tapi hidup kian bermakna ketika hidup juga untuk kehidupan yang lain
Ya Dani…
Hidup adalah perjuangan, memang itu adanya. Suka dan Duka memang harus dihadapi secara dewasa. Jatuh dan bangun adalah hal biasa. Kita diberi kesempatan hidup, kesempatan untuk menjalani kehidupan luar biasa dan tak sekedar kehidupan biasa tanpa berbuat apa-apa. Perjuangan membutuhkan pengorbanan, tak kan ada perjuangan tanpa pengorbanan.
"Akhi" …
BUKAN namanya Perjuangan ketika Menyerah menghadapi kesulitan
BUKAN namanya Perjuangan ketika putus asa di tengah jalan
BUKAN namanya Perjuangan ketika berdiam diri diantara banyak kesempatan
BUKAN namanya Perjuangan ketika tak segera BANGKIT dari Keterpurukan
BUKAN namanya Perjuangan jika tak disertai Kesungguhan
BUKAN namanya Perjuangan Lari dari kancah peperangan
BUKAN namanya Seorang Pejuang yang banyak angan-angan tanpa merealisasikan dengan PERBUATAN
Akan Tetapi
Perjuangan adalah Kegigihan di tengah badai kesulitan
Perjuangan adalah Ketangguhan dalam setiap KEADAAN
Perjuangan adalah Semangat meraih kesempatan
Perjuangan adalah Bersegera BANGKIT dari Keterpurukan
Perjuangan adalah keberanian menjawab tantangan
Dan Seorang Pejuang adalah realisator sebuah Ma’na dalam Perbuatan
Saatnya menyusun harapan menatap masa depan, maafkan masa lalu dan tutup selama-lamanya, saatnya membuka lembar yang baru. Menjadi "Dani" yang baru, "Dani" yang tangguh dalam kondisi apapun, "Dani" yang lahir sebagai pejuang kehidupan.
Read More …

Setiap kita sangat pasti memiliki cita-cita, impian, keinginan dan semacamnya. Disaat impian itu sudah matang berikut perencanaan untuk mendapatkannya. Maka dengan semangat baja kita berusaha keras mengeluarkan seluruh modal kita, keahlian serta potensi untuk mewujudkan impian-impian itu. Tak jarang pikiran terperas, tenaga terkuras, tubuh basah berpeluh keringat, atau bahkan luka-luka berbekas di sekujur tubuh kita.

Namun terkadang setelah semua itu, bukan impian yang terwujud tetapi sesuatu yang ditakuti hampir semua orang. Sebuah tulisan besar dengan kalimat yang sangat jelas muncul tepat di hadapan kita “ANDA GAGAL.”

Tak dapat di pungkiri, realitas ini seringkali membuat kita kecewa, terlepas besaran kekecewaan itu. Kemudian ungkapan-ungkapan motivasi berdatangan untuk memulihkan semangat kita, “kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”/ ”kegagalan adalah tiket menuju keberhasilan” dan banyak lagi kata-kata motivasi lainnya.Terlepas dari semua itu, ada hal yang seharusnya kita sebagai muslim evaluasi lebih mendalam, yaitu nilai kapasitas/kualitas diri kita. Akan selalu ada hukum alam, hukum sebab akibat. Seperti, benda jatuh karena ada gravitasi, benda beku karena dingin, kertas terbakar karena terkena api dll. Begitupun saat kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan setelah semua dikerahkan. Sebuah kalimat yang seharusnya ada dibenak kita adalah “Allah Maha tahu, saya belum siap untuk itu…” Karena setiap kejadian yang terjadi tidak terlepas dari kehendak Allah.

Ketika ada seorang anak kecil bermain perang-perangan kemudian sang anak meminta kepada Ayahnya pistol asli berisi peluru tajam. Maka sangat pasti sang Ayah tidak akan mengabulkan. Mengapa? Karena sang Ayah tahu, anaknya belum siap untuk itu. Tetapi akan ada suatu masa sang anak mendapatkannya bahkan tanpa harus meminta yaitu saat ia sudah beranjak dewasa kemudian menjadi seorang anggota polisi, pistol akan diberikan kepadanya. Sama halnya dengan kita, jika kapasitas kita baik keilmuan maupun pengalaman belum mencukupi untuk menerima yang kita inginkan maka Allahpun tidak akan memberikannya.

Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita, Karena Allah tidak ingin kita terpuruk, terjerumus kepada kenistaan yang menjadikan kita termasuk orang-orang yang ingkar kepada-Nya. Allah menjaga diri kita. Allah Maha Tahu nilai kapasitas kita, maka Dia pun akan memberikan yang sesuai untuk kita. Jika kapasitas kita menurut Allah baru bisa menangani warung, maka Dia pun akan memberikan warung kepada kita bukan perusahaan besar dengan ribuan pekerja dibawahnya. Jadi yang seharusnya kita lakukankan adalah selalu meningkatkan kualitas dan kapasitas diri kita. Karena ketika kualitas dan kapasitas kita sudah mencukupi untuk memimpin perusahaan besar, maka Allah pun akan memberikannya untuk kita

Oleh karenannya berhenti belajar, berhenti mencoba adalah tips jitu menuju kesengsaraan. Mengambil istilah Andreas Harefa dalam bukunya “On Becoming a Learner” kita seharusnya menjadi MANUSIA PEMBELAJAR, bahkan lebih dari pada itu menjadi a Fast Learner, pembelajar cepat. Yang selalu mengambil hikmah dari apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasa dan kita baca. Semoga Allah bersegera mewujudkan impian kita.
Read More …

Sementara sejumlah pemimpin dunia merendahkan diri mereka dengan bersuka cita merayakan 60 tahun berdirinya "negara" Zionis Israel, warga Palestina merayakan hari kelabu itu dengan menerbangkan ribuan layang-layang, melepaskan balon-balon dan mengibarkan bendera-bendera yang semuanya berwarna hitam di langit Al-Quds, wilayah Yerusalem Timur yang dijajah Israel.
Warna hitam menandai hari kelam bagi warga Palestina yang tanah dan rumah-rumahnya dirampas gerombolan Yahudi Zionis yang ingin mendirikan "negara" dengan cara paksa di tanah Palestina. Ketika itu, gerombolan Yahudi Zionis mengusir warga Palestina dari tanah airnya sendiri, sehingga banyak di antara mereka yang kini hidup di pengungsian dan tidak pernah mendapat izin dari rejim Zionis untuk kembali lagi ke tanah kelahiran mereka.
Hari ini, 15 Mei, 60 tahun sudah gerombolan Yahudi Zionis membawa malapetaka bagi rakyat Palestina. Komite Peringatan Hari Nakba (Hari Malapateka) Nasinal di Palestina menggelar kampanye "21.915 Balon Hitam", angka itu melambangkan jumlah hari (365 hari x 60 tahun) penjajahan Zionis Israel terhadap bangsa Palestina.
"Pada tanggal 15 Mei, kami akan melepas 21.915 balon-balon berwarna hitam ke langit Al-Quds, " demikian bunyi pernyataan panitia kampanye yang dimuat di situs jaringan pertemanan Facebook.
Sedikitnya 2.000 orang menyatakan mendukung kampanye itu. Panitia kampanye menyerukan seluruh rakyat Palestina untuk berpartisipasi. "Kami mengajak Anda semua untuk ikut serta dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan melepaskan balon-balon, layang-layang dan mengibarkan bendera berwarna hitam, " demikian bunyi seruan mereka.
Di dalam balon-balon itu, akan diselipkan surat dari anak-anak Palestina berisi ungkapan perasaan mereka tentang Hari Nakba dan masa depan Palestina.
Menurut Komite Peringatan Hari Nakba Nasional di Palestina, kampanye itu mereka lakukan untuk mengimbangi perayaan berdirinya "negara" Zionis Israel yang dilakukan warga Israel dan sejumlah tokoh dunia. Dalam pernyataannya mereka menulis, "Tujuan kami adalah mengubah warna langit di tengah suka cita Israel. Supaya orang-orang tahu, ada sisi lain dari kisah berdirinya Israel, sebuah sisi yang penuh luka hati, penderitaan dan perampasan."
Balon-balon berwarna hitam itu rencananya akan diterbangkan pada saat Presiden AS George W. Bush yang sedang berkunjung ke Israel, memberikan pidatonya di hadapan parlemen Israel hari ini, Kamis (15/5). "Ini akan menjadi jawabab bagi pidato Bush dan sikap AS yang bermusuhan dengan kami, " kata mereka.
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mengecam Israel yang menggelar pesta gala dalam peringatan 60 tahun berdirinya "negara" Zionis itu. "Saya katakan pada warga Israel, bagaimana Anda bisa berpesta sementara rakyat Palestina menderita? Bagaimana Anda merasakan kebebasan dengan cara merampas tanah dan kemerdekaan orang lain? Bagaimana Anda bisa berpesta sementara rakyat Palestina menderitaa akibat pemukiman-pemukiman yang Anda bangun, kejahatan yang dilakukan warga Anda, blokade yang Anda lakukan dan kekejaman yang dilakukan tentara-tentara Anda? " tandas Fayyad.
Read More …

Bersemangat dalam menyambut panggilan da'wah menunjukkan adanya keseriusan (jiddiyah) karena keseriusan adalah salah satu ciri kader militan. Keimanan seseorang belum sempurna kecuali apabila mendengar panggilan Allah dan Rasul-Nya segera menyambut panggilan tersebut dengan senang hati dan penuh semangat, Al-Qur'an mengingatkan kita tentang hal itu

"Hai orang--orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan". (Al-Anfal :24 ).


Kader da'wah apabila mendengar panggilan da'wah ia sambut dengan kata-kata "sam'an wa tha'atan" (kami dengar dan kami taati) "labaik wa sa'daik" (kami siap melaksanakan perintah dengan senang nati). Para sahabat Rasul di saat menjelang perang Badar, ketika Rasul ingin mengetahui kesiapan mereka untuk perang menghadapi musyrikin Quraisy, mengingat tujuan awal mereka bukan untuk perang tetapi untuk menghadang kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, namun kafilah itu berhasil meloloskan diri dari hadangan kaum muslimin, maka Rasul bermusyawarah dengan mereka tentang apa harus dilakukan.

Dari kalangan Muhajirin Abu Bakar dan Umar bin Khattab menyambut baik untuk terus maju ke medan pertempuran. Sedangkan Miqdad bin `Amru mengatakan :

"Wahai Rasulullah, laksanakanlah apa yang telah diberitahukan Allah kepadamu, kami tetap bersamamu. Demi Allah kami tidak akan mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan Bani Israel kepada Nabi Musa,yaitu "Pergilah kamu bersama Rabbmu dan berperanglah, kami tetap duduk di sini". Tetapi yang kami katakan kepadamu adalah : "Pergilah kamu bersama Rabbmu dan berperanglah, kami ikut berperang bersamamu". Demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran, seandainya kamu mengajak kami ke Barkul Ghimad (suatu tempat di Yaman, red ) pasti kami tetap mengikutimu sampai di sana.

Setelah sahabat Muhajirin, sahabat Anshar yang diwakili oleh Sa'ad bin Mu'adz menyampaikan sikapnya :

"Kami telah beriman kepadamu dan kami bersaksi bahwa apa yang kamu bawa adalah benar, atas dasar itu kami telah menyatakan janji untuk senantiasa taat dan setia kepadamu. Wahai Rasulullah lakukanlah apa yang kau kehendaki, kami tetap bersamamu.Tidak ada seorangpun diantara kami yang mundur dan kami tidak akan bersedih jika kamu menghadapkan kami dengan musuh esok hari. Kami akan tabah menghadapi peperangan dan tidak akan melarikan diri. Semoga Allah akan memperlihatkan kepada kamu apa yang sangat kamu inginkan dari kami. Marilah kita berangkat untuk meraih ridha Ilahi.

Dalam riwayat lain, bahwa Saad bin Muadz berkata kepada Rasulullah,

"Barang kali kamu khawatir jika kaum Anshar memandang bahwa mereka wajib menolongmu hanya di negeri mereka. Saya sebagai wakil kaum Anshar menyatakan, jalankan apa yang kau kehendaki, jalinlah persaudaraan dengan siapa saja yang kau kehendaki dan putuskanlah tali persaudaraan dengan siapa saja yang kau kehendaki. Ambillah harta benda kami sebanyak yang kau perlukan dan tinggalkanlah untuk kami seberapa saja yang kamu sukai, apa saja yang kau ambil dari kami itu tebih kami sukai daripada yang anda tinggalkan. Apapun yang kamu perintahkan maka kami akan mengikutinya, demi Allah jika kamu berangkat sampai ke Barkul Ghimad kami akan berangkat bersamamu, demi Allah seandainya kamu menghadapkan kami pada lautan kemudian kamu terjun ke dalamnya maka kamipun akan terjun ke dalamnya bersamamu. (Rakhikul Makhtum 285-286 ).

Hasan Al-Banna berkata da'wah pada tahap pembinaan (takwin) shufi disisi ruhiyah dan askari (kedisiplinan) dari sisi amaliyah (operasional), slogannya adalah amrun wa thoatun (perintah dan laksanakan ) tanpa ada rasa bimbang, ragu, komentar, dan rasa berat'. (Risalah Pergerakan 2)
Read More …

Suatu hari satu pertempuran telah berlaku di antara pihak Islam dengan pihak Musyrik. Kedua-dua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan antara satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika dan kedua-dua pihak pulang ke markas masing-masing.
Di sana Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabat telah berkumpul membincangkan tentang pertempuran yang telah berlaku itu. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di ruang mata. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka iaitu, Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar membaham mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah mulut ketika itu.

"Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman," kata salah seorang sahabat.
Mendengar perkataan itu, Rasulullah pun menjawab, "Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka."
Para sahabat menjadi hairan mendengar jawapan Rasulullah itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam boleh masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara satu sama lain apabila mendengar jawapan Rasulullah itu.
Rasulullah sedar para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas baginda berkata, "Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya."

"Dia melakukan perbuatan itu adalah kerana dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan kerana berlawan dengan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihatkan keadaannya yang parah, ramai orang menyangka yang dia akan masuk syurga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka."
Menurut Rasulullah S.A.W lagi, sebelum dia mati, Qotzman ada mengatakan, katanya, "Demi Allah aku berperang bukan kerana agama tetapi hanya sekadar menjaga kehormatan kota Madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku. Kalau tidak kerana itu, aku tidak akan berperang."

Riwayat ini telah dirawikan oleh Luqman Hakim.
Read More …

Indahnya kisah persahabatan, terukir manis dalam lipatan sejarah dari masa ke masa. Setiap goresan syarat akan nilai-nilai pengertian, kasih sayang, kerelaan berkorban, pembelaan, kesetiaan dan pengabdian. Bahkan legenda persahabatan antara Rosululah dan Abubakar telah membuktikan sebuah keabadian cinta yang didasarkan pada kecintaan terhadap Alloh SWT. Betapa mudahnya Abubakar berkata “ Karena aku tak ingin Kau terbangun Ya Rosulullah” ditengah derai air mata saat kakinya dipatuk ular karena ia enggan menggoyangkan tubuhnya untuk menghindar dari patukan ular tersebut. Ia tak ingin Rosululloh yang tengah terlelap dipundaknya terbangun atas gerakan tubuhnya. Subhanalloh, kekuatan apakah yang mampu mendorong seseorang untuk berkorban demi orang yang ia kasihi, selain kekuatan cinta ?

Namun ada kalanya, ketika tinta-tinta persahabatan ditautkan ada saja coretan-coretan kesalahan yang terpatri didalam guliran masa. Berbagai pertengkaran kecil kerap mewarnai keserasian warna cinta antara insan yang berbeda rasa dan asa. Ketidaksesuaian pandangan, sifat, selera, hobi, cita-cita, lingkungan ataupun jalan hidup seringkali menjadi alasan utama akan terjadinya benturan kepentingan dan emosi. Ungkapan kemarahan & kebencian seolah menyeruak dari lubuk hati ke permukaan. Tak segan-segan hinaan, ejekan ataupn sindiran terlontar tanpa kendali, bagaikan belati yang menebas segala keceriaan.

Rasanya tak adil jika sebuah simpul persahabatan yang suci, harus terurai helai demi helai hanya karena keegoisan yang bertahta dihati. Bukankah Alloh menciptakan perbedaan antar sesama individu agar manusia saling melengkapi & Bantu membantu satu sama lain ? Bukankah perbedaan itulah yang membuat dunia lebih berwarna ? Tapi ada saja di sudut hati kita yang masih “egois” dan “tak mau mengalah” ketika menghadapi suatu dilema dan problematika.

Diluar itu semua, salah satu kekuatan yang paling nyata dari seorang sahabat sejati adalah “memaafkan“. Pun ketika sebuah pertalian persahabatan tak seindah uraian para pujangga atau ketika serpihan-serpihan duka melukai hatinya. Luar biasanya, kekuatan maaf itu mampu melibas setiap kekurangan yang terlihat, menyembuhkan luka yang terpatri, dan mengukuhkan kasih sayang yang telah lama terjalin.
Mungkin sebuah PR besar bagi kita semua untuk merenungi sahabat seperti apakah kita ?
Wallahualam bishawab.

Kawan, apakah kau biarkan orang-orang yang kau kasihi pergi dari sisimu satu persatu. Ataukah kau biarkan keegoisan tetap setia menemanimu ? Bukalah pintu maaf itu & lupakan riak kecil yang pernah menghempas relungmu. Anyamlah kembali simpul-simpul persahabatan yang pernah terurai dan terlepas dari genggamanmu. Temuilah mereka dan hadirkan senyum terbaikmu. Berikan pengertian dan maafmu. Percayalah dibalik ketegaran mereka, ada harapan yang digantungkan padamu….
Read More …

Karena bersaudara di jalan ALLAH telah menjadi kepentingan dakwah-Nya, maka "kerugian apapun" yang diderita saudara-saudara dalam iman dan da'wah, yang ditimbulkan oleh kelesuan, permusuhan ataupun pengkhianatan oleh mereka yang tak tahan beramal jama'i, akan mendapatkan ganti yang lebih baik. "Dan jika kamu berpaling, maka ALLAH akan gantikan dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan jadi seperti kamu" (Qs. 47: 38).

Masing-masing kita punya pengalaman pribadi dalam da'wah ini. Ada yang sejak 10 tahun terakhir dalam kesibukan yang tinggi, tidak pernah terganggu oleh kunjungan yang berbenturan dengan jadwal da'wah atau oleh urusan yang merugikan da'wah. Mengapa ? Karena sejak awal yang bersangkutan telah tegar dalam mengutamakan kepentingan da'-wah dan menepiskan kepentingan lainnya. Ini jauh dari fikiran nekad yang membuat seorang melarikan diri dari tanggungjawab keluarga.
Ada seorang ikhwah sekarang sudah masuk jajaran masyaikh. Dia bercerita, ketika menikah langsung berpisah dari kedua orang tua masing-masing, untuk belajar hidup mandiri atau alasan lain, seperti mencari suasana yang kondusif bagi pemeliharaan iman menurut persepsi mereka waktu itu. Mereka mengontrak rumah peak sederhana. "Begitu harus berangkat
berda'wah mendung menggantung di wajah pengantinku tercinta", tuturnya. Dia tidak keluar melepas sang suami tetapi menangis sedih dan bingung, seakan doktrin da’wah telah mengelupas. Kala itu jarang da’i dan murabbi yang pulang malam apalagi petang hari, karena mereka biasa pulang pagi hari. Perangpun mulai berkecamuk dihati, seperti Juraij sang abid yang kebingungan karena kekhususan ibadah (sunnah) nya terusik panggilan ibu. "Ummi au shalati : Ibuku atau shalatku?" Sekarang yang membingungkan justru "Zauji au da’wati" : Isteriku atau da’wahku ?".
Dia mulai gundah, kalau berangkat istri cemberut, padahal sudah tahu nikah dengannya risikonya tidak dapat pulang malam tapi biasanya pulang pagi, menurut bahasa Indonesia kontemporer untuk jam diatas 24.00. Dia katakan pada istrinya : "Kita ini dipertemukan oleh Allah dan kita menemukan cinta dalam da’wah. Apa pantas sesudah da’wah mempertemukan kita lalu kita meninggalkan da’wah. Saya cinta kamu dan kamu cinta saya tapi kita pun cinta Allah". Dia pergi menerobos segala hambatan dan pulang masih menemukan sang permaisuri dengan wajah masih mendung, namun membaik setelah beberapa hari. Beberapa tahun kemudian setelah beranak tiga atau empat, saat kelesuan menerpanya, justru istri dan anak-anaknyalah yang mengingatkan, mengapa tidak berangkat dan tetap tinggal dirumah? Sekarang ini keluarga da’wah tersebut sudah menikmati berkah da’wah.
Lain lagi kisah sepasang suami istri yang juga dari masyarakat da’wah. Kisahnya mirip, penyikapannya yang berbeda. Pengantinnya tidak siap ditinggalkan untuk da’wah. Perang bathin terjadi dan malam itu ia absen dalam pertemuan kader (liqa’). Dilakukan muhasabah terhadapnya sampai menangis-menangis, ia sudah kalah oleh penyakit "syaghalatna amwaluna waahluna : kami telah dilalaikan oleh harta dan keluarga" (Qs. 48:11). Ia berjanji pada dirinya : "Meskipun terjadi hujan, petir dan gempa saya harus hadir dalam tugas-tugas da’wah". Pada giliran berangkat keesokan harinya ada ketukan kecil dipintu, ternyata mertua datang. "Wah ia yang sudah memberikan putrinya kepadaku, bagaimana mungkin kutinggalkan?". Maka ia pun absen lagi dan dimuhasabah lagi sampai dan menangis-nangis lagi. Saat tugas da'wah besok apapun yang terjadi, mau hujan, badai, mertua datang dll pokoknya saya harus datang. Dan begitu pula ketika harus berangkat ternyata ujian dan cobaan datang kembali dan iapun tak hadir lagi dalam tugas-tugas dak-wah. Sampai hari ini pun saya melihat jenis akh tersebut belum memiliki komitmen dan disiplin yang baik. Tidak pernah merasakan memiliki kelezatan duduk cukup lama dalam forum da’wah, baik halaqah atau pun musyawarah yang keseluruhannya penuh berkah. Sebenarnya adakah pertemuan-pertemuan yang lebih lezat selain pertemuan-pertemuan yang dihadiri oleh ikhwah berwajah jernih berhati ikhlas ? Saya tak tahu apakah mereka menemukan sesuatu yang lain, "in lam takun bihim falan takuna bighoirihim".
Read More …

Cerita ini diambil dari kisah Mba Fery TRACS

“ Pagi ini aku jatuh cinta nih “ Desahku lirih. Tiba-tiba sahabat-sahabat yang berjalan disampingku segera menghentikan langkah mereka yang cepat. Dengan sigap mereka mengerumuniku. Lalu Rina mencengkram pundakku keras, sehingga membuatku meringis kesakitan. Sedangkan Nisa, langsung meletakkan punggung tangan kanannya di keningku. Duh, padahal aku kan gak sakit ?
“ Nggak ngelindur kan ? “ Ucap Rini masih dengan mata yang tertuju padaku.
“ Sama siapa ? Emang udah siap nikah gitu ? “ Timbal Eka panik.
“ Istigfar Ukh, kita kan masih sekolah ,” Pekik Devi bingung.
Akupun tambah kaget melihat respon yang diberikan sahabatku. Aku mencoba melepaskan cengkraman mereka, abis sakit sekali. Tapi pandangan meraka tak mau lepas dari mataku. Seolah-olah meraka ingin menelanjangi pikiranku yang kalut dan resah.
“ Maksudku….” Aku coba angkat bicara untuk menjelaskan.
“ Jangan keluar Ukh, bentar lagi kan UNAS ? “ Celetuk Dien yang memotong pembicaraanku.
“ Hah” aku menatap sahabat-sahabat yang kucintai dengan heran. Tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Dengan susah payah aku berusaha lari. Tapi mereka tetap menahanku.
“ Afwan Ukh, tapi saya….” Belum selesai aku bicara, Rina malah memelukku dengan erat.
“ Maafin yah kita kurang peka. Harusnya kami menyadarinya dari dulu, “ Ungkapnya tulus.
Gawat. Aku makin melongo. Kok nggak nyambung. Aku tak tau pasti, apa yang berkecambuk dalam pikiran sahabat-sahabatku. Tapi aku merasa mereka sangat mengkhawatirkanku.
“ Akhwat fillah…..” Ucapku sambil mengusap air mata.
“ Pagi ini aku jatuh cinta pada kalian yang selalu menerimaku dan mengasihiku. Pagi ini aku jatuh cinta pada tanaman & binatang yang selalu mengiringi perjalanan kita dengan dzikir. Pagi ini aku jatuh hati pada persahabatan yang kita rajut dalam ikatan keimanan & rabithah. Pagi ini aku makin jatuh cinta pada jalan dakwah yang telah membuat hidupku penuh cahaya. Dan pagi ini, aku ingin menikmati lezatnya cinta Kepada Alloh bersama kalian dalam kecintaan yang berbalut kelembutan dan kekokohan aqidah, “ Ungkapku sambil melepaskan cengkraman mereka. “ Jelas….” Tegasku.
Dengan segera aku berlari kecil meninggalkan mereka yang masih melongo.
“ Idihhhh, bikin kaget aja ,” Ungkap Devi sambil mengejarku. Aku terus berlari. Tapi tanpa kusadari ada tangan yang menarik dan memeluk tubuhku. “ Kena “ Pekik Nisa riang. “ Ana uhibbuki fillah “ desahnya lirih di telingaku. Lalu cubitanpun mendarat ditubuhku dari teman-teman yang lain.
Tak terasa air mataku menetes, haru. Rasanya mereka curang, karena aku makin jatuh cinta pada mereka. Satu hal yang sangat kusyukuri pagi ini. Aku masih mamiliki kesempatan untuk bersama dengan sahabatku dalam melewati jalan dakwah ini.
“ Wah, udah jam 07.00 nih “ Eka menjerit spontan.
“ Gawat kita terlambat sekolah !!” Ungkapku panik.
Ups, semoga gerbang sekolah belum ditutup. Jadi udahan dulu yah. Kita mau lari dulu nih….
Read More …

Ketika sore tadi ada sebuah sms tausiyah yang masuk dari seorang sahabat yang berisi,
Kalau kita bertanya tentang persoalan apa yang menyebabkan kita resah dan gelisah,maka jawabannya pasti urusan dunia yang fana ini,tidak ada manusia yang gelisah karena memikirkan urusan akherat kelak.”

Ketika membaca sms itu,tiba-tiba hati ini tergerak dan bangkit kembali dari angan-angan yang beberapa hari ini menyelimuti diri ini.Emang beberapa hari kebelakang hati ini agak sedikit kacau,mungkin hati ini sedang mengalami penyakit yang cukup berbahaya,penyakit yang sering disebut VMJ (Virus Merah Jambu ).Yaa Allah..............

Penyakit ini bermula ketika hari senin (06/10/08),ketika hendak pergi belanja untuk kebutuhan kemping.Ketika itu dari kejauhan terlihat seorang akhwat dengan pakaian serba biru sedang berdiri didepan jalan,mungkin dia sedang menunggu angkot.Karena tempat akhwat itu berdiri sama dengan arah tempat untuk membeli kebutuhan kemping,mau tidak mau pasti melewati akhwat tersebut.
Ketika jarak kami hanya sekitar 2m lagi,akhwat itu memberikan sebuah senyuman yang sangat manis.Ya Allah ternyata dia.....

Ternyata dia adalah sahabat yang sangat akrab di salah satu organisai yang saya ikuti.Karena sudah cukup lama kami tidak bertemu,akhirnya sekitar 10 menitan kami bercakap-cakap seputar kegiatan kami masing-masing.Selama kami mengobrol ada sebuah perasaan aneh di dalam hati ini,tidak seperti biasanya.Saat itu hati ini sangat kacau balau,bahkan jantung inipun berdetak lebih cepat dari biasanya.Padahal sebelumnya ketika ngobrol dengannya bahkan dia sering curhat tentang masalahnya tapi saat itu tak ada perasaan sedikitpun.Tapi mengapa saat ini perasaan ini muncul ketika setelah lama kami tidak bertemu....????

Ketika di hendak pergi, diikuti dengan senyumnya dia berkata “Akh ana senang curhat ama antum,moga kita bisa selalu bersama baik di dunia ini atau di akhirat kelak.”

Setelah pertemuan itu saya selalu ingat padanya,hingga banyak amanah yang terselesaikan dengan baik.
Ya Allah saya tau cinta itu adalah fitrah.Tapi kumohon ya Allah... jagalah cinta ini agar diri ini tak terjebak didalam cinta makhlukMu.Diri ini sadar bahwa Engkau pencemburu maka dari itu jangan biarkan perasaan ini membelenggu diri ini hingga melalaikan perintahMu.

Terima kasih ya Allah Engkau telah mengingatkan diri ini melalui sebuah sms yang dikirim oleh sahabat.Terima kasih juga karena Kau telah memberikan sahabat-sahabat yang selalu memotivasi untuk terus berjuang di jalanMu yang mulia ini.
Read More …