Cerita ini diambil dari kisah Mba Fery TRACS
“ Pagi ini aku jatuh cinta nih “ Desahku lirih. Tiba-tiba sahabat-sahabat yang berjalan disampingku segera menghentikan langkah mereka yang cepat. Dengan sigap mereka mengerumuniku. Lalu Rina mencengkram pundakku keras, sehingga membuatku meringis kesakitan. Sedangkan Nisa, langsung meletakkan punggung tangan kanannya di keningku. Duh, padahal aku kan gak sakit ?
“ Nggak ngelindur kan ? “ Ucap Rini masih dengan mata yang tertuju padaku.
“ Sama siapa ? Emang udah siap nikah gitu ? “ Timbal Eka panik.
“ Istigfar Ukh, kita kan masih sekolah ,” Pekik Devi bingung.
Akupun tambah kaget melihat respon yang diberikan sahabatku. Aku mencoba melepaskan cengkraman mereka, abis sakit sekali. Tapi pandangan meraka tak mau lepas dari mataku. Seolah-olah meraka ingin menelanjangi pikiranku yang kalut dan resah.
“ Maksudku….” Aku coba angkat bicara untuk menjelaskan.
“ Jangan keluar Ukh, bentar lagi kan UNAS ? “ Celetuk Dien yang memotong pembicaraanku.
“ Hah” aku menatap sahabat-sahabat yang kucintai dengan heran. Tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Dengan susah payah aku berusaha lari. Tapi mereka tetap menahanku.
“ Afwan Ukh, tapi saya….” Belum selesai aku bicara, Rina malah memelukku dengan erat.
“ Maafin yah kita kurang peka. Harusnya kami menyadarinya dari dulu, “ Ungkapnya tulus.
Gawat. Aku makin melongo. Kok nggak nyambung. Aku tak tau pasti, apa yang berkecambuk dalam pikiran sahabat-sahabatku. Tapi aku merasa mereka sangat mengkhawatirkanku.
“ Akhwat fillah…..” Ucapku sambil mengusap air mata.
“ Pagi ini aku jatuh cinta pada kalian yang selalu menerimaku dan mengasihiku. Pagi ini aku jatuh cinta pada tanaman & binatang yang selalu mengiringi perjalanan kita dengan dzikir. Pagi ini aku jatuh hati pada persahabatan yang kita rajut dalam ikatan keimanan & rabithah. Pagi ini aku makin jatuh cinta pada jalan dakwah yang telah membuat hidupku penuh cahaya. Dan pagi ini, aku ingin menikmati lezatnya cinta Kepada Alloh bersama kalian dalam kecintaan yang berbalut kelembutan dan kekokohan aqidah, “ Ungkapku sambil melepaskan cengkraman mereka. “ Jelas….” Tegasku.
Dengan segera aku berlari kecil meninggalkan mereka yang masih melongo.
“ Idihhhh, bikin kaget aja ,” Ungkap Devi sambil mengejarku. Aku terus berlari. Tapi tanpa kusadari ada tangan yang menarik dan memeluk tubuhku. “ Kena “ Pekik Nisa riang. “ Ana uhibbuki fillah “ desahnya lirih di telingaku. Lalu cubitanpun mendarat ditubuhku dari teman-teman yang lain.
Tak terasa air mataku menetes, haru. Rasanya mereka curang, karena aku makin jatuh cinta pada mereka. Satu hal yang sangat kusyukuri pagi ini. Aku masih mamiliki kesempatan untuk bersama dengan sahabatku dalam melewati jalan dakwah ini.
“ Wah, udah jam 07.00 nih “ Eka menjerit spontan.
“ Gawat kita terlambat sekolah !!” Ungkapku panik.
Ups, semoga gerbang sekolah belum ditutup. Jadi udahan dulu yah. Kita mau lari dulu nih….
Categories:
Kisah Hikmah,
Motivasi,
Renungan