Setiap kita tentunya punya sahabat. Beragam kesan dan makna menghiasi lembaran ceritanya. Defenisi sahabat biasanya selalu tertuju pada orang-orang yang kita rutin dan paling sering berinteraksi dengan mereka. Tanpa kita sadari sesungguhnya mereka pun turut mewarnai kehidupan kita. Bahkan, sahabat merupakan bagian yang melekat erat dari apa yang menjadi faktor pembentuk karakter kita yang khas. Kita adalah apa yang menjadi kebiasaan diri kita. Dan pastinya, kebiasan perilaku yang terjalin di dalam interaksi persahabatan ini lambat laun juga akan mempengaruhi karakter yang akan terbina.
Nabi Muhammad saw adalah manusia sempurna yang patut diteladani segala sifat, sikap, dan tingkah lakunya.Namun ada hal menarik pada diri beliau yang jarang diungkap oleh para sejarahwan, yaitu mengenai senyum Rasulullah. Sepintas hal itu mungkin tampak sepele dan tak berarti. Padahal bila dikaji lagi, dampaknya sungguh luar biasa. Banyak keberhasilan Rasulullah dalam misinya sebagai penyebar agama Tauhid dikarenakan senyum dan keramahannya. Dengan hal itu pula maka Rasulullah berpengaruh kuat dalam pergaulan sehari-hari, sehingga beliau dicintai dan disegani oleh kawan maupun lawan.
Pribadi yang selalu diliputi oleh senyuman akan lebih mudah mencapai keberhasilan ketimbang pribadi yang lebih kerap bermuram durja.
Rasulullah menyadari benar manfaat senyuman. Dengan senyuman akan mudah menguasai hati orang lain karena orang akan lebih bersimpati kepada mereka yang tampil dengan senyuman pada kesempatan pertama. Sesuatu yang tak dapat diraih oleh mereka yang selalu tampil dengan wajah muram karena penderitaan. Senyum adalah kunci rahasia untuk membuka dialog yang menarik dan menyenangkan orang lain.
Seseorang yang dalam keadaan riang gembira akan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk berpikir lebih obyektif, sehingga dapat memilih kata-kata dan ucapan yang baik, mengambil keputusan dengan cara yang tepat dan baik pula. Maka kemungkinan untuk berhasil pun menjadi lebih besar. Senyum merupakan bukti dari kerelaan dan keriangan hati, juga dapat digunakan untuk menetralisasi suasana tegang dan mengakrabkan hubungan.
Rasulullah saw. adalah orang yang selalu menampakkan wajah berseri-seri, dengan senyumnya yang khas setiap kali bertemu dengan orang lain. Keceriaannya membuat para sahabat betah duduk berlama-lama di dekat beliau. Setiap orang yang baru pertama kali bertemu beliau pasti terkesan oleh senyumannya. Senyum juga merupakan ungkapan perasaan Rasulullah setiap kali menghadapi peristiwa yang lucu, selain merupakan perwujudan akhlak dan perangainya.
Beliau pernah bersabda,
” Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksa memikul beban berat, ia akan menjadi buta.” Senyum adalah cermin kelapangan hati dan kebahagiaan jiwa. Senyum juga dapat menciptakan suasana damai, bersahabat, ramah, dan menyenangkan.
Rasulullah Saw tidak pernah tertawa, kecuali dengan tersenyum. Thabrani meriwayatkan dari Abi Umamah bahwa Rasulullah termasuk orang yang paling banyak tersenyum di antara manusia, juga yang paling baik jiwanya di antara mereka. Sedangkan Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah tidak pernah menceritakan sesuatu, kecuali dengan tersenyum. Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling banyak tersenyum dan menangis. Berwajah manis dan penuh senyum pada orang lain adalah bukti keramahan Rasulullah saw. Beliau pernah bersabda, “ Sesungguhnya keramahtamahan itu memperindah segala sesuatu dan bila dicabut daripadanya akan menjadikannya buruk.”
Pribadi yang selalu diliputi oleh senyuman akan lebih mudah mencapai keberhasilan ketimbang pribadi yang lebih kerap bermuram durja.
Rasulullah menyadari benar manfaat senyuman. Dengan senyuman akan mudah menguasai hati orang lain karena orang akan lebih bersimpati kepada mereka yang tampil dengan senyuman pada kesempatan pertama. Sesuatu yang tak dapat diraih oleh mereka yang selalu tampil dengan wajah muram karena penderitaan. Senyum adalah kunci rahasia untuk membuka dialog yang menarik dan menyenangkan orang lain.
Seseorang yang dalam keadaan riang gembira akan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk berpikir lebih obyektif, sehingga dapat memilih kata-kata dan ucapan yang baik, mengambil keputusan dengan cara yang tepat dan baik pula. Maka kemungkinan untuk berhasil pun menjadi lebih besar. Senyum merupakan bukti dari kerelaan dan keriangan hati, juga dapat digunakan untuk menetralisasi suasana tegang dan mengakrabkan hubungan.
Rasulullah saw. adalah orang yang selalu menampakkan wajah berseri-seri, dengan senyumnya yang khas setiap kali bertemu dengan orang lain. Keceriaannya membuat para sahabat betah duduk berlama-lama di dekat beliau. Setiap orang yang baru pertama kali bertemu beliau pasti terkesan oleh senyumannya. Senyum juga merupakan ungkapan perasaan Rasulullah setiap kali menghadapi peristiwa yang lucu, selain merupakan perwujudan akhlak dan perangainya.
Beliau pernah bersabda,
” Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksa memikul beban berat, ia akan menjadi buta.” Senyum adalah cermin kelapangan hati dan kebahagiaan jiwa. Senyum juga dapat menciptakan suasana damai, bersahabat, ramah, dan menyenangkan.
Rasulullah Saw tidak pernah tertawa, kecuali dengan tersenyum. Thabrani meriwayatkan dari Abi Umamah bahwa Rasulullah termasuk orang yang paling banyak tersenyum di antara manusia, juga yang paling baik jiwanya di antara mereka. Sedangkan Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah tidak pernah menceritakan sesuatu, kecuali dengan tersenyum. Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling banyak tersenyum dan menangis. Berwajah manis dan penuh senyum pada orang lain adalah bukti keramahan Rasulullah saw. Beliau pernah bersabda, “ Sesungguhnya keramahtamahan itu memperindah segala sesuatu dan bila dicabut daripadanya akan menjadikannya buruk.”
Pertengkaran kecil kemarin…cukup jadi lembaran hikmah.. karena aku ingin tetap sahabatmu… mungkin lagu “pertengkran kecil” dan hujan yang turun di malam inilah yang cocok untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi hari ini.Sebuah pertengkaran kecil dengan sahabat dikarenakan keegoisan diri ini.Karena ketidakbisaan diri ini dalam mengatur sebuah amarah dalam diri.
Semoga pertengkaran kecil ini tidak menjadikan sebuah awal dari kehancuran persahabatan kita.Tidak menjadi pemutus tali silaturahim antara kita.Tapi semoga dengan pertengkaran ini bisa menjadikan kita lebih dewasa lagi.Menjadikan kita lebih bisa menjaga perasaan diantara kita.
Mungkin bila kita bisa menyikapi dengan baik permasalahan ini,yakinlah Allah akan memberikan kepada kita hikmah-hikmah yang luar biasa.Yang mungkin saja bisa menguatkan persahabatan kita untuk kedepannya.
Ditulis untuk seorang sahabat,semoga persahabatan kita selalu berada dibawah naunganNya,Amiin
Semoga pertengkaran kecil ini tidak menjadikan sebuah awal dari kehancuran persahabatan kita.Tidak menjadi pemutus tali silaturahim antara kita.Tapi semoga dengan pertengkaran ini bisa menjadikan kita lebih dewasa lagi.Menjadikan kita lebih bisa menjaga perasaan diantara kita.
Mungkin bila kita bisa menyikapi dengan baik permasalahan ini,yakinlah Allah akan memberikan kepada kita hikmah-hikmah yang luar biasa.Yang mungkin saja bisa menguatkan persahabatan kita untuk kedepannya.
Ditulis untuk seorang sahabat,semoga persahabatan kita selalu berada dibawah naunganNya,Amiin
Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia bertanya,
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,
“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.
Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…
Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita.
www.emotivasi.com
Kesabaran bagi setiap orang mutlak dibutuhkan. Tidak ada segala sesuatu itu instan. Dan instanpun butuh proses. Kalau kita jeli melihat keadaan, di dunia ini tidak ada suatu kejadian yang muncul secara tiba-tiba. Tidak ada kebetulan kebetulan. Suatu kejadian yang kita lihat merupakan hasil dari suatu proses yang mendahuluinya. Hanya dengan merenungi hal ini, kita sudah melatih kesabaran.Cara ini memang agak mendalam dan butuh spiritualitas yang matang. Ada cara lain yaitu dengan cerita,begini nih ceritanya.
Alkisah, ada sepasang suami istri yang telah membina rumah tangga 4 tahun. Suami , sebut saja pak Vick Tior adalah pekerja keras, dan sangat mencintai pekerjaanya. Istri , sebut saja Sian Try adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Sang suami, walaupun sangat mencintai pekerjaannya, namun dia juga sangat rajin mengasah spiritualnya dengan bertemu dengan guru guru spiritual. Suatu hari Sang suami ditugaskan kantornya untuk melihat realisasi proyek di luar kota.
Setelah seminggu di luar kota, tiba saatnya untuk pulang kerumah. Sebelum pulang, dia melihat sebuah padepokan lalu muncullah pikirannya untuk mampir sebentar demi mengurangi kepenatannya. Dia bertemu dengan guru di padepokan tersebut dan dipersilakan duduk. Setelah diberi minum dan saling tegur sapa, dia bertanya kepada guru spiritual ini. Guru, bagaimana cara melatih kesabaran? "kata Vick Tior. Lalu Guru menjawab," Mau secara teori atau praktik". Vick Tior bingung, lalu bertanya, "emang kalau teori bagaimana dan praktik bagaimana?" Begini, kata Guru, "Kalau teori, saat anda menghadapi hal yang membuat anda marah, cukup katakan dalam hati " sabar, sabar, sabar, sabar, sabar, sabar, sabar," sampai 7 set. Jadi intinya 49 kali. Maka pada kata ke 49, anda sudah sabar. (ya iyalah, paling tidak kita akan diam selama mengucapkan kata kata itu selama kurang lebih 1 menit).
Vick Tior lalu bertanya;" Lalu kalau praktik bagaimana?" Guru menjawab;"Kalau praktik begini, jika anda menghadapi hal yang membuat anda marah, anda harus praktik jalan tujuh langkah kedepan, sambil setiap langkah mengucapkan dalam hati "Sabar". dan Mundur sebanyak 7 langkah kebelakang, sambil setiap langkah mengucapkan dalam hati "Sabar". Setelah beberapa lama ngobrol, akhirnya Vick Tior pamitan pulang.
Dalam perjalanan pulang, Vick Tior masih merenungi kata kata sang Guru tadi sambil mengangguk angguk, sambil sesekali tersenyum. Sambil melamun, kira kira istri masak apa ya? lagi ngapain dia ya? wah kangen banget nich. Nggak lama kemudian, tibalah sampai di rumah. Agak heran, kok rumah sepi, sesekali terdengar suara yang agak asing dari dalam kamar istrinya. Kemudian dia pelan pelan menuju kamar, dan alangkah terkejutnya, ketika melihat istrinya lagi tidur dengan orang lain dalam satu selimut. Vick Tior marah sekali, mukanya merah, matanya merah, pikiranya kacau dan tanpa pikir panjang dia mengambil golok babi dari dapur, lalu menuju kamar.
Dalam perjalanan ke kamar, dia ingat kata kata gurunya, wah ini praktek atau teori ya. Coba saya praktek langsung. Dengan menahan segala kemarahannya, Vick Tior memilih cara praktek yang diberikan guru spiritualnya tadi siang. Maju 7 langkah dengan mengucapkan "sabar" disetiap langkahnya, kemudian mundur 7 langkah dengan mengucapkan "sabar" disetiap langkahnya. kira kira baru berjalan setengah dari ritualnya itu, istrinya terbangun karena mendengar suara kaki maju mundur. Lalu mencari asal suara, dan bengong karena tidak tau apa yang dilakukan suaminya. Lalu istrinya bertanya" Eh Papa uda pulang? udah lama pa? Lho itu lagi ngapain? lalu suaminya menjawab dengan geram: "Saya ini lagi melatih kesabaran" Eeeehhhmmmmm!! Kamu tidur ama siapa? Haaa? " istrinya menjawab: 'Oooooooh, itu khan mama kamu baru datang dari kampung? Vicktor:" Ha? mama?, hampir aja saya membuat kesalahan fatal jika saya tidak ingat kata guru saya.
Itulah gunanya kesabaran, kita bisa terhindar dari kefatalan dan penyesalan, bahkan bisa menyelamatkan banyak jiwa.
"Janganlah selalu menyelesaikan masalah dengan kekuatan dan kekerasan, akan lebih baik dan damai menyelesaiakannya dengan kelembutan...ini akan lebih indah dan mencapai tujuan kita"Untuk memahami hal ini ada sebuah cerita yang luar biasa nih.Begini nih ceritanya..
Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu BESI dan AIR.Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri.Ia sering menyombong kepada sahabatnya :"Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak".Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.
Suatu hari Besi menantang Air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana.Aturannya :"Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka
maka ia dinyatakan menang."
Besi dan Air pun mulai berlomba .Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam.Besi mulai menunjukkan kekuatannya,Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kerasnya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan Besi pun banyak terluka di sana - sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu,ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya,ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lwat tetapi tidak merusak lainnya.Score Air dan Besi 1 : 0 untuk rintangan ini.
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.Besi merasakan kekuatannya,ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu.Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus,semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi ia pun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu.Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan
tiba dengan cepat didasar gua.Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu Lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini,ia tidak tahu harus berbuat apa,akhirnya ia berkata kepada air :"Score kita 2 : 0,aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"
Air pun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan Sang MATAHARI membantunya untuk menguap.Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan ANGIN untuk meniupnya ke seberang dan mengembunkannya.Maka Air turun sebagai HUJAN.Air menang telak atas Besi dengan score 3 : 0.
Jadikanlah hidupmu seperti AIR.Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras.
Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan.Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.
Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya,ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia.
Air tidak putus asa,Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun.Ia tidak putus asa.
Dan Sekalipun Air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya,padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Kadang kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Tuhan. Jarang sekali kalau kita dapat rahmat melimpah dan kebahagiaan kita teringat bahwa itu pun merupakan ujian dan cobaan dari Tuhan. Ada di antara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula di antara kita yang tegar menghadapinya.
Bukankah Tuhan tidak pernah memberikan beban yang melampui kemampuan manusia? Jadi jika kita menghadapi suatu masalah hadapilah masalah tersebut dengan penuh kepasrahan kepada-NYA. Hanya karena Dia-lah segala sesuatu ada dan tidak ada.
Setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Tuhan. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup
kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.
Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah?
Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke “orang pintar” agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke “kursi” yang lebih empuk?
Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan berbagi rejeki kepada sesama?
Bersabarlah. Karena orang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia Tuhan.
Memang tidak mudah menjadi orang sabar, biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, “Yah.. Sabar kan ada batasnya.” Atau lidah kita berseru, “Sabar sih sabar.. Saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?” Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri.
Karena kita semua adalah adalah milik Tuhan dan kepadaNya-lah kita akan kembali.
Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa, kita berasal dari-Nya, dan baik suka maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Tuhan, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Tuhan.
Apakah kita rela bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang?
Apakah kita rela bila proyek yang sudah di depan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dan diberikan kepada saingan kita?
Apakah kita menjadi iri dan dengki kita bila melihat tetangga kita sudah membeli TV baru, mobil baru atau malah rumah baru?
Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan?
Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Bila kita mampu mengingat dan mengerti arti kalimat tersebut, di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Tuhan akan memberikan “hadiah” yang setimpal di hari penghakiman nanti.
Sudah siapkah kita menerima “hadiah” yang akan di berikan oleh Tuhan di hari penghakiman nanti?
Bukankah Tuhan tidak pernah memberikan beban yang melampui kemampuan manusia? Jadi jika kita menghadapi suatu masalah hadapilah masalah tersebut dengan penuh kepasrahan kepada-NYA. Hanya karena Dia-lah segala sesuatu ada dan tidak ada.
Setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Tuhan. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup
kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.
Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau menerima komisi tak sah jutaan rupiah?
Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke “orang pintar” agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke “kursi” yang lebih empuk?
Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan berbagi rejeki kepada sesama?
Bersabarlah. Karena orang sabar akan selalu mendapat rahmat dan karunia Tuhan.
Memang tidak mudah menjadi orang sabar, biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, “Yah.. Sabar kan ada batasnya.” Atau lidah kita berseru, “Sabar sih sabar.. Saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?” Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia ciptakan sendiri.
Karena kita semua adalah adalah milik Tuhan dan kepadaNya-lah kita akan kembali.
Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa, kita berasal dari-Nya, dan baik suka maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Tuhan, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Tuhan.
Apakah kita rela bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang?
Apakah kita rela bila proyek yang sudah di depan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dan diberikan kepada saingan kita?
Apakah kita menjadi iri dan dengki kita bila melihat tetangga kita sudah membeli TV baru, mobil baru atau malah rumah baru?
Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan?
Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Bila kita mampu mengingat dan mengerti arti kalimat tersebut, di tengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Tuhan akan memberikan “hadiah” yang setimpal di hari penghakiman nanti.
Sudah siapkah kita menerima “hadiah” yang akan di berikan oleh Tuhan di hari penghakiman nanti?
Dalam kehidupan masyarakat, khususnya kehidupan umat Islam, da'wah memiliki kedudukan yang sangat penting. Dengan da'wah, bisa disampaikan dan dijelaskan ajaran Islam kepada masyarakat sehingga mereka menjadi tahu mana yang haq dan mana yang bathil, bahkan da'wah yang baik bukan hanya membuat masyarakat memahami yang haq dan bathil itu, tapi juga memiliki keberpihakan kepada segala bentuk yang haq dengan segala konsekuensinya dan membenci yang bathil sehingga selalu berusaha menghancurkan kebathilan. Manakala hal ini sudah terwujud, maka kehidupan yang hasanah (baik) di dunia dan akhirat akan dapat dicapai.
Karena da'wah memiliki kedudukan yang sangat penting, maka secara hukum da'wah menjadi kewajiban yang harus diemban oleh setiap muslim. Karena itu bila antum tanyakan apa kelebihan mereka yang berda'wah dari masjid ke masjid mungkin bukan karena ilmu yang mereka miliki sudah begitu banyak, juga belum tentu karena kepandaian mereka yang baik dalam menyampaikan ceramah, tapi lebih karena rasa tanggungjawab da'wah yang besar. Merasa memiliki tanggungjawab itulah yang membuat seseorang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Adapun kelemahan dari sisi ilmu, kemampuan menyampaikan pesan da'wah bahkan kepribadian yang belum sempurna akan diusahakan dalam perkembangan selanjutnya, orang bilang akan ditambah sambil jalan. Oleh karena itu, wajibnya berda'wah sudah kita pahami, apalagi ia menjadi sesuatu yang amat dinanti oleh masyarakat. Tinggal persoalannya maukah kita melaksanakan tugas da'wah. Bila mau, potensi diri yang sudah ada pada setiap kita akan kita kembangkan dengan sebaik-baiknya.
Mereka yang telah dan terus berda'wah dari masjid ke masjid bukanlah tanpa kekurangan, ada orang yang yang bersimpati seperti antum namun ada juga yang antipati dan merekapun terusir dari suatu masjid, namun karena merasa bertanggungjawab terhadap da'wah, “lahan da'wah” yang lain masih banyak yang harus digarap. Bagi kita, banyak sekali orang yang harus dibina, namun terus terang kita masih kekurangan pembina, apalagi pembina yang berkualitas bagi dari aspek kepribadian, wawasan maupun kemampuan da'wah.
Hal-hal yang harus kita tiru dari mereka dan ini mereka ada dalam rumusan da'wah yang kita pahami antara lain: Pertama, niat yang ikhlas karena Allah swt, sehingga meskipun da'wah yang harus dilaksanakan itu berat karena beberapa hari harus meninggalkan anak dan isteri serta kesibukan mencari nafkah, tugas da'wah tetap akan dirasakan sebagai sesuatu yang ringan dan menyenangkan. Ada honor atau tidak ada honor da'wah jalan terus, karenanya sesuatu yang naif bila dalam da'wah ada da’i-da’i yang pasang tarif bahkan tarif tinggi serta pasilitas penginapan yang standar bila berada di suatu daerah. Keikhlasan seperti inilah yang membuat da'wah cepat tersebar luas ke berbagai wilayah di dunia, begitulah yang dicontohkan oleh sahabat Muadz bin Jabal yang berda'wah ke Yaman, sahabat Mush’ab bin Umair yang berda'wah ke Yatsrib yang kemudian menjadi Madinah, sahabat Ja’far bin Abi Thalib yang berda'wah ke Habasyah di Afrika dan sebagainya.
Kedua, amal jama’i atau kerjasama sehingga tugas da'wah yang berat itu bisa dipikul bersama sehingga bisa saling meringankan, bukan malah saling memberatkan. Ini pula yang membuat da'wah itu tidak tergantung orang lain, tapi ditanggulangi bersama. Dalam amal jama’I diperlukan dua unsur utama, yaitu qiyadah atau pemimpin yang ikhlas sehingga ia akan selalu mengarahkan perjalanan jamaah kepada jalan da'wah yang benar dan ia tidak akan menyelewengkan jamaah untuk tujuan yang justeru bertentangan dengan da'wah. Disamping itu unsur lainnya adalah jundiyah, pasukan, prajurit atau anggota yang taat, mereka mau taat kepada pemimpin ketika pemimpinnya ikhlas. Karenanya bila ada jundiyah yang tidak taat, salah satu yang harus dikoreksi oleh seorang pemimpin adalah apakah ia masih ikhlas atau sudah ternodai keikhlasannya itu.
Manakala da'wah bisa kita tunaikan dengan sebaik-baiknya, diantara keutamaan yang akan kita peroleh adalah pahala yang amat besar sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw: Barangsiapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala orang yang mengerjakannya (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Tirmudzi).
Ada sebuah cerita nih…hehe… Semoga sahabat semua bisa mengambil setiap hikmah yang terdapat cerita ini.Semoga saja setelah membaca cerita ini bisa menimbulkan semangat baru.Semangat menuju sebuah perubahan yang lebih baik. Ceritanya tentang kehidupan sepasang kekasih.Begini nih ceritanya. ..
Ada seorang ikhwan yang PKS ( Pria Keren Sholeh ) dan akhwat yang PKS ( Perempuan Kerudung Sholehah ),mereka saling mencintai,tapi karena mereka belum siap menikah akhirnya mereka rajin melakukan PKS ( Puasa Kamis Senin ).Merekapun rajin berdoa agar Allah mengizinkan mereka berjuang bersama dalam da’wah ini.Akhirnya beberapa bulan kemudian sang ikhwan pun sudah siap menikah dengan akhwat tersebut.Dan ikhwan itupun sudah PKS ( Pengen Khitbah Secepatnya ).Akhirnya mereka pun menikah dengan PKS ( Pernikahan cuKup Sederhana ).
Setelah menikah,mereka membeli sebuah rumah di Jl.KEBENARAN,komplek penuh keADILan,gang keSEJAHTERAan no 8 RT.08 RW.08. Ternyata rumah mereka sangat BERSIH dan merekapun sangat PEDULI kepada para tentangganya sehingga mereka sangat disenangi di tempat tinggal mereka.
Mereka pun menjadi keluarga yang PKS ( Penuh Kasih Sayang ).Mereka selalu berdoa agar PKS ( Punya Keluarga Sakinah ).Akhirnya beberapa tahun kemudian mereka PKS ( Punya Keturunan Sholeh ).Anak itu pun tumbuh menjadi seorang pemuda yang PKS ( Pintar,Kreatif,Sholeh ).
Pasangan suami istri ini selalu berdoa agar anaknya kelak bisa PKS ( Punya Kehidupan Sejahtera ).Dan tak luput pula di dalam sujudnya mereka selalu berdoa agar menjadi PKS ( Pemilik Kerajaan Surga ).
Bangkitlah Negeriku Harapan Itu Masih Ada..!!!!
*Bagi akhwat yg bingung mencari pasangan hidup.Jangan pernah bingung!!pilih saja PKS (Pria Kaya Saya ),hehe… jangan dianggap bercanda ya,hehe… piss ahhh
Subhanallah.. hanya kalimat inilah yang menurut saya paling pantas untuk menggambarkan betapa dahsyatnya kehidupan yang saya jalani pada bulan Maret 2009.Pada itu banyak sekali kejadian luar biasa yang bisa menyadarkan kelalaian.Dan tidak luput juga kejadian yang begitu dahsyat yang bisa membangkitkan semangat untuk terus berjuang dalam barisan da'wah ini.
Awalnya pada tgl 9 Maret 2009.Ini adalah hari yang sangat menyenangkan karena merupakan hari pertama masuk kuliah lagi setelah liburan panjang.Seperti biasanya kegiatan belajarpun belum dimulai.Acara pada hari itu adalah “Dauroh Ta’rifiyyah” untuk mahasiswa baru.Saya dan sahabat di BEM lainnya menjadi panitia untuk kegiatan itu.Dalam acara tersebut ada yang sangat special karena ada kunjungan alumni lulusan Al-Azhar Mesir yang dulunya merupakan mahasiswa di kampus saya tercinta (Ma’had Al-Imarat).Beliaupun berbagi tentang perjuangan Yahya Al Andalusi dalam menuntu ilmu.Cerita yang sangat luar bisa,yang dapat memotivasi diri dalam menuntut ilmu.
Beberapa hari kemudian tepatnya pada tgl 12Maret 2 009.Haha….Ini hari yang paling seru sekaligus menegangkan,hehe..pada hari ini rasanya sangat malas sekali untuk berangkat kuliah.Tapi saya teringat dengan cerita perjuangan Yahya dalam menuntut ilmu.Karena didorong motivas i tu akhirnya saya berangkat kuliah.Ketika ditengah jalan ada teman yg ngesms mengajak ngenet,tapi saya menolaknya.Singkat ceritanya.. ketika baru saja turun dari angkot tepatnya di samping lap.Tegalega,ada seseorang yang menyapa dan mengajak untuk berbincang2.Lama kelamaan dia akhirnya menodongkan sebuah pisau belati keperut saya dan meminta uang.Dengan refleks,saya menangkisnya.Ketika saya mau balik memukulnya..ternyata tangan saya sudah dipegang dari belakang.Ternyata yang memegang tangan saya itu adalah temen2 nya.Akhirnya oleh ke6 orang itu saya dibawa ke dalam lap.Tegalega.Disana semua barang milik saya digeledah dan mereka mengambilnya dengan paksa.Yang mereka ambil itu awalnya HP n dompet saya.Semua uang yang ada dalam dompet saya itu ada Rp400.000 (awalnya buat beli buku pelajaran).
Sekitar 30 menit saya di “tahan” oleh mereka,selama itu pula mereka curhat mengenai kejahan mereka pada hari itu.Di saat itu hanya doa lah yang bisa saya panjatkan.Akhirnya… Allah mendengar doa saya.Tiba-tiba ada sebuah sms yang masuk ke HP saya.Akhirnya salah seorang dari mereka membaca SMS itu.Akhirnya dia membacakan SMS itu. “Aslm,ustadz ntr sore bisa ngisi materi ga?” itulah isi dari SMS itu.Dari situlah Allah menunjukan kekuasaannya. Setelah membaca SMS itu ada kejadian yang sulit untuk dipercaya,orang yang memegang HP saya itu langsung memberikan kembali HP yang sempat mereka ambil.Lalu ada yang menanyakan kenapa dia memberikan kembali HP tersebut.Dengan muka aneh dia bilang “takut kualat”.Dan ternyata orang itu adalah ketua kelompok mereka.Akhirnya mereka pun hanya mengambil uang saya saja dan menyisakan uang dalam dompet Rp 200.000.Setelah itu mereka membolehkan saya untuk pergi.
Subhanallah ternyata Allah emang Maha Penolong,selama jalan menuju kampus saya pun tidak merasa telah terjadi sesuatu.
Hingga akhirnya teman menanyakan kenapa saya datang telat ke kampus.Akhirnya saya pun menceritakan kejadian pagi itu.dan tanpa sepengetahuan saya dia langsung melaporkan kejadian itu pada Mudir (klo di kampus lain mah Rektor).lalu saya pun di panggil menghadap Mudir dan disuruh menjelaskan kejadian itu(harus pake b.Arab).Setelah mendengar kejadian itu beliau pun langsung menyuruh saya untuk menyuruh datang ke Muhasib (Bendahara) dan memberikan memo yang telah dibuat oleh beliau.ketika saya memo tersebut,Subhanallah ternyata untuk buku pada semester ini GRATIS…!!! Subahanallah itulah kejadian yang sangat luar biasa.Yang tak mungkin bisa dilupakan.Karena pada hari itu begitu banyak hikmah yang bisa diambil.Semoga dengan kejadian itu saya bisa lebih dekat lagi dengan Allah.Amiin
Awalnya pada tgl 9 Maret 2009.Ini adalah hari yang sangat menyenangkan karena merupakan hari pertama masuk kuliah lagi setelah liburan panjang.Seperti biasanya kegiatan belajarpun belum dimulai.Acara pada hari itu adalah “Dauroh Ta’rifiyyah” untuk mahasiswa baru.Saya dan sahabat di BEM lainnya menjadi panitia untuk kegiatan itu.Dalam acara tersebut ada yang sangat special karena ada kunjungan alumni lulusan Al-Azhar Mesir yang dulunya merupakan mahasiswa di kampus saya tercinta (Ma’had Al-Imarat).Beliaupun berbagi tentang perjuangan Yahya Al Andalusi dalam menuntu ilmu.Cerita yang sangat luar bisa,yang dapat memotivasi diri dalam menuntut ilmu.
Beberapa hari kemudian tepatnya pada tgl 12Maret 2 009.Haha….Ini hari yang paling seru sekaligus menegangkan,hehe..pada hari ini rasanya sangat malas sekali untuk berangkat kuliah.Tapi saya teringat dengan cerita perjuangan Yahya dalam menuntut ilmu.Karena didorong motivas i tu akhirnya saya berangkat kuliah.Ketika ditengah jalan ada teman yg ngesms mengajak ngenet,tapi saya menolaknya.Singkat ceritanya.. ketika baru saja turun dari angkot tepatnya di samping lap.Tegalega,ada seseorang yang menyapa dan mengajak untuk berbincang2.Lama kelamaan dia akhirnya menodongkan sebuah pisau belati keperut saya dan meminta uang.Dengan refleks,saya menangkisnya.Ketika saya mau balik memukulnya..ternyata tangan saya sudah dipegang dari belakang.Ternyata yang memegang tangan saya itu adalah temen2 nya.Akhirnya oleh ke6 orang itu saya dibawa ke dalam lap.Tegalega.Disana semua barang milik saya digeledah dan mereka mengambilnya dengan paksa.Yang mereka ambil itu awalnya HP n dompet saya.Semua uang yang ada dalam dompet saya itu ada Rp400.000 (awalnya buat beli buku pelajaran).
Sekitar 30 menit saya di “tahan” oleh mereka,selama itu pula mereka curhat mengenai kejahan mereka pada hari itu.Di saat itu hanya doa lah yang bisa saya panjatkan.Akhirnya… Allah mendengar doa saya.Tiba-tiba ada sebuah sms yang masuk ke HP saya.Akhirnya salah seorang dari mereka membaca SMS itu.Akhirnya dia membacakan SMS itu. “Aslm,ustadz ntr sore bisa ngisi materi ga?” itulah isi dari SMS itu.Dari situlah Allah menunjukan kekuasaannya. Setelah membaca SMS itu ada kejadian yang sulit untuk dipercaya,orang yang memegang HP saya itu langsung memberikan kembali HP yang sempat mereka ambil.Lalu ada yang menanyakan kenapa dia memberikan kembali HP tersebut.Dengan muka aneh dia bilang “takut kualat”.Dan ternyata orang itu adalah ketua kelompok mereka.Akhirnya mereka pun hanya mengambil uang saya saja dan menyisakan uang dalam dompet Rp 200.000.Setelah itu mereka membolehkan saya untuk pergi.
Subhanallah ternyata Allah emang Maha Penolong,selama jalan menuju kampus saya pun tidak merasa telah terjadi sesuatu.
Hingga akhirnya teman menanyakan kenapa saya datang telat ke kampus.Akhirnya saya pun menceritakan kejadian pagi itu.dan tanpa sepengetahuan saya dia langsung melaporkan kejadian itu pada Mudir (klo di kampus lain mah Rektor).lalu saya pun di panggil menghadap Mudir dan disuruh menjelaskan kejadian itu(harus pake b.Arab).Setelah mendengar kejadian itu beliau pun langsung menyuruh saya untuk menyuruh datang ke Muhasib (Bendahara) dan memberikan memo yang telah dibuat oleh beliau.ketika saya memo tersebut,Subhanallah ternyata untuk buku pada semester ini GRATIS…!!! Subahanallah itulah kejadian yang sangat luar biasa.Yang tak mungkin bisa dilupakan.Karena pada hari itu begitu banyak hikmah yang bisa diambil.Semoga dengan kejadian itu saya bisa lebih dekat lagi dengan Allah.Amiin
Pagi-pagi ba'da shubuh dan bebenah, seperti biasa acara rutin sebagian ibu-ibu adalah belanja.Demikian pula aku. Udara masih dingin kala itu. Kuturuni tangga kontrakanku. Kujumpai sebagian ibu-ibu berjalan menuju titik yang sama, tempat belanja! Tanah kapling di bawah kontrakanku masih banyak yang belum dibangun. Aku berjalan tepat di samping rumah ustadz
Hidayat Nurwahid, Ketua MPR RI. Di belakang rumah beliau, rumput masih banyak tumbuh dan tanah sedikit berair menyisakan tanda-tanda rawa yang masih belum sepenuhnya teruruk.
Aku terus berjalan. Naik beberapa tangga, melalui pintu gerbang SDIT Iqro' Pondok Gede yang sudah terkuak. Rumah ustadz Rahmad Abdullah yang asri dan sederhana kulewati. Rumah yang tiap dua hari sepekan kusambangi sebab di situlah aku belajar tahsin pada istri beliau. Aku terus berjalan melalui beberapa rumah para aktvis da'wah hingga akhirnya sampailah ke tempat
belanjaan.
Belum selesai aku memilih-milih, tiba-tiba muncul laki-laki yang di lingkungan kami sangat dikenal dan tidak asing. Beliau bersama putranya. Kemunculannya tentu sangat tidak diduga. Kami para ibu pun mempersilakan beliau untuk mendapat pelayanan terlebih dulu. Beliaulah satu-satunya laki-laki saat itu. Aku memperhatikannya. Subhanallah, tak ada kecanggungan.
Sesampai di rumah kuceritakan apa yang kulihat pada suamiku, dengan penuh kekaguman.
"Ya, begitulah yang terjadi dalam keluarga beliau. Saling taawun antara suami istri tanpa harus dibatasi oleh pemisahan pekerjaan yang kaku," komentar suamiku yang berinteraksi cukup intensif.
Esoknya aku menjalani rutinitas yang sama, belanja. Di jalan, aku berpapasan dengan laki-laki itu kembali, bersama putranya.
"Belanja ustadz?" Aku sengaja menyapa.
"Iya, istri lagi sakit perut dan khodimah (pembantu) pulang," jawab beliau sambil tersenyum.
Aku mengangguk-angguk. Subhanallah, aku jadi teringat Ammar bin Yasir ketika menjabat sebagai Gubernur. Beliau kadang belanja di pasar dan mengikat serta memanggul sayuran sendirian. Inilah profil yang perlu dijadikan teladan.
Laki-laki yang saya jumpai itu, yang belanja di tukang sayur itu adalah ustadz Ahmad Heriawan Lc. Beliau adalah ketua Partai Keadilan DKI Jakarta dan anggota DPRD DKI Jakarta. Saya tidak akan terheran-heran jika beliau belanja bersama istri dan anak-anaknya di Supermarket, yang bagi
keluarga muda atau keluarga jaman sekarang hal yang biasa dan sangat tidak tabu. Tetapi ini harus berbelanja dan ikut antri dengan para ibu rumah tangga, walau pada akhirnya beliau dipersilakan untuk dilayani lebih dahulu.
Lagi-lagi dengan takjub saya menceritakan apa yang saya lihat kepada suami saya. Sebagai orang yang intensif bertemu dengan beliau bahkan banyak menimba ilmu kepada beliau, suami saya berkata,
"Ustadz Heriawan memang subhanalloh Dik. Sebagai muridnya, saya merasakan kedekatan. Ketika sholat jama'ah di masjid misalnya, beliau kadang-kadang secara tiba-tiba merangkul saya dari belakang. Saya juga beruntung mempunyai jadwal ronda dengan beliau."
Ya, suami saya memang beruntung, beliau mendapat jadwal ronda bersama ustadz Ahmad Heriawan dan Ustadz Satori Ismail, sehingga pembicaraan kala ronda adalah pembicaraan pembicaraan yang bermutu.
Ah… saya jadi menghayal, seandainya negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang berakhlaq mulia, yang mempunyai keharmonisan keluarga, yang dekat dengan anak dan istrinya, yang mempunyai hubungan baik dengan para tetangga, yang memuliakan wanita dan kaum papa, betapa indahnya
dunia. Saya jadi teringat cerita sederhana dari istri beliau.
"Ayahnya Khobab (ustadz Ahmad Heriawan) sangat suka sayur lodeh nangka. Suatu saat beliau meminta saya untuk memasaknya. Begitu tahu bahwa ternyata membuat sayur lodeh nangka itu membutuhkan proses yang begitu lama, beliau pun berkata, "Sudah Bu, sekali ini saja. Kalau tahu
bahwa prosesnya begini lama, ayah tak akan meminta dibikinkan. Dari pada waktu demikian panjang hanya habis untuk bikin sayur, mending buat baca atau untuk mengerjakan yang lain."
Nampaknya sangat sederhana, namun saya melihat ada satu hal yang luar biasa, tersirat dalam ungkapan itu, pemberian peluang yang luas bagi berkembangnya istri.
Saya memang harus banyak belajar dari keluarga pimpinan saya yang sempat menjadi tetangga saya itu. Yang jika orang-orang terkenal memberikan tarif dalam ceramah-ceramahnya, beliau malah
pernah menolak ceramah dengan bayaran cukup lumayan karena harus terikat dengan pola yang diterapkan penyelenggara. Maka jangan heran, jika kita mengundang beliau dan memberikan "amplop" dengan mengatakan uang transport, maka seluruh uang yang ada di dalam amplop itu
akan beliau gunakan untuk membayar jasa transportasi, dan tak menyisakan untuk kantong beliau sendiri.
Ah,itukah sibghoh Allah? Sebuah generasi yang dijanjikan oleh Alllah dalam surat Al-Maidah: 54 itu semoga kian dekat di sekitar kita, dan semoga memang sudah ada di sekitar kita.
Diambil dari buku "Bukan di Negeri Dongeng"
Hidayat Nurwahid, Ketua MPR RI. Di belakang rumah beliau, rumput masih banyak tumbuh dan tanah sedikit berair menyisakan tanda-tanda rawa yang masih belum sepenuhnya teruruk.
Aku terus berjalan. Naik beberapa tangga, melalui pintu gerbang SDIT Iqro' Pondok Gede yang sudah terkuak. Rumah ustadz Rahmad Abdullah yang asri dan sederhana kulewati. Rumah yang tiap dua hari sepekan kusambangi sebab di situlah aku belajar tahsin pada istri beliau. Aku terus berjalan melalui beberapa rumah para aktvis da'wah hingga akhirnya sampailah ke tempat
belanjaan.
Belum selesai aku memilih-milih, tiba-tiba muncul laki-laki yang di lingkungan kami sangat dikenal dan tidak asing. Beliau bersama putranya. Kemunculannya tentu sangat tidak diduga. Kami para ibu pun mempersilakan beliau untuk mendapat pelayanan terlebih dulu. Beliaulah satu-satunya laki-laki saat itu. Aku memperhatikannya. Subhanallah, tak ada kecanggungan.
Sesampai di rumah kuceritakan apa yang kulihat pada suamiku, dengan penuh kekaguman.
"Ya, begitulah yang terjadi dalam keluarga beliau. Saling taawun antara suami istri tanpa harus dibatasi oleh pemisahan pekerjaan yang kaku," komentar suamiku yang berinteraksi cukup intensif.
Esoknya aku menjalani rutinitas yang sama, belanja. Di jalan, aku berpapasan dengan laki-laki itu kembali, bersama putranya.
"Belanja ustadz?" Aku sengaja menyapa.
"Iya, istri lagi sakit perut dan khodimah (pembantu) pulang," jawab beliau sambil tersenyum.
Aku mengangguk-angguk. Subhanallah, aku jadi teringat Ammar bin Yasir ketika menjabat sebagai Gubernur. Beliau kadang belanja di pasar dan mengikat serta memanggul sayuran sendirian. Inilah profil yang perlu dijadikan teladan.
Laki-laki yang saya jumpai itu, yang belanja di tukang sayur itu adalah ustadz Ahmad Heriawan Lc. Beliau adalah ketua Partai Keadilan DKI Jakarta dan anggota DPRD DKI Jakarta. Saya tidak akan terheran-heran jika beliau belanja bersama istri dan anak-anaknya di Supermarket, yang bagi
keluarga muda atau keluarga jaman sekarang hal yang biasa dan sangat tidak tabu. Tetapi ini harus berbelanja dan ikut antri dengan para ibu rumah tangga, walau pada akhirnya beliau dipersilakan untuk dilayani lebih dahulu.
Lagi-lagi dengan takjub saya menceritakan apa yang saya lihat kepada suami saya. Sebagai orang yang intensif bertemu dengan beliau bahkan banyak menimba ilmu kepada beliau, suami saya berkata,
"Ustadz Heriawan memang subhanalloh Dik. Sebagai muridnya, saya merasakan kedekatan. Ketika sholat jama'ah di masjid misalnya, beliau kadang-kadang secara tiba-tiba merangkul saya dari belakang. Saya juga beruntung mempunyai jadwal ronda dengan beliau."
Ya, suami saya memang beruntung, beliau mendapat jadwal ronda bersama ustadz Ahmad Heriawan dan Ustadz Satori Ismail, sehingga pembicaraan kala ronda adalah pembicaraan pembicaraan yang bermutu.
Ah… saya jadi menghayal, seandainya negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang berakhlaq mulia, yang mempunyai keharmonisan keluarga, yang dekat dengan anak dan istrinya, yang mempunyai hubungan baik dengan para tetangga, yang memuliakan wanita dan kaum papa, betapa indahnya
dunia. Saya jadi teringat cerita sederhana dari istri beliau.
"Ayahnya Khobab (ustadz Ahmad Heriawan) sangat suka sayur lodeh nangka. Suatu saat beliau meminta saya untuk memasaknya. Begitu tahu bahwa ternyata membuat sayur lodeh nangka itu membutuhkan proses yang begitu lama, beliau pun berkata, "Sudah Bu, sekali ini saja. Kalau tahu
bahwa prosesnya begini lama, ayah tak akan meminta dibikinkan. Dari pada waktu demikian panjang hanya habis untuk bikin sayur, mending buat baca atau untuk mengerjakan yang lain."
Nampaknya sangat sederhana, namun saya melihat ada satu hal yang luar biasa, tersirat dalam ungkapan itu, pemberian peluang yang luas bagi berkembangnya istri.
Saya memang harus banyak belajar dari keluarga pimpinan saya yang sempat menjadi tetangga saya itu. Yang jika orang-orang terkenal memberikan tarif dalam ceramah-ceramahnya, beliau malah
pernah menolak ceramah dengan bayaran cukup lumayan karena harus terikat dengan pola yang diterapkan penyelenggara. Maka jangan heran, jika kita mengundang beliau dan memberikan "amplop" dengan mengatakan uang transport, maka seluruh uang yang ada di dalam amplop itu
akan beliau gunakan untuk membayar jasa transportasi, dan tak menyisakan untuk kantong beliau sendiri.
Ah,itukah sibghoh Allah? Sebuah generasi yang dijanjikan oleh Alllah dalam surat Al-Maidah: 54 itu semoga kian dekat di sekitar kita, dan semoga memang sudah ada di sekitar kita.
Diambil dari buku "Bukan di Negeri Dongeng"
Marah dapat menyebabkan kanker,serangan jantung,dan penyakit hati lainnya,hehe…(ini mah asli bos,hehe).Kemarahan dapat terwujud dalam beberapa bentuk, mulai dari kesal, benci sampai memberontak. Semua itu adalah bentuk ekspresi dari kemarahan.Mereka yang sedang dilanda amarah, bisa jadi akan terus berperilaku buruk atau sebaliknya kembali normal jika mereka berniat ingin menghilangkan akar kemarahan yang ada dalam dirinya.
Kemarahan adalah emosi yang menakutkan. Ekspresi negatif dari amarah bisa berupa kekerasan secara verbal maupun fisik, prasangka buruk, bersikap anti sosial, kasar, merasa terasing, depresi dan penyakit kejiwaan.
Hal-hal tersebut dapat mengganggu kehidupan seseorang karena dapat merusak hubungan antar individu, menyakiti sesama, mengacaukan pekerjaan, menggelapkan akal sehat, memengaruhi kesehatan dan yang pasti membuyarkan masa depan.
Tapi sisi positifnya juga ada. Kemarahan dapat memperingatkan kita bahwa suatu masalah sedang terjadi. Kita jadi termotivasi untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang ada sehingga kemarahan tidak berlanjut kepada depresi, kecemasan, penggunaan alkohol dan trauma.
Kemarahan pada remaja dapat menular pada orangtua. Remaja sering menghadapi banyak masalah emosi pada masa perkembangannya. Mereka umumnya berjuang dengan krisis identitas, pemisahan diri, hubungan dengan teman dan juga tujuan hidup. Hubungan mereka dengan orangtua juga ikut berubah seiring makin independennya diri mereka.
Hal-hal tersebut di atas dapat memicu perasaan frustrasi dan kebingungan yang berujung timbulnya kemarahan, baik pada orangtua maupun remaja. Kita dapat membantu remaja menghilangkan perilaku buruk selama kita juga bersedia berperilaku baik. Sikap yang dibutuhkan adalah merespons ketimbang saling bereaksi. Kuncinya adalah dengan mengontrol emosi dan mengekspresikannya secara proaktif, bukan menolak kemarahan itu sendiri.
Langkah pertama dalam mengenali dan mengatur kemarahan adalah dengan melihat ke dalam diri sendiri.
Tanyakan pada diri kita sendiri dan juga anak remaja beberapa pertanyaan berikut yang dapat membantu pengenalan pada diri sendiri :
* Darimana datangnya rasa marah?
* Situasi apa yang menyebabkan kemarahan muncul?
* Apakah harapan saya terlalu berlebihan?
* Konflik apa sebenarnya yang sedang saya hadapi sekarang?
* Apakah saya bereaksi untuk menyakiti, mengancam atau menakuti?
* Apakah saya sadar akan tanda-tanda kemarahan (bernapas pendek dan kencang, keringat berlebih) ?
* Bagaimana sikap saya dalam mengekspresikan kemarahan?
* Kepada siapa amarah saya ditujukan?
* Apakah saya menggunakan kemarahan untuk mengisolasi diri, atau menyakiti orang lain?
* Apakah saya selama ini berkomunikasi dengan baik?
* Apakah saya terlalu berfokus pada apa yang terjadi pada diri saya ketimbang apa yang bisa saya kerjakan?
* Apakah emosi yang mengontrol diri saya, atau saya yang mengontrol emosi?
Jika terdapat masalah pada remaj, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mendengarkan keluhan dan perasaan mereka. Usahakan untuk memandang persoalan mereka dari sudut pandang kita ketika masih remaja dulu. Menyalahkan dan mendakwa hanya akan membuat tembok tebal yang akan mengakhiri segala komunikasi.
Katakan perasaan kita,tunjukkan kepada mereka kalau kita begitu memperhatikan dan menyayangi mereka. Penyelesaian yang baik adalah yang dapat memenangkan kedua belah pihak. Relaksasi atau meditasi sangat ampuh untuk melatih kemampuan mengatur emosi. Amarah hanyalah suatu perasaan, sedang bagaimana mengekspresikannya tergantung dari pilihan kita sendiri.
Kemarahan adalah emosi yang menakutkan. Ekspresi negatif dari amarah bisa berupa kekerasan secara verbal maupun fisik, prasangka buruk, bersikap anti sosial, kasar, merasa terasing, depresi dan penyakit kejiwaan.
Hal-hal tersebut dapat mengganggu kehidupan seseorang karena dapat merusak hubungan antar individu, menyakiti sesama, mengacaukan pekerjaan, menggelapkan akal sehat, memengaruhi kesehatan dan yang pasti membuyarkan masa depan.
Tapi sisi positifnya juga ada. Kemarahan dapat memperingatkan kita bahwa suatu masalah sedang terjadi. Kita jadi termotivasi untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang ada sehingga kemarahan tidak berlanjut kepada depresi, kecemasan, penggunaan alkohol dan trauma.
Kemarahan pada remaja dapat menular pada orangtua. Remaja sering menghadapi banyak masalah emosi pada masa perkembangannya. Mereka umumnya berjuang dengan krisis identitas, pemisahan diri, hubungan dengan teman dan juga tujuan hidup. Hubungan mereka dengan orangtua juga ikut berubah seiring makin independennya diri mereka.
Hal-hal tersebut di atas dapat memicu perasaan frustrasi dan kebingungan yang berujung timbulnya kemarahan, baik pada orangtua maupun remaja. Kita dapat membantu remaja menghilangkan perilaku buruk selama kita juga bersedia berperilaku baik. Sikap yang dibutuhkan adalah merespons ketimbang saling bereaksi. Kuncinya adalah dengan mengontrol emosi dan mengekspresikannya secara proaktif, bukan menolak kemarahan itu sendiri.
Langkah pertama dalam mengenali dan mengatur kemarahan adalah dengan melihat ke dalam diri sendiri.
Tanyakan pada diri kita sendiri dan juga anak remaja beberapa pertanyaan berikut yang dapat membantu pengenalan pada diri sendiri :
* Darimana datangnya rasa marah?
* Situasi apa yang menyebabkan kemarahan muncul?
* Apakah harapan saya terlalu berlebihan?
* Konflik apa sebenarnya yang sedang saya hadapi sekarang?
* Apakah saya bereaksi untuk menyakiti, mengancam atau menakuti?
* Apakah saya sadar akan tanda-tanda kemarahan (bernapas pendek dan kencang, keringat berlebih) ?
* Bagaimana sikap saya dalam mengekspresikan kemarahan?
* Kepada siapa amarah saya ditujukan?
* Apakah saya menggunakan kemarahan untuk mengisolasi diri, atau menyakiti orang lain?
* Apakah saya selama ini berkomunikasi dengan baik?
* Apakah saya terlalu berfokus pada apa yang terjadi pada diri saya ketimbang apa yang bisa saya kerjakan?
* Apakah emosi yang mengontrol diri saya, atau saya yang mengontrol emosi?
Jika terdapat masalah pada remaj, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mendengarkan keluhan dan perasaan mereka. Usahakan untuk memandang persoalan mereka dari sudut pandang kita ketika masih remaja dulu. Menyalahkan dan mendakwa hanya akan membuat tembok tebal yang akan mengakhiri segala komunikasi.
Katakan perasaan kita,tunjukkan kepada mereka kalau kita begitu memperhatikan dan menyayangi mereka. Penyelesaian yang baik adalah yang dapat memenangkan kedua belah pihak. Relaksasi atau meditasi sangat ampuh untuk melatih kemampuan mengatur emosi. Amarah hanyalah suatu perasaan, sedang bagaimana mengekspresikannya tergantung dari pilihan kita sendiri.
Zaman sekarang gampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, mal, kampus, di mana-mana. Apalagi sekarang kan ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala.Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan.
Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.
Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. Ah yang bener, iya apa iya. Beberapa hari enggak ditelpon udah resah, seharian enggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasulullah SAW bersabda, “ Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.”
Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). FirmanNya, “ Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS 51:56)
Ketiga, bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.
Memang banyak orang pacaran awalnya enggak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan itu.
FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 17:32)
Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.
Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.
Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya? Tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita enggak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama Ta’aruf, artinya perkenalan.
Pertama, ta'aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta'arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta'aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta'ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.
Kedua, ta'aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).
Ketiga, dengan ta'aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?
Keempat, melalui ta'aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta'aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan "digantung" pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.
Keenam, dalam ta'aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.
Nah ternyata ta'aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya?
Demi Allah,
Aku tak tahu apa harus kukecam hawa nafsuku,
Atas cinta
Atau mataku yang menggoda, atau hati ini
Jika kukecam hati ia berkata: Gara-gara mata yang memandang!
Dan jika kuhardik mata, ia berdalih: Ini kesalahan hati!
Mata dan hati telah dialiri darah,
maka wahai Rabbi, jadilah penolongku atas mata dan hati ini.
Aku tak tahu apa harus kukecam hawa nafsuku,
Atas cinta
Atau mataku yang menggoda, atau hati ini
Jika kukecam hati ia berkata: Gara-gara mata yang memandang!
Dan jika kuhardik mata, ia berdalih: Ini kesalahan hati!
Mata dan hati telah dialiri darah,
maka wahai Rabbi, jadilah penolongku atas mata dan hati ini.
Syaitan, kata Ibnu Abbas, menempati tiga lokasi dalam diri seorang laki-laki: pandangan, hati dan ingatan. Sementara kedudukan syaitah dalam diri seorang wanita menurut Faqih-nya para sahabat ini ada pada lirikan mata, hati, dan kelemahannya. Luar biasa betapa betapa semua titik lemah manusia telah diketahui syaithan.
Sungguh benar kemudian jika ustadz Rahmat 'Abdullah mengatakan bahwa titik lemah ujian datang. Demi Allah, ada banyak laki-laki jujur yang akan mengakui bahwa titik lemahnya ada pada kecantikan wajah. Sejujurnya para isteri bangsawan Mesir di masa Yusuf 'Alaihisalam yang mengiris-iris jemarinya menyaksikan ketampanan membius.
Cukuplahungkapan keterpanaan mereka mewakili perasaan lelaki, “... Haasyallaah, ini bukan manusia, ini malaikat yang mulia..” (Yusuf 31)
Di tengah kejujuran itu, biarlah kita merindu sosok-sosok yang pandangannya selalu tunduk, menyerusuk ke dalam bumi. Walau ia menyimpan kekaguman pada Maha Karya Allah, tetapi kemampuan membedakan mana yang halal dan mana yang haram baginya telah mengajarkan kalimat, “Cantik, ijinkan aku menunduk!”
Mari kita dengarkan bagaimana Ummu Salamah berkisah dengan santunnya 'Utsman bin Thalhah dalam perjalanan mereka ke Madinah. Sungguh, hanya Allah yang mengawasi mereka sepanjang 400 kilometer itu. Ya. Padahal Ummu Salamah adalah salah satu wanita tercantik di Makkah dan 'Utsman pun tergolong tampan.
Agaknya, ketundukkan pandangan 'Utsman bin Thalhah, kemudian akhlaknya dan kesuciannya inilah membuat Rasulullah mencegah Umar membunuhnya saat dia masih musyrik dan menjadi tawanan Badar. Bahkan kemudian beliau menetapkan hak pemegang kunci ka'bah padanya dan keturunannya saat penaklukan Makkah. Inilah yang beliau SAW lakukan, meski Ali sang menantu mulia mnginginkan dan meminta kedudukan itu untuk disatukan dengan hak pemberian minum jamaah haji yang ada pada keturunan Abdul Muthalib.
Ibnu ishaq meriwayatkan fragmen ini, dalam penggal kisah hijrah Ummu salamah. Dan inilah yang dituturkan Ummu salamah:
...Utsman bin thalhah bertanya padaku, “Hendak pergi kemana wahai putri Abu Umayyah?”
“Aku hendak menemui suamiku di Madinah.”
“Tidak adakah seseorang yang menyertaimu?”
“Tak seorangpun kecuali Allah da anakku ini...”
“demi Allah, tidak selayaknya engkau dibiarkan seperti ini”, Katanya. Lalu dia menuntun tali kendali unta dan membawaku berjalan dengan cepat. Demi Allah, aku tidak pernah bepergian dengan seorang laki-laki dari kalangan Arab yang lebih santun dari dirinya.
Jika tiba disuatu tempat persinggahan, dia menderumkan unta, kemudian dia menjauh dan membelakangiku agar aku turun. Apabila aku sudah turun, dia menuntun untaku dan mengikatnya di sebuah pohon. Kemudian ia menyingkir dan mencari sebuah pohon lain, berteduh di bawahnya sambil tidur terlentang. Jika sudah dekat waktunya untuk melanjutkan perjalanan, dia mendekat ke arah untaku dan menuntunnya. Sambil agak nebjauh lagi dan membelakangiku dia berkata, “Naiklah!”
Jika aku sudah naik dan duduk dengan mapan di dalam sekedup, dia mendekat lagi dan menuntun tai kekang unta. Begitulah yang senantiasa ia lakukan hingga ia mengantarku sampai ke Madinah. Setelah melihat perkampungan Bani 'Amr bin “auf di Kuba, dia berkata, “Suamimu ada di kampung itu, maka masuklah ke sana dengan barakah Allah.”
setelah itu, dia membalikkan badan dan kembali ke Makkah.
Luar biasa. Terima kasih padamu wahai Utsman, yang telah mengajarkan pada kami akhlak laki-laki sejati. Inilah spontanitas hati yang mampu membedakan mana yang halal bagi dirinya dan mana yang tidak.
Kalau kisah ini belum cukup, ada riwayat lain tentang salah seoarang Murid Ibnu Mas'ud. Rabi' bin Khaitsam namanya. Duapuluh tahun lamanya Rabi' bolak-balik ke rumah Ibnu Mas'ud. Selama itu pula budak perempuan Ibnu Mas'ud tidak mengenalnya kecuali sebagai orang buta karena ketundukkan pandangannya. Jika Rani' mengetuk pintu, budak itu segera melihatnya dan segera melapor, “Sahabat Anda yang buta itu telah datang.”
“Heh, celaka kamu...”, kata Ibnu Mas'ud sambil tertawa. “Dia itu Rabi'..”
Begitulah, sehingga nari kita dengar oujian Ibnu Mas'ud kepada Rabi', “Wa basysyiril mukhbithiin.. berilah kabar gembira kepada orang yang selalu menjaga kesucian. Demi Allah, seandainya Rasulullah melihatmu, tentu beliau akan membanggakanmu.”.
Demi Allah, Utsman bin Thalhahdan Rabi' bin Khaitsam telah mengajari kita akhlak pria sejati. Akhlak yang membuat syaithan menggigit jari. Akhlak yang mengajari kita untuk berkata, “Cantik, ijinkan aku menunduk...”
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan hendaklah mereka jaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesunggunya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur 30)
Maka Hilanglah Hafalannya
“dari Jarir ibn 'Abdillah, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba. Beliau bersabda: Palingkan segera pandanganmu!” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Apa yang salah dari melihat tak sengaja, kemudian segera dipalingkan. Mungkin tidak ada. Tetapi pengalaman Imam Al Bukhari menjadi pelajaran bahwa sekecil apapun larangan Allah didekati akan ada efek terasa. Diriwayatkan bahwa ketika beliau menghafal hadist-hadist yang sedang diteliti, tanpa sengaja beliau melihat betis seorang wanita. Dan, -catat ini- , serta merta empat puluh hadits yang sedang beliau hafal itu hilang dari memori!
Ah, hafalan kita kan sedikit. Aduhai, itu bukan alasan untuk menipu diri. Poros nilai yang kita bicarakan bukan sedikit banyaknya hafalan, hilang atau tidak karena memandang. Bukan itu. Nilai yang kita bicarakan adalah pandangan dan konsekuensi ketaqwaan yang mengikutinya.
“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Ghafir 19)
Esensi ketakwaan kepada Allah telah mengajarkan kepada salah seorang pelayan Rasulullah untuk melarikan diri ketakutan setelah melihat seorang wanita Anshar mandi. Betapa malu ia kepada Allah dan Rasul-Nya, sampai ia tak bisa menunjukkan muka kepada Rasulullah, mengisi malamnya dengan tangis pilu di tengah gurun selama 40 hari. “Aku dapati, seperti semut-semut yang merayap di sekujur kulit dan tulangku..” katanya menggambarkan dosa yang ia rasakan. Demikian Syaikh Muhammad Assaf mengisahkannya kepada kita dalam Berkas-berkas Cahaya Kenabian.
Demikian juga kisah berikut ini menjadi pelajaran, dengarlah...
“akan datang kepada kita..”, kata Utsman bin Affan ketika , “..seorang laki-laki yang di matanya ada bekas zina!”. Setalah ditunggu, datanglah laki-laki itu yang dengan jujur mengakui, ia beru saja berpapasan dengan seorang muslimah yang ia kagumi kecantikanny. (Aduh, kita pasti jadi malu kalau ketemu Utsman!)
“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati>” (Ghafir 19)
mari belajar dari sisi lain kisah ini. Selain ungkapan “bekas zina” yang kita dengar, ada sisi pribadi Utsman yang menarik. Bagaimana ia tahu ada bekaszina? “Bukan, bukan wahyu...,” kata Utsman, “Hanya firasat seorang mukmin!”
menyelami kehidupan Utsman bin Affan adalah mengarungi lautan pelajaran tentang sikapnya yang menjaga kesucian diri. Kejernihan Bashirah, kebeningan mata hati, dan kepekaan terhadap maksiat yang berkaitan dengan kesucian anggota badan adalah produk dari kesucian diri itu. Bukankah ia, - seperti kata Rasulullah-, manusia yang malaikat pun malu kepadanya?
Anda ingin tahu bagaimana Utsman menjaga aurat diri?Mandinya Utsman tidak dilakukan kecuali dalam rumah yang terkunci rapat, tertutup semua lubangnya, di kamar yang paling terlindung dan terkunci, dalam sebuah bilik rapat kamar itu, dan dipasang selubung kain yang tinggi. Itu pun, Utsman masih tak bisa menegakkan punggung karena rasa malu.
Salam untukmu pemilik dua cahaya, menantu ganda Rasulullah. Tampaknya engkaulah contoh termanis tentang menjaga pandangan dan menjaga diri,sesuatu yang telah engkau rasakan manisnya dalam hati. Dan iblis pun tak bisa merentang busurnya...
“Pandangan adalah anak panah beracun dari anak panah iblis. Siapapun yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, Allah akan mengaruniakan keimanan, yang ia temui rasa manisnya di dalam hati,” (HR Al Hakim)
Siapa yang tak kenal dengan tokoh da'wah yang satu ini.Bahkan demi mengenangnya sampai-sampai kisah hidup beliau dijadikan sebuah film berjudul "Sang Murobbi".Ia dialah KH>Rahmas Abdullah sang Syaikhut Tarbiyah.KH Rahmat Abdullah dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 3 Juli 1953. Putra kedua dari 4 (empat) bersaudara ini hidup dari keluarga asal Betawi yang sederhana dan taat beragama. Pada usia 11 tahun ia harus menapaki hidupnya tanpa asuhan sang ayah, saat itu ia mulai berstatus sebagai seorang anak yatim.
Awal pendidikan resminya, disamping dididik oleh kedua orangtuanya, ia memasuki sebuah perguruan Islam yang terkenal di Jakarta, Perguruan Asy-Syafi'iyah bimbingan KH Abdullah Syafi'i (tokoh Islam yang berwibawa di kota ini) hingga menamatkan sekolah tingkat Aliyah (tingkat menengah) dengan prestasi yang gemilang.
Rahmat Abdullah muda sangat berbeda dengan kaum remaja seusianya pada saat itu. Ia taat beribadah, disamping mempunyai karakter dan akhlaq yang mulia. Hari-harinya dihabiskan untuk belajar, membaca dan membaca. Bahkan di usianya yang sangat muda, ia telah memposisikan dirinya sebagai guru ditempat ia menuntut ilmu.
Dunia ilmu adalah dunia yang sangat melekat dalam dirinya. Kegemarannya membaca al Qur'an dan aneka buku membuat ia jauh lebih cepat matang dibandingkan dengan remaja-remaja lain pada umumnya.Di saat inilah ia banyak membaca pikiran-pikiran para tokoh perjuangan, seperti HOS Cokro Aminoto, Moh. Natsir, Hasan Al-Banna, Sayyid Qutb, Maududi dan tokoh-tokoh lainnya.Di samping ia tetap menekuni kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai warisan sejarah.
Kebersihan jiwanya telah mengantarkan Rahmat Abdullah menjadi pemuda pembelajar cepat yang sangat cemerlang seperti sebuah lautan ilmu tanpa menyandang gelar. Ia perpaduan antara khazanah ilmu-ilmu keislaman klasik dan pandangan Islam modern yang tidak dimiliki oleh banyak orang yang berlabel sang ustadz.
Dunia seni dan sastra sebagai media komunikasi budaya juga merupakan bagian bagi dirinya yang tak pernah lepas. Antara bakat dan semangat yang telah melekat. Ia gemar dzikir dan fikir, membaca fenomena alam yang kemudian diekspresikan dalam bentuk produk seni, seperti puisi, esai, butir-butir nasyid dan naskah drama. Oleh karena itulah banyak orang cenderung menjulukinya sebagai seorang “budayawan”.
Sebagai da’i sejati, ia habiskan waktu, tenaga serta pikirannya untuk kegiatan da’wah. Siang dan malam dilaluinya pengajian demi pengajian tanpa mengenal lelah dan keluh kesah. Ia menjadi tempat anak-anak muda berkonsultasi, berbagi rasa, curahan hati tanpa ada batas waktu “pelayanan ummat”. Itulah peran yang ia mainkan hingga kini.
Sebagai seorang Muballigh, ia dikenal memiliki karakter yang khas. Kemampuan retorika tinggi yang dihiasi oleh sentuhan sastra yang unik, acap kali membuat para pendengar menangis sebagaimana kemampuan ia membangkitkan semangat yang menggelora ketika ia mengangkat isu tentang jihad.
Beliau juga aktif mengisi ceramah di radio dan televisi. Beliau adalah pengisi rutin rubrik “Titik Pandang Rahmat Abdullah” di Radio Dakta Bekasi setiap Sabtu jam 06.30 WIB. Di radio ini pula beliau menggagas rubrik SAMARA yang disiarkan setiap malam Rabu.
Sebagai seorang penulis, beliau aktif menulis buku dan mengisi rubrik di beberapa majalah Islam, seperti majalah Sabili, Islah, Saksi, Ummi, dan Tarbawi. Di majalah yang disebutkan terakhir inilah, beliau secara rutin mengisi rubrik Asasiyat yang kemudian oleh Pustaka Dakwatuana diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul “Untukmu Kader Dakwah” pada tahun 2005.
Awal tahun 80-an, ia memasuki dunia harokah Islamiyah yang pada saat itu mulai tumbuh di Indonesia hingga menghantarkan beliau sebagai pakar dalam bidang Tarbiyah, majalah Sabili pernah memberinya gelar “Syaikh at Tarbiyah” pada tahun 2001. Dengan bermodalkan sepeda motor tua ia masuk kampung keluar kampung, masuk kampus keluar kampus menabur fikrah Islamiyah yang shahih dan syamil. Fikrah Ikhwanul Muslimin yang didistribusikan ternyata mendapat sambutan yang hangat dari berbagai kalangan yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PKS.
Awal tahun 90 beliau memasuki pengembangan dunia pendidikan dan sosial secara formal, sebagai wujud dari kepeduliannya terhadap lingkungan. Ia mendirikan ISLAMIC CENTER IQRO’ yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan da’wah di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Di sinilah ia menetap dan disinilah ia berekspresi mengembangkan cita-citanya melalui kajian kitab-kitab klasik setiap Ahad pagi.
Proses perjalanan da’wah yang panjang akhirnya telah menggiringnya pada keterlibatan dalam dunia politik yang kini ia geluti. Partai Keadilan yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), adalah bagian dari dirinya. Ia salah satu pendiri dari partai yang berbasis islam intelektual itu.
Posisi tertinggi dalam partai, yang pada saat ini diperhitungkan itu, telah dicapainya. Sebagai bentuk kepercayaan penduukung terhadapnya. Disamping ia menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) dan Majelis Syuro, iapun menjabat sebagai anggota DPR-RI (parlemen).
Hari-harinya diwarnai oleh kesibukan yang luar biasa. Mengajar, ceramah di berbagai stasiun radio dan televisi, mengisi seminar-seminar keislaman di berbagai daerah dan luar negeri, menulis artikel di sejumlah media cetak, disamping melakukan tugas lobby politik dengan berbagai kalangan.
Di akhir hayatnya, beliau masih sempat mengikuti rapat Lembaga Tinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Selasa (14 Juni 2005) di Gedung Kindo Duren Tiga Jakarta Selatan yang dimulai ba’da Ashar sekitar jam 16.30 WIB. tak ada tanda-tanda kalau beliau sedang sakit. Wajahnya cerah seperti biasa. Namun, ketika beliau wudhu untuk menunaikan shalat Maghrib, beliau merasakan sakit di sekitar kepalanya. Beliau sempat diperikas dr. Agus Kushartoro, Direktur Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI). Ia dinyatakan terkena stroke. Sempat dibawa ke rumah sakit Triadipa Pancoran, akan tetapi karena peralatannya kurang memadai, beliau lalu dibawa ke rumah sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta. Namun di tengah perjalanan, beliau dipanggil Allah Swt. Beliau wafat dalam usia 52 tahun, meninggalkan satu istri dan tujuh orang anak.
SELAMAT JALAN MUJAHID DAKWAH. MURIDMU, KADER-KADERMU AKAN MENERUSKAN CITA-CITA DAN PERJUANGANMU.
Semua insan tentunya memiliki sebuah impian. Bahkan bagi sebagian orang impian itu hadir begitu nyata dimata mereka dan menjadi penunjuk arah untuk mewujudkannya. Sejarahpun telah mencatat bahwa sebagian besar orang-orang yang sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang memiliki impian, ya impian besar tentunya...dan terkadang tak jarang impian mereka di luar logika manusia biasa. Namun jangan samakan logika kebanyakan mereka dengan logika pemimpinya. Seorang pemimpi, ia yakin apa yang ia impikan benar-benar akan terwujud suatu saat nanti, walaupun mereka sadar untuk merealisasikannya tidak mudah. Tapi ia yakin bahwa dengan kesungguhan tekat, kedisiplinan amal, kejelian siasat dan satu lagi dia tidak mengenal istilah putus asa. Karena putus asa tidak ada dalam kamus orang-orang yang berjaya.
Sebagian besar orang memandang bahwa biarkanlah roda kehidupan ini berputar seperti adanya, biarkanlah aku mengikuti arusnya. Tanpa adanya usaha untuk membendung arus dan memutar arahnya padahal mereka tahu arus yang akan mereka lalui tak jarang membawa mereka ke komunitas orang-orang yang gagal dalam hidup, hidup hampa tanpa arah dan tujuan. Mereka hidup hanya untuk menghabiskan sisa waktu hingga waktupun enggan menyapanya. Maka mereka termasuk orang-orang yang gagal.
Merumuskan impian dan melukiskannya dan kemudian mencari arah untuk membidiknya adalah fase perjalanan orang-orang yang berjaya. Impian itulah yang menjadi pondasi arah geraknya dalam mengarungi bahtera kehidupan yang begitu rumit ini. Kapan saatnya ia diam, kapan saatnya ia bicara, kapan saatnya ia maju, kapan saatnya ia mundur, dan kapan saatnya ia bergerak semua telah terumuskan. Tinggal kesungguhan ikhtiar untuk merealisasikannya dan kesabaranlah yang akan menjadi penentunya. Man jadda wajadda...insyaAllah.
Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan 4JJI dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan Allah dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.
Teruslah bermimpi karena mimpi adalah salah satu pembeda atara orang sukses dan orang gagal.Dan yakinlah bahwa kita mampu mewujudkan segala mimpi kita.Sebagian besar orang memandang bahwa biarkanlah roda kehidupan ini berputar seperti adanya, biarkanlah aku mengikuti arusnya. Tanpa adanya usaha untuk membendung arus dan memutar arahnya padahal mereka tahu arus yang akan mereka lalui tak jarang membawa mereka ke komunitas orang-orang yang gagal dalam hidup, hidup hampa tanpa arah dan tujuan. Mereka hidup hanya untuk menghabiskan sisa waktu hingga waktupun enggan menyapanya. Maka mereka termasuk orang-orang yang gagal.
Merumuskan impian dan melukiskannya dan kemudian mencari arah untuk membidiknya adalah fase perjalanan orang-orang yang berjaya. Impian itulah yang menjadi pondasi arah geraknya dalam mengarungi bahtera kehidupan yang begitu rumit ini. Kapan saatnya ia diam, kapan saatnya ia bicara, kapan saatnya ia maju, kapan saatnya ia mundur, dan kapan saatnya ia bergerak semua telah terumuskan. Tinggal kesungguhan ikhtiar untuk merealisasikannya dan kesabaranlah yang akan menjadi penentunya. Man jadda wajadda...insyaAllah.
Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan 4JJI dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan Allah dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.
Teruslah bermimpi karena mimpi adalah salah satu pembeda atara orang sukses dan orang gagal.Dan yakinlah bahwa kita mampu mewujudkan segala mimpi kita.
Sebagian besar orang memandang bahwa biarkanlah roda kehidupan ini berputar seperti adanya, biarkanlah aku mengikuti arusnya. Tanpa adanya usaha untuk membendung arus dan memutar arahnya padahal mereka tahu arus yang akan mereka lalui tak jarang membawa mereka ke komunitas orang-orang yang gagal dalam hidup, hidup hampa tanpa arah dan tujuan. Mereka hidup hanya untuk menghabiskan sisa waktu hingga waktupun enggan menyapanya. Maka mereka termasuk orang-orang yang gagal.
Merumuskan impian dan melukiskannya dan kemudian mencari arah untuk membidiknya adalah fase perjalanan orang-orang yang berjaya. Impian itulah yang menjadi pondasi arah geraknya dalam mengarungi bahtera kehidupan yang begitu rumit ini. Kapan saatnya ia diam, kapan saatnya ia bicara, kapan saatnya ia maju, kapan saatnya ia mundur, dan kapan saatnya ia bergerak semua telah terumuskan. Tinggal kesungguhan ikhtiar untuk merealisasikannya dan kesabaranlah yang akan menjadi penentunya. Man jadda wajadda...insyaAllah.
Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan 4JJI dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan Allah dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.
Teruslah bermimpi karena mimpi adalah salah satu pembeda atara orang sukses dan orang gagal.Dan yakinlah bahwa kita mampu mewujudkan segala mimpi kita.Sebagian besar orang memandang bahwa biarkanlah roda kehidupan ini berputar seperti adanya, biarkanlah aku mengikuti arusnya. Tanpa adanya usaha untuk membendung arus dan memutar arahnya padahal mereka tahu arus yang akan mereka lalui tak jarang membawa mereka ke komunitas orang-orang yang gagal dalam hidup, hidup hampa tanpa arah dan tujuan. Mereka hidup hanya untuk menghabiskan sisa waktu hingga waktupun enggan menyapanya. Maka mereka termasuk orang-orang yang gagal.
Merumuskan impian dan melukiskannya dan kemudian mencari arah untuk membidiknya adalah fase perjalanan orang-orang yang berjaya. Impian itulah yang menjadi pondasi arah geraknya dalam mengarungi bahtera kehidupan yang begitu rumit ini. Kapan saatnya ia diam, kapan saatnya ia bicara, kapan saatnya ia maju, kapan saatnya ia mundur, dan kapan saatnya ia bergerak semua telah terumuskan. Tinggal kesungguhan ikhtiar untuk merealisasikannya dan kesabaranlah yang akan menjadi penentunya. Man jadda wajadda...insyaAllah.
Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan 4JJI dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.Selain kesempurnaan ikhtiar tentunya kesempurnaan tawakal juga menjadi tuntutan yang berkeinginan menjadi orang-orang berjaya. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Rabb adalah inti dari ikhtiarnya. Terkadang manusia lupa untuk menghadirkan Allah dalam setiap napas perjalanan impiannya lalu akibatnya muncul komunitas-komunitas yang sombong terhadap apa telah mereka raih...sehingga mereka berpendapat bahwa semua hasil yang ia dapat sekarang adalah murni dari jerih payah usaha mereka sendiri tanpa campur tangan yang kuasa...Bukankah perjalanan Sya'labah, Qorun, Fir'aun bisa menjadi pelajaran berharga bahwa kesombongan menghantarkan dan menyeret mereka ke lembah kegagalan total. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari ini semua.
Teruslah bermimpi karena mimpi adalah salah satu pembeda atara orang sukses dan orang gagal.Dan yakinlah bahwa kita mampu mewujudkan segala mimpi kita.
Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi "Rumah Seribu Cermin". Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya. Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi. Ekornya bergerak-gerak secepat mungkin.
Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat. Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah anjing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat.
Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat aku akan kembali mengunjunginya sesering mungkin."
Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun, anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu. Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah anjing kecil yang muram dan tidak bersahabat.
Segera saja ia menyalak keras-keras, dan dibalas juga dengan seribu gonggongan yang menyeramkan. Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sungguh menakutkan, aku takkan pernah mau kembali ke sini lagi."
Semua wajah yang ada di dunia ini adalah cermin wajah kita sendiri. Wajah bagaimanakah yang tampak pada orang-orang yang kita jumpai?
Kasih sayang merupakan fitrah manusia yang dianugerahkan oleh sang Khalik kepada manusia untuk menjaga kelangsungan jenisnya. Fitrah ini adalah manisfestasi dari adanya naluri mempertahankan jenis (gharizah nau’) yang terdapat dalam diri manusia. Dengan fitrah inilah kehidupan manusia terus berjalan sejak nabi Adam as. hingga kini. Hanya saja ketika fitrah ini tidak diatur oleh aturan yang benar tentunya tidak akan menghantarkan kepada tujuan dari diciptakan fitrah ini bahkan justru akan merusak. Lebih jauh lagi hal ini akan menghantarkan manusia pada kegelisan dan ketidaktentraman dalam menjalani hidup.
Memasuki bulan Februari ini ada satu tema besar yg berkaitan dengan ekspresi perasaan kasih sayang yang terus menerus d propagandakan oleh para kapitalis beserta para pembebek-pembebeknya untuk meracuni ruang romantisme kita. Padahal, kasih sayang yang diajarkan oleh ritual mereka, yang biasa disebut Valentine Day, hanyalah kasih sayang semu. Karena kasih sayang yang mereka maksud adalah hubungan antar lawan jenis yang didasarkan hawa nafsu biologis semata sebagaimana ritual yang biasa dilaksanakan oleh paganis Romawi kuno dengan peringatan Lupercalia-nya. Kasih sayang yang mereka propagandakan adalah pernyataan kosong (klise) yang tak pernah terbukti dalam kehidupan mereka. Lihatlah penjajahan yang mereka lakukan hari ini di Afghanistan, Irak, suport terhadap israel, dukungan pada penguasa-penguasa diktator dan kriminal-kriminal internasional. Lebih jauh lagi pernyataan ini merupakan ungkapan tipu muslihat untuk menutupi kepentingan mereka yang sesungguhnya yaitu penyebaran ideologi Kapitalisme.
Secara historis, sebenarnya perayaan valentine day ini bermula dari kisah St. Valentinus yang tak lebih dari sebuah legenda yang pernah dicoba untuk dihapuskan dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya tidak jelas dan hanya berbasis legenda saja.
Dalam perkembangan selanjutnya peringatan Valentine didukung oleh negara-negara Kapitalis Barat (seperti AS dan Inggris) untuk disebarkan keseluruh dunia Dengan dukungan penuh media massa yang umumnya disokong oleh para kapitalis besar lewat iklan-iklan seperti surat kabar, radio maupun televisi, perhelatan besar pun diadakan dengan tujuan mencekoki generasi muda dengan iklan-iklan valentine day baik bermotif bisnis maupun ideologis. Makanya tak heran bila menjelang bulan Februari ini kita menemukan jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) yang mengekspos atau mempromosikan Valentine di mana-mana.
Saat ini, peringatan Valentine menjadi salah satu alat yang digunakan Barat (Kapitalisme) untuk menyebarkan paham-paham liberal. Hal ini berkaitan dengan konspirasi Barat untuk menjajah dunia Islam (kenapa islam? Karena islam anti kapitalisme) dengan melakukan liberalisasi pergaulan pada generasi muda kita yang ujung-ujungnya menyibukkan diri kita dengan hal-hal yang sepele. Dengan menanamkan budaya persmisif hedonis yang tak bertanggungjawab. pihak kapitalis bermaksud untuk melenakan dan memalingkan generasi muda dari cengkraman-cengkeraman (penjajahan) meraka yang secara sistematis mengeksploitasi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di seluruh dunia.
Diterimanya budaya valentine day saat ini pada dasarnya bukan karena adanya kebenaran di dalam nilainya. Diterimanya budaya ini lebih karena hegemoni dan dominasi peradaban Barat atas peradaban dunia saat ini. Dominasi ini telah menjadikan apapun yang datang dari Barat pasti benar adanya. Apa yang menurut Barat baik maka itu adalah kebaikan. selain itu, bertahannya budaya valentine day ini tak lebih juga dikarenakan akutnya mental inlander. (terjajah) dan membebek dari generasi muda Islam saat ini
Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya,pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki : selamanya memberi yang bisa kita berikan,selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. -M. Anis Matta-
Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Ia tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha. Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pencinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya.
Di jalan cinta para pejuang, kita belajar untuk bertanggungjawab atas setiap perasaan kita..
Malam itu kembali terbayang,Sesosok wajah yang penuh pesona.Wajah yang tak mungkin mudah untuk dilupakan, karena begitu banyak kenangan bersamanya,mungkin karena melihat kepribadiannya lah aku bisa lebih mengenal tentang indahnya Islam.
Senang,khawatir,cemas,ragu,semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu di dalam hati ini.Bisa dibilang ini perasaan lama yang sempat ingin tuk dilupakan.Namun beberapa hari ini bangkit kembali.
Tapi ada sebuah pertanyaan besar yang hinggap dalam hatiku.Apakah ini yang namanya cinta atau hanya sebatas nafsu semata.Yaa Allah hanya kepadaMu lah hambaMu ini memohon perlindingan.Jagalah cinta ini agar tetap hanya karenaMu,bukan karena nafsu sesaat.
Yaa Allah periharalah cinta ini hingga suatu saat nanti kami bisa berjuang bersama,Amiin
Read More …
Senang,khawatir,cemas,ragu,semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu di dalam hati ini.Bisa dibilang ini perasaan lama yang sempat ingin tuk dilupakan.Namun beberapa hari ini bangkit kembali.
Tapi ada sebuah pertanyaan besar yang hinggap dalam hatiku.Apakah ini yang namanya cinta atau hanya sebatas nafsu semata.Yaa Allah hanya kepadaMu lah hambaMu ini memohon perlindingan.Jagalah cinta ini agar tetap hanya karenaMu,bukan karena nafsu sesaat.
Yaa Allah periharalah cinta ini hingga suatu saat nanti kami bisa berjuang bersama,Amiin
Laporan militer Amerika Serikat yang dirilis Selasa pekan ini menyebutkan, angka bunuh diri di kalangan tentara AS pada 2008 naik hampir 100 persen.
Data statistik militer AS yang dikutip CNN, Kamis (29/1/2009) menyebutkan selama 2008 terjadi 128 kasus bunuh diri. Di samping itu, pihak militer juga masih menyelidiki 15 kasus lainnya yang melibatkan tentara aktif dan pasukan Garda Nasional.
Angka tersebut meningkat hampir 100 persen bila dibanding 2007 yang dilaporkan sebanyak 115 kasus.
Jika di rata-rata angka bunuh diri selama 2008 tersebut berarti 22,2 dari 100.000 tentara AS. Militer AS juga menginformasikan bahwa kasus bunuh diri yang terjadi selama 2008 itu, merupakan yang terbanyak dalam 28 tahun terakhir.
Sepertiga dari tentara yang kembali dari Irak dan Afghanistan memiliki masalah kejiwaan dan keguncangan jiwa.
Masalah naiknya tingkat bunuh diri dari tentara yang pulang dari Irak dan Afghanistan bukan masalah yang baru. Pada tahun 2003 militer Amerika telah mengirimkan tim psikolog ke Irak untuk meneliti cara terbaik tentara Amerika yang berada di sana untuk dapat menyesuaikan diri dengan tekanan yang ada.
Pemerintah Inggris juga melaporkan, lebih dari 1300 tentaranya yang pulang dari Irak mengidap masalah kejiwaan yang kronis.Meningkatnya kasus bunuh diri tentara Amerika Serikat (AS) tersebut telah membuat khawatir kalangan militer sehingga pihak Angkatan Darat (AD) AS mengirimkan tim pemeriksa ke Irak akhir tahun lalu, melihat apakah ada upaya- upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah tentara mereka bunuh diri. Pihak AD AS juga memulai pemberian konseling bagi pasukan yang pulang dari tugas setelah sejumlah tentara di Fort Bragg, North Carolina, membunuh istri-istri mereka sebelum mereka bunuh diri.
Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Kesehatan William Winkenwerder kepada wartawan di Pentagon, Rabu (14/1), mengatakan, hampir sebagian besar kasus bunuh diri itu dilakukan tentara AD, pasukan terbesar yang ditugaskan di Irak. "Pertanyaannya, apakah tingkat bunuh diri ini sudah melewati batas?" katanya.
Menurut Winkenwerder, pasukan AD memiliki sembilan tim di lapangan yang menangani masalah kesehatan mental di Irak, sedangkan Angkatan Udara (AU) memiliki dua tim. Selain tim kesehatan ini, seorang psikiater, psikolog, dan petugas sosial ditempatkan di setiap divisi. "Kami telah menempatkan cukup banyak tenaga yang menangani masalah kesehatan mental di Irak. Kami pikir upaya tersebut cukup," kata Winkenwerder sambil menambahkan,
itulah harga mahal yang harus dibayar amerika serikat...
keimanan pada Allahlah yang menjadikan umat muslim sabar dan tetap bertahan dalam kesedihan sebagai salah satu ujian Allah.
kekufuran pada Allahlah yang menjadikan musuh-musuhNya tak tahan menahan rasa frustasi dan stress akibat fitnah dan demokrasi barbar yang mereka hembuskan atas islam dan umatnya.
Belakangan ini sejak semakin brutalnya penjahat dunia Israel menyerang Gaza, semakin banyak juga orang yang ingin tahu, siapakah sebenarnya HAMAS ? dan bagaimana perannya dalammembebaskan negara Palestina. Negara yang pertama memberi dukungan atas kemerdekaan indonesia.
HAMAS adalah kependekan dari Harokah al Muqowamah al Islamiyah atau Gerakan Perlawanan Islam, didirikan pada tanggal 14 Desember 1987 M oleh Syeikh para syuhada Ahmad Yasin bersama dengan beberapa orang yang meyakini pemikiran gerakan dan manhajnya.
Adapun tahapan-tahapan dari berdirinya gerakan ini adalah:
Fase 70-an : Harokah (Gerakan) sudah mampu berperan dalam meletakan dasar dan memunculkan kelompok-kelompok islam di berbagai yayasan dan asosiasi. Dari sinilah muncul perkumpulan dan lembaga islam hingga terbentuknya Universitas Islam.
Awal 80-an : Harokah semakin solid dalam aspek tanzhim (organisasi) dan ta’thir (ruang lingkup). Pada fase ini harokah merasakan kebutuhan yang mendesak untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Zionis. Di tahun 1983 dibentuklah suatu komisi militer yang melakukan berbagai gerakan-gerakan rahasia untuk melindungi kerja-kerja militer hingga terbentuk Organisasi Jihad dan Dakwah (MAJD)
Tahun 1987 : Harokah mulai melakukan aksi-aksi massa untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Zionis melalui berbagai domonstrasi dan penyebaran pamflet kepada rakyat Palestina di daerah Gaza demi memberikan pernyadaran dan kewaspadaan terhadap berbagai cara-cara penundukan yang dilakukan musuh.
Desember 1987: Terjadi percikan pertama yang memunculkan HAMAS dikarenakan tindakan penganiayaan Zionis terhadap hak-hak rakyat Palestina hingga sampai tahap yang sudah tidak bisa ditahan.
Kehormatan dan hak-hak rakyat Palestina dihina dan direndahkan yang menyebabkan munculnya revolusi. Munculnya Gerakan INTIFADHAH (gelombang perlawanan) bulan Desember 1987 diawali dengan berbagai pemberontakan, revolusi, demonstrasi dan aksi-aksi yang menunjukkan penolakan rakyat Palestina.
Pada bulan-bulan itu juga para tokoh Gerakan Ikhwan memberikan berbagai pelatihan dalam menciptakan perlawanan massa dan penyebaran berbagai pamflet untuk menggiring opini umum dalam menentang pendudukan Zionis.
6 Desember 1987: Terjadi tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh seorang supir sebuah Truk Zionis yang menabrakkan kendaraannya ke sebuah mobil kecil yang membawa para pekerja Arab dan mengakibatkan 4 orang penduduk Palestina syahid. Kejadian tersebut menandai munculnya tahapan baru dalam jihad rakyat Palestina.
Para tokoh Gerakan Ikhwan di Gaza mulai melatih para mahasiswa cara-cara berdemonstrasi. Mereka pun rela menutup kampusnya pada hari-hari demonstrasi. Mereka terus menerus melakukan berbagai demonstrasi baik siang maupun malam sehingga berhasil mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat Palestina, bahkan rakyat pun ikut turun ke jalan bersama para mahasiswa menentang pendudukan Zionis. Inilah yang menjadi percikan pertama dari kemunculan intifadhah yang penuh berkah.
14 Desember 1987 : Merupakan tahapan baru dalam jihad rakyat Palestina menentang pendudukan Zionis zhalim yaitu tahapan yang mencerminkan gelombang perlawanan islam. Pada awalnya dinamakan حمس (HAMAS) namun setelah beberapa hari diganti menjadi حماس (HAMAAS) kata yang berarti kekuatan dan aktivitas.
Kelahiran HAMAS ini diprakarsai oleh para tokoh Ikhwan yang berjumlah 7 orang. Mereka mengadakan pertemuan di wilayah Gaza setelah kejadian truk 6 Desember 1987 yang kemudian menghasilkan HAMAS.
Ketujuh orang pendiri HAMAAS itu adalah Syeikh Ahmad Yasin, DR. Ibrahim al Bazuri, Muhammad Syam’ah (perwakilan di kota Gaza), Abdul Fatah Dakhon (Perwakilan Wilayah Tengah), DR. Abdul Aziz ar Rantisi (Perwakilan Khan Yunus), Isa an Nasyar (perwakilan kota Rafah), Shalah Syahadah (Perwakilan Wilayah Utara).
Gerakan HAMAS ini membuat panik pendudukan Zionis sehingga pada tahun 1988 mereka melakukan banyak penangkapan dan pengusiran tidak terkecuali para pendiri gerakan kecuali Syeikh Ahmad Yasin yang baru dipenjarakan pada tahun 1989.
Berbagai penangkapan terhadap para pemimpin HAMAS di level pertama terus dilakukan namun itu semua tidak menghentikan regenerasi kepemimpinan dalam tubuh HAMAS hingga sampai level kelima. Penangkapan-penangkapan yang dilakukan Zionis itu tidak berpengaruh apa-apa apalagi menghentikan gerakan.
HAMAS juga menggunakan masjid dalam membangkitkan kesadaran dan perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Zionis, yang kemudian gerakan itu dikenal dengan “Tsaurotul Masjid” (Revolusi Masjid).
HAMAS adalah sebuah Gerakan Jihad, Da’wah dan Politik, ia berdiri di atas Syumuliyatul Islam (Universalitas Islam) yang mencakup semua aspek kehidupan. Hal itu dibuktikan dengan masuknya HAMAS ke medan politik dan ikut serta dalam Pemilu bahkan bisa memenangkannya.
Sejak awal, sebenarnya HAMAS sudah menunjukkan keuniversalannya, seperti memiliki Yayasan-yayasan Sosial, Pendidikan, politik dan Jihad. Masuknya HAMAS ke medan perpolitikan adalah proses alami yang bertujuan membenahi berbagai penyimpangan yang ada didalam berbagai peraturan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip rakyat Palestina dan memberikan perlindungan terhadap berbagai kekayaan dan hak-hak mereka. (disarikan dari hasil wawancara www.ikhwanonline.net dengan H. Muhammad Syam’ah, salah seorang pendiri HAMAS)
Sasaran utama Gerakan HAMAS adalah mendirikan negara Palestina diatas seluruh tanah Palestina melalui jihad yang diikuti oleh seluruh kaum muslimin. Didalam Manifestasi Gerakan dijelaskan bahwa kemunculan Intifadhah adalah demi iizzah dan kemuliaan rakyat Palestina sebagaimana disebutkan “Demi mnegembalikan hak-hak kami di negara kami dan meninggikan Panji Allah di bumi.”
Kemudian ditegaskan lagi didalamnya bahwa “Intifadhah (Perlawanan masal) rakyat kami adalah untuk berjaga-jaga di bumi yang sedang dijajah ini. Intifadhah lahir untuk menentang politik pemaksaan Zionis dan untuk memberikan penyadaran kepada setiap sanubari… “
Pemahaman aqidah HAMAS bersandar kepada Al Qur’an dan Sunanh Nabi. Kemunculan HAMAS diprakarsai oleh pemikiran Ikhwanul Muslimin dan HAMAS adalah salah satu sayap dari Gerakan Ikhwan.
Pasal Pertama di dalam Piagam Gerakan disebutkan bahwa manhaj HAMAS adalah islam. HAMAS menjadikan islam sebagai sumber pemikiran dan pemahamannya terhadap alam, kehidupan, manusia, kepadanya mereka berhukum dalam setiap prilakunya dan segala langkah-langkahnya juga merujuk kepadanya.”
HAMAS adalah salah satu mata rantai dari mata rantai-mata rantai jihad dalam memerangi orang-orang Zionis yang kemunculannya memiliki kaitan erat dengan asy Syahid Izzudin al Qossam dan para mujahidin Ikhwanul Muslimin tahun 1936, yang kemudian juga merupakan kelanjutan dari jihad rakyat Palestina dan jihad Ikhwanul Muslimin di dalam perang 1948 serta berbagai operasi jihad Ikhwan Muslimin di tahun 1967.
Adapun struktur HAMAS terbagi menjadi 4 sayap yang saling terpisah :
1. Sayap Mobilisasi Massa.
2. Sayap Keamanan (dahulu bernama MAJD) yang dibentuk pada tahun 1983
3. Sayap Militer (Batalyon Asy Syahid Izzuddin Al Qossam), sebelumnya bernama “Mujahidu Filistiniyin” atau “Al Mujahiduun”
4. Sayap Politik
HAMAS berkeyakinan bahwa peperangan dengan Zionis di Palestina adalah peperangan eksistensi yang tidak mungkin dihentikan kecuali setelah berbagai penyebabnya dilenyapkan yaitu pendudukan Zionis di bumi Palestina dan perampasan tanah-tanahnya serta pengusiran para penduduknya.
Lantas, kenapa FATAH tidak ikut diserang oleh Israel ? dan tidak ikut juga mempertahankan GAZA ?