Marah dapat menyebabkan kanker,serangan jantung,dan penyakit hati lainnya,hehe…(ini mah asli bos,hehe).Kemarahan dapat terwujud dalam beberapa bentuk, mulai dari kesal, benci sampai memberontak. Semua itu adalah bentuk ekspresi dari kemarahan.Mereka yang sedang dilanda amarah, bisa jadi akan terus berperilaku buruk atau sebaliknya kembali normal jika mereka berniat ingin menghilangkan akar kemarahan yang ada dalam dirinya.
Kemarahan adalah emosi yang menakutkan. Ekspresi negatif dari amarah bisa berupa kekerasan secara verbal maupun fisik, prasangka buruk, bersikap anti sosial, kasar, merasa terasing, depresi dan penyakit kejiwaan.
Hal-hal tersebut dapat mengganggu kehidupan seseorang karena dapat merusak hubungan antar individu, menyakiti sesama, mengacaukan pekerjaan, menggelapkan akal sehat, memengaruhi kesehatan dan yang pasti membuyarkan masa depan.
Tapi sisi positifnya juga ada. Kemarahan dapat memperingatkan kita bahwa suatu masalah sedang terjadi. Kita jadi termotivasi untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang ada sehingga kemarahan tidak berlanjut kepada depresi, kecemasan, penggunaan alkohol dan trauma.
Kemarahan pada remaja dapat menular pada orangtua. Remaja sering menghadapi banyak masalah emosi pada masa perkembangannya. Mereka umumnya berjuang dengan krisis identitas, pemisahan diri, hubungan dengan teman dan juga tujuan hidup. Hubungan mereka dengan orangtua juga ikut berubah seiring makin independennya diri mereka.
Hal-hal tersebut di atas dapat memicu perasaan frustrasi dan kebingungan yang berujung timbulnya kemarahan, baik pada orangtua maupun remaja. Kita dapat membantu remaja menghilangkan perilaku buruk selama kita juga bersedia berperilaku baik. Sikap yang dibutuhkan adalah merespons ketimbang saling bereaksi. Kuncinya adalah dengan mengontrol emosi dan mengekspresikannya secara proaktif, bukan menolak kemarahan itu sendiri.
Langkah pertama dalam mengenali dan mengatur kemarahan adalah dengan melihat ke dalam diri sendiri.
Tanyakan pada diri kita sendiri dan juga anak remaja beberapa pertanyaan berikut yang dapat membantu pengenalan pada diri sendiri :
* Darimana datangnya rasa marah?
* Situasi apa yang menyebabkan kemarahan muncul?
* Apakah harapan saya terlalu berlebihan?
* Konflik apa sebenarnya yang sedang saya hadapi sekarang?
* Apakah saya bereaksi untuk menyakiti, mengancam atau menakuti?
* Apakah saya sadar akan tanda-tanda kemarahan (bernapas pendek dan kencang, keringat berlebih) ?
* Bagaimana sikap saya dalam mengekspresikan kemarahan?
* Kepada siapa amarah saya ditujukan?
* Apakah saya menggunakan kemarahan untuk mengisolasi diri, atau menyakiti orang lain?
* Apakah saya selama ini berkomunikasi dengan baik?
* Apakah saya terlalu berfokus pada apa yang terjadi pada diri saya ketimbang apa yang bisa saya kerjakan?
* Apakah emosi yang mengontrol diri saya, atau saya yang mengontrol emosi?
Jika terdapat masalah pada remaj, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mendengarkan keluhan dan perasaan mereka. Usahakan untuk memandang persoalan mereka dari sudut pandang kita ketika masih remaja dulu. Menyalahkan dan mendakwa hanya akan membuat tembok tebal yang akan mengakhiri segala komunikasi.
Katakan perasaan kita,tunjukkan kepada mereka kalau kita begitu memperhatikan dan menyayangi mereka. Penyelesaian yang baik adalah yang dapat memenangkan kedua belah pihak. Relaksasi atau meditasi sangat ampuh untuk melatih kemampuan mengatur emosi. Amarah hanyalah suatu perasaan, sedang bagaimana mengekspresikannya tergantung dari pilihan kita sendiri.
Kemarahan adalah emosi yang menakutkan. Ekspresi negatif dari amarah bisa berupa kekerasan secara verbal maupun fisik, prasangka buruk, bersikap anti sosial, kasar, merasa terasing, depresi dan penyakit kejiwaan.
Hal-hal tersebut dapat mengganggu kehidupan seseorang karena dapat merusak hubungan antar individu, menyakiti sesama, mengacaukan pekerjaan, menggelapkan akal sehat, memengaruhi kesehatan dan yang pasti membuyarkan masa depan.
Tapi sisi positifnya juga ada. Kemarahan dapat memperingatkan kita bahwa suatu masalah sedang terjadi. Kita jadi termotivasi untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang ada sehingga kemarahan tidak berlanjut kepada depresi, kecemasan, penggunaan alkohol dan trauma.
Kemarahan pada remaja dapat menular pada orangtua. Remaja sering menghadapi banyak masalah emosi pada masa perkembangannya. Mereka umumnya berjuang dengan krisis identitas, pemisahan diri, hubungan dengan teman dan juga tujuan hidup. Hubungan mereka dengan orangtua juga ikut berubah seiring makin independennya diri mereka.
Hal-hal tersebut di atas dapat memicu perasaan frustrasi dan kebingungan yang berujung timbulnya kemarahan, baik pada orangtua maupun remaja. Kita dapat membantu remaja menghilangkan perilaku buruk selama kita juga bersedia berperilaku baik. Sikap yang dibutuhkan adalah merespons ketimbang saling bereaksi. Kuncinya adalah dengan mengontrol emosi dan mengekspresikannya secara proaktif, bukan menolak kemarahan itu sendiri.
Langkah pertama dalam mengenali dan mengatur kemarahan adalah dengan melihat ke dalam diri sendiri.
Tanyakan pada diri kita sendiri dan juga anak remaja beberapa pertanyaan berikut yang dapat membantu pengenalan pada diri sendiri :
* Darimana datangnya rasa marah?
* Situasi apa yang menyebabkan kemarahan muncul?
* Apakah harapan saya terlalu berlebihan?
* Konflik apa sebenarnya yang sedang saya hadapi sekarang?
* Apakah saya bereaksi untuk menyakiti, mengancam atau menakuti?
* Apakah saya sadar akan tanda-tanda kemarahan (bernapas pendek dan kencang, keringat berlebih) ?
* Bagaimana sikap saya dalam mengekspresikan kemarahan?
* Kepada siapa amarah saya ditujukan?
* Apakah saya menggunakan kemarahan untuk mengisolasi diri, atau menyakiti orang lain?
* Apakah saya selama ini berkomunikasi dengan baik?
* Apakah saya terlalu berfokus pada apa yang terjadi pada diri saya ketimbang apa yang bisa saya kerjakan?
* Apakah emosi yang mengontrol diri saya, atau saya yang mengontrol emosi?
Jika terdapat masalah pada remaj, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mendengarkan keluhan dan perasaan mereka. Usahakan untuk memandang persoalan mereka dari sudut pandang kita ketika masih remaja dulu. Menyalahkan dan mendakwa hanya akan membuat tembok tebal yang akan mengakhiri segala komunikasi.
Katakan perasaan kita,tunjukkan kepada mereka kalau kita begitu memperhatikan dan menyayangi mereka. Penyelesaian yang baik adalah yang dapat memenangkan kedua belah pihak. Relaksasi atau meditasi sangat ampuh untuk melatih kemampuan mengatur emosi. Amarah hanyalah suatu perasaan, sedang bagaimana mengekspresikannya tergantung dari pilihan kita sendiri.
Categories:
Kehidupan,
Motivasi,
Pengembangan Diri