It's Time to Change

Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan


Zaman sekarang gampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, mal, kampus, di mana-mana. Apalagi sekarang kan ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala.Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan.


Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.

Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. Ah yang bener, iya apa iya. Beberapa hari enggak ditelpon udah resah, seharian enggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasulullah SAW bersabda, “ Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.”

Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). FirmanNya, “ Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS 51:56)

Ketiga, bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.

Memang banyak orang pacaran awalnya enggak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan itu.

FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 17:32)

Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.

Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.

Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya? Tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita enggak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama Ta’aruf, artinya perkenalan.

Pertama, ta'aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta'arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta'aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta'ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.

Kedua, ta'aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).

Ketiga, dengan ta'aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?

Keempat, melalui ta'aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.

Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta'aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan "digantung" pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.

Keenam, dalam ta'aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.

Nah ternyata ta'aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya?




Read More …


Demi Allah,
Aku tak tahu apa harus kukecam hawa nafsuku,
Atas cinta
Atau mataku yang menggoda, atau hati ini
Jika kukecam hati ia berkata: Gara-gara mata yang memandang!
Dan jika kuhardik mata, ia berdalih: Ini kesalahan hati!
Mata dan hati telah dialiri darah,
maka wahai Rabbi, jadilah penolongku atas mata dan hati ini.


Syaitan, kata Ibnu Abbas, menempati tiga lokasi dalam diri seorang laki-laki: pandangan, hati dan ingatan. Sementara kedudukan syaitah dalam diri seorang wanita menurut Faqih-nya para sahabat ini ada pada lirikan mata, hati, dan kelemahannya. Luar biasa betapa betapa semua titik lemah manusia telah diketahui syaithan.

Sungguh benar kemudian jika ustadz Rahmat 'Abdullah mengatakan bahwa titik lemah ujian datang. Demi Allah, ada banyak laki-laki jujur yang akan mengakui bahwa titik lemahnya ada pada kecantikan wajah. Sejujurnya para isteri bangsawan Mesir di masa Yusuf 'Alaihisalam yang mengiris-iris jemarinya menyaksikan ketampanan membius.
Cukuplahungkapan keterpanaan mereka mewakili perasaan lelaki, “... Haasyallaah, ini bukan manusia, ini malaikat yang mulia..” (Yusuf 31)

Di tengah kejujuran itu, biarlah kita merindu sosok-sosok yang pandangannya selalu tunduk, menyerusuk ke dalam bumi. Walau ia menyimpan kekaguman pada Maha Karya Allah, tetapi kemampuan membedakan mana yang halal dan mana yang haram baginya telah mengajarkan kalimat, “Cantik, ijinkan aku menunduk!”

Mari kita dengarkan bagaimana Ummu Salamah berkisah dengan santunnya 'Utsman bin Thalhah dalam perjalanan mereka ke Madinah. Sungguh, hanya Allah yang mengawasi mereka sepanjang 400 kilometer itu. Ya. Padahal Ummu Salamah adalah salah satu wanita tercantik di Makkah dan 'Utsman pun tergolong tampan.

Agaknya, ketundukkan pandangan 'Utsman bin Thalhah, kemudian akhlaknya dan kesuciannya inilah membuat Rasulullah mencegah Umar membunuhnya saat dia masih musyrik dan menjadi tawanan Badar. Bahkan kemudian beliau menetapkan hak pemegang kunci ka'bah padanya dan keturunannya saat penaklukan Makkah. Inilah yang beliau SAW lakukan, meski Ali sang menantu mulia mnginginkan dan meminta kedudukan itu untuk disatukan dengan hak pemberian minum jamaah haji yang ada pada keturunan Abdul Muthalib.

Ibnu ishaq meriwayatkan fragmen ini, dalam penggal kisah hijrah Ummu salamah. Dan inilah yang dituturkan Ummu salamah:

...Utsman bin thalhah bertanya padaku, “Hendak pergi kemana wahai putri Abu Umayyah?”

“Aku hendak menemui suamiku di Madinah.”
“Tidak adakah seseorang yang menyertaimu?”
“Tak seorangpun kecuali Allah da anakku ini...”
“demi Allah, tidak selayaknya engkau dibiarkan seperti ini”, Katanya. Lalu dia menuntun tali kendali unta dan membawaku berjalan dengan cepat. Demi Allah, aku tidak pernah bepergian dengan seorang laki-laki dari kalangan Arab yang lebih santun dari dirinya.

Jika tiba disuatu tempat persinggahan, dia menderumkan unta, kemudian dia menjauh dan membelakangiku agar aku turun. Apabila aku sudah turun, dia menuntun untaku dan mengikatnya di sebuah pohon. Kemudian ia menyingkir dan mencari sebuah pohon lain, berteduh di bawahnya sambil tidur terlentang. Jika sudah dekat waktunya untuk melanjutkan perjalanan, dia mendekat ke arah untaku dan menuntunnya. Sambil agak nebjauh lagi dan membelakangiku dia berkata, “Naiklah!”

Jika aku sudah naik dan duduk dengan mapan di dalam sekedup, dia mendekat lagi dan menuntun tai kekang unta. Begitulah yang senantiasa ia lakukan hingga ia mengantarku sampai ke Madinah. Setelah melihat perkampungan Bani 'Amr bin “auf di Kuba, dia berkata, “Suamimu ada di kampung itu, maka masuklah ke sana dengan barakah Allah.”
setelah itu, dia membalikkan badan dan kembali ke Makkah.

Luar biasa. Terima kasih padamu wahai Utsman, yang telah mengajarkan pada kami akhlak laki-laki sejati. Inilah spontanitas hati yang mampu membedakan mana yang halal bagi dirinya dan mana yang tidak.

Kalau kisah ini belum cukup, ada riwayat lain tentang salah seoarang Murid Ibnu Mas'ud. Rabi' bin Khaitsam namanya. Duapuluh tahun lamanya Rabi' bolak-balik ke rumah Ibnu Mas'ud. Selama itu pula budak perempuan Ibnu Mas'ud tidak mengenalnya kecuali sebagai orang buta karena ketundukkan pandangannya. Jika Rani' mengetuk pintu, budak itu segera melihatnya dan segera melapor, “Sahabat Anda yang buta itu telah datang.”

“Heh, celaka kamu...”, kata Ibnu Mas'ud sambil tertawa. “Dia itu Rabi'..”

Begitulah, sehingga nari kita dengar oujian Ibnu Mas'ud kepada Rabi', “Wa basysyiril mukhbithiin.. berilah kabar gembira kepada orang yang selalu menjaga kesucian. Demi Allah, seandainya Rasulullah melihatmu, tentu beliau akan membanggakanmu.”.

Demi Allah, Utsman bin Thalhahdan Rabi' bin Khaitsam telah mengajari kita akhlak pria sejati. Akhlak yang membuat syaithan menggigit jari. Akhlak yang mengajari kita untuk berkata, “Cantik, ijinkan aku menunduk...”

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan hendaklah mereka jaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesunggunya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur 30)

Maka Hilanglah Hafalannya

“dari Jarir ibn 'Abdillah, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba. Beliau bersabda: Palingkan segera pandanganmu!” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Apa yang salah dari melihat tak sengaja, kemudian segera dipalingkan. Mungkin tidak ada. Tetapi pengalaman Imam Al Bukhari menjadi pelajaran bahwa sekecil apapun larangan Allah didekati akan ada efek terasa. Diriwayatkan bahwa ketika beliau menghafal hadist-hadist yang sedang diteliti, tanpa sengaja beliau melihat betis seorang wanita. Dan, -catat ini- , serta merta empat puluh hadits yang sedang beliau hafal itu hilang dari memori!

Ah, hafalan kita kan sedikit. Aduhai, itu bukan alasan untuk menipu diri. Poros nilai yang kita bicarakan bukan sedikit banyaknya hafalan, hilang atau tidak karena memandang. Bukan itu. Nilai yang kita bicarakan adalah pandangan dan konsekuensi ketaqwaan yang mengikutinya.

“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Ghafir 19)

Esensi ketakwaan kepada Allah telah mengajarkan kepada salah seorang pelayan Rasulullah untuk melarikan diri ketakutan setelah melihat seorang wanita Anshar mandi. Betapa malu ia kepada Allah dan Rasul-Nya, sampai ia tak bisa menunjukkan muka kepada Rasulullah, mengisi malamnya dengan tangis pilu di tengah gurun selama 40 hari. “Aku dapati, seperti semut-semut yang merayap di sekujur kulit dan tulangku..” katanya menggambarkan dosa yang ia rasakan. Demikian Syaikh Muhammad Assaf mengisahkannya kepada kita dalam Berkas-berkas Cahaya Kenabian.

Demikian juga kisah berikut ini menjadi pelajaran, dengarlah...

“akan datang kepada kita..”, kata Utsman bin Affan ketika , “..seorang laki-laki yang di matanya ada bekas zina!”. Setalah ditunggu, datanglah laki-laki itu yang dengan jujur mengakui, ia beru saja berpapasan dengan seorang muslimah yang ia kagumi kecantikanny. (Aduh, kita pasti jadi malu kalau ketemu Utsman!)

“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati>” (Ghafir 19)

mari belajar dari sisi lain kisah ini. Selain ungkapan “bekas zina” yang kita dengar, ada sisi pribadi Utsman yang menarik. Bagaimana ia tahu ada bekaszina? “Bukan, bukan wahyu...,” kata Utsman, “Hanya firasat seorang mukmin!”

menyelami kehidupan Utsman bin Affan adalah mengarungi lautan pelajaran tentang sikapnya yang menjaga kesucian diri. Kejernihan Bashirah, kebeningan mata hati, dan kepekaan terhadap maksiat yang berkaitan dengan kesucian anggota badan adalah produk dari kesucian diri itu. Bukankah ia, - seperti kata Rasulullah-, manusia yang malaikat pun malu kepadanya?

Anda ingin tahu bagaimana Utsman menjaga aurat diri?Mandinya Utsman tidak dilakukan kecuali dalam rumah yang terkunci rapat, tertutup semua lubangnya, di kamar yang paling terlindung dan terkunci, dalam sebuah bilik rapat kamar itu, dan dipasang selubung kain yang tinggi. Itu pun, Utsman masih tak bisa menegakkan punggung karena rasa malu.

Salam untukmu pemilik dua cahaya, menantu ganda Rasulullah. Tampaknya engkaulah contoh termanis tentang menjaga pandangan dan menjaga diri,sesuatu yang telah engkau rasakan manisnya dalam hati. Dan iblis pun tak bisa merentang busurnya...

“Pandangan adalah anak panah beracun dari anak panah iblis. Siapapun yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, Allah akan mengaruniakan keimanan, yang ia temui rasa manisnya di dalam hati,” (HR Al Hakim)


Read More …


Kasih sayang merupakan fitrah manusia yang dianugerahkan oleh sang Khalik kepada manusia untuk menjaga kelangsungan jenisnya. Fitrah ini adalah manisfestasi dari adanya naluri mempertahankan jenis (gharizah nau’) yang terdapat dalam diri manusia. Dengan fitrah inilah kehidupan manusia terus berjalan sejak nabi Adam as. hingga kini. Hanya saja ketika fitrah ini tidak diatur oleh aturan yang benar tentunya tidak akan menghantarkan kepada tujuan dari diciptakan fitrah ini bahkan justru akan merusak. Lebih jauh lagi hal ini akan menghantarkan manusia pada kegelisan dan ketidaktentraman dalam menjalani hidup.

Memasuki bulan Februari ini ada satu tema besar yg berkaitan dengan ekspresi perasaan kasih sayang yang terus menerus d propagandakan oleh para kapitalis beserta para pembebek-pembebeknya untuk meracuni ruang romantisme kita. Padahal, kasih sayang yang diajarkan oleh ritual mereka, yang biasa disebut Valentine Day, hanyalah kasih sayang semu. Karena kasih sayang yang mereka maksud adalah hubungan antar lawan jenis yang didasarkan hawa nafsu biologis semata sebagaimana ritual yang biasa dilaksanakan oleh paganis Romawi kuno dengan peringatan Lupercalia-nya. Kasih sayang yang mereka propagandakan adalah pernyataan kosong (klise) yang tak pernah terbukti dalam kehidupan mereka. Lihatlah penjajahan yang mereka lakukan hari ini di Afghanistan, Irak, suport terhadap israel, dukungan pada penguasa-penguasa diktator dan kriminal-kriminal internasional. Lebih jauh lagi pernyataan ini merupakan ungkapan tipu muslihat untuk menutupi kepentingan mereka yang sesungguhnya yaitu penyebaran ideologi Kapitalisme.

Secara historis, sebenarnya perayaan valentine day ini bermula dari kisah St. Valentinus yang tak lebih dari sebuah legenda yang pernah dicoba untuk dihapuskan dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya tidak jelas dan hanya berbasis legenda saja.

Dalam perkembangan selanjutnya peringatan Valentine didukung oleh negara-negara Kapitalis Barat (seperti AS dan Inggris) untuk disebarkan keseluruh dunia Dengan dukungan penuh media massa yang umumnya disokong oleh para kapitalis besar lewat iklan-iklan seperti surat kabar, radio maupun televisi, perhelatan besar pun diadakan dengan tujuan mencekoki generasi muda dengan iklan-iklan valentine day baik bermotif bisnis maupun ideologis. Makanya tak heran bila menjelang bulan Februari ini kita menemukan jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) yang mengekspos atau mempromosikan Valentine di mana-mana.

Saat ini, peringatan Valentine menjadi salah satu alat yang digunakan Barat (Kapitalisme) untuk menyebarkan paham-paham liberal. Hal ini berkaitan dengan konspirasi Barat untuk menjajah dunia Islam (kenapa islam? Karena islam anti kapitalisme) dengan melakukan liberalisasi pergaulan pada generasi muda kita yang ujung-ujungnya menyibukkan diri kita dengan hal-hal yang sepele. Dengan menanamkan budaya persmisif hedonis yang tak bertanggungjawab. pihak kapitalis bermaksud untuk melenakan dan memalingkan generasi muda dari cengkraman-cengkeraman (penjajahan) meraka yang secara sistematis mengeksploitasi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di seluruh dunia.

Diterimanya budaya valentine day saat ini pada dasarnya bukan karena adanya kebenaran di dalam nilainya. Diterimanya budaya ini lebih karena hegemoni dan dominasi peradaban Barat atas peradaban dunia saat ini. Dominasi ini telah menjadikan apapun yang datang dari Barat pasti benar adanya. Apa yang menurut Barat baik maka itu adalah kebaikan. selain itu, bertahannya budaya valentine day ini tak lebih juga dikarenakan akutnya mental inlander. (terjajah) dan membebek dari generasi muda Islam saat ini


Read More …


Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya,pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki : selamanya memberi yang bisa kita berikan,selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. -M. Anis Matta-

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Ia tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha. Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pencinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya.

Di jalan cinta para pejuang, kita belajar untuk bertanggungjawab atas setiap perasaan kita..


Read More …

Malam itu kembali terbayang,Sesosok wajah yang penuh pesona.Wajah yang tak mungkin mudah untuk dilupakan, karena begitu banyak kenangan bersamanya,mungkin karena melihat kepribadiannya lah aku bisa lebih mengenal tentang indahnya Islam.

Senang,khawatir,cemas,ragu,semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu di dalam hati ini.Bisa dibilang ini perasaan lama yang sempat ingin tuk dilupakan.Namun beberapa hari ini bangkit kembali.

Tapi ada sebuah pertanyaan besar yang hinggap dalam hatiku.Apakah ini yang namanya cinta atau hanya sebatas nafsu semata.Yaa Allah hanya kepadaMu lah hambaMu ini memohon perlindingan.Jagalah cinta ini agar tetap hanya karenaMu,bukan karena nafsu sesaat.

Yaa Allah periharalah cinta ini hingga suatu saat nanti kami bisa berjuang bersama,Amiin


Read More …

Cinta... tiada satu pun di dunia ini yang menafikan karena cinta sendiri merupakan senyawa yang menjadi fitrah manusia sejak dia ada. Sekarang, permasalahan yang muncul adalah apakah kita bisa menumbuhkan benih cinta yang ada di dalam hati sesuai dengan porsinya? Apakah kita mampu mensinkronisasikan cinta dengan dakwah yang telah menjadi darah daging kita sendiri? Ataukah kita memisahkan cinta dengan dakwah lalu jatuh terluka karena telah mencabik-cabiknya dari nyawa? Kita letakkan harapan pada hamba, yang bahkan masih mengeja makna cinta. Sedangkan cinta hanya mau berharap pada Ilahi Rabbi-Tuhan yang telah menjadikannya ada.

Andaikan kita menjadi seorang aktivis yang telah jatuh cinta pada seorang pengemban dakwah lainnya, apakah kita adalah orang yang lantas tergelincir dari jalan dakwah ataukah kita mampu bertahan lalu menjaga cinta kita sebagai rahasia saja? Atau jangan-jangan kita biarkan cinta dan dakwah berjalan beriringan. Kita berjuang untuk Allah sekaligus untuk mendapatkan cinta dari aktivis dakwah lainnya juga. Padahal kita mengetahui hanya amal yang niat tulus karena Allah saja-lah yang diterima oleh Allah.

Wahai para pengemban risalah Allah, sadarlah... Hanya kejujuran dan ketulusan sajalah yang mampu mengalahkan semua niat yang telah ternoda di dalam dada. Ketika niat telah terkotori dan cinta telah berharap pada selain Allah, jujurlah pada Allah. Utarakan kepada Allah dengan sejujurnya keinginanmu yang sebenarnya. Jika ingin bersatu dengannya, mintalah... Pun ketika hati ini ingin diluruskan oleh Allah, dihilangkan bayang-bayang dirinya dari pikiran, maka mintalah... Jujurlah pada Allah... Kenapa kita harus menutupi hal yang tampak di hadapan-Nya?

Tulus dan jujurlah hanya kepada Allah-Rabb yang Maha Mengetahui segala isi hati. Karena hanya Allah saja yang mampu jujur dan tulus kepada kita. Bukan pendamping dakwah yang kita harapkan atau bahkan lingkungan yang mungkin juga sedang futur.

Lalu ketika Allah telah membalas kejujuran itu, maka saatnya untuk tulus kepada Allah. Tulus atas apapun keputusan Allah yang diberikannya kepada kita. Seandainya Allah mengabulkan doa-doa kita, anggaplah ini sebagai kado kecil dari-Nya karena kita telah jujur pada-Nya. Jika Allah mengizinkan kita bersatu dengan kekasih hati, maka tuluskan lagi niat kita hanya karena Allah. Maka insyaAllah perjalanan dakwah ini dengan kekasih hati akan lebih indah dan diridhoi oleh-Nya. Sedangkan bila Allah justru memisahkan kita dengan kekasih hati, maka kita juga harus berusaha tulus menerima segala keputusan Allah. Ini adalah keputusan terbaik dari Allah dan tiada yang bisa menandinginya. Yakinlah dengan keputusan Allah ini, maka insyaAllah penggantinya akan lebih baik dari apa yang selama ini kita bayangkan.

InsyaAllah dengan kejujuran dan ketulusan cinta ini maka aktivis dapat melangkah di jalan dakwah dengan keyakinan teguh dan kesabaran. Akivis menjadi insan yang istiqomah melangkah di jalan dakwah. Aktivis menjadi mujahid yang berhasil dari segi strategi dan segi kesucian cinta. Semoga kita semua menjadi aktivis yang mampu jujur dan tulus kepada Allah atas fitrah cinta yang telah menjadi senyawa dalam jiwa kita. Amin...
Read More …

Dakwah bagaikan cahaya yang terpantul dari kedalaman senyawa dalam dada.
Cahayanya terpantul karena banyaknya kaca hati yang terserak, menyertai segenap duka yang terpupuk atas nama surga.
Semakin banyak kaca hati yang terserak mampu melunturkan waktu yang kian menipis di kisi-kisi senja. Berharap cepat kembali demi sebuah cinta.

Bagi seorang aktivis, dakwah merupakan sebuah jalan panjang menuju surga-Nya yang penuh onak dan duri. Tidak akan disebut berdakwah ketika seorang aktivis tidak menemui cobaan dalam berdakwah. Karena memang cobaan adalah bagian dari dakwah itu sendiri dan Allah akan selalu menguji kesungguhan hati orang-orang yang telah berani mengatakan bahwa mereka beriman.

Banyak aktivis yang telah berhasil melewati berbagai fase cobaan dalam rentang dakwahnya yang panjang. Aktivis ini telah membuktikan dirinya di hadapan kaum muslimin dan Rabb bahwa dengan keteguhan hati dan kesabarannya telah berhasil melakukan terobosan-terobosan dakwah yang penuh strategi dalam melawan kebatilan. Aktivis ini menjadi tumpuan dakwah di tempatnya berada karena dapat dipercaya dan amanah dalam melaksanakan berbagai agenda. Ia layak digelari mujahidullah peradaban karena mampu bertahan dengan cobaan dakwah yang menyangkut strategi dalam melawan kebatilan.

Tetapi seringkali aktivis itu tidak menyadari bahaya cobaan yang sedang menerpa hatinya. Hatinya yang rapuh sering tergelincir dengan cinta terhadap lawan jenis yang tumbuh dari kebersamaan mereka dalam dakwah yang panjang dan penuh cobaan. Ta'awun yang mereka lakukan seringkali menimbulkan benih-benih terpendam. Lalu diam-diam mereka pupuk di dalam hati hingga akhirnya bunga bermekaran di mana-mana. Sayangnya, bunga itu bukanlah bunga mawar yang indah... Bunga itu tumbuh bukan dari keimanan, melainkan dari pandangan mata dan nafsu yang pelan-pelan merusak hati lalu menggerogoti jiwa yang lemah. Jiwa itu kini menjadi rapuh, merusak seluruh niat yang tersampir di dada lalu akhirnya merobohkan sendi-sendi dakwah.

Walaupun begitu, sulit sekali untuk melepaskan ‘dia' yang telah bersemayam di dada, jauh melebihi Dia yang selama ini selalu bersama kita dengan penuh cinta. Bagaimana bisa melupakannya begitu saja? Ketika seorang aktivis dakwah telah terlalu lama menancapkan panah-panah pandangan mata ke arah ‘dia' yang tampak indah dengan segala gerik dakwahnya, sedangkan Dia-Rabb yang selalu ada untuk kita tak pernah sekalipun menampakkan wujud-Nya, tentu saja sosok'nya' jadi lebih bermakna. Kita takut tegas padanya karena sebelumnya telah terbayang wajahnya yang memelas. Kita jadi takut berbuat salah padanya karena telah terbayang wajahnya yang merah padam. Sekarang di dalam pikiran hanya ada wajahnya dimana-mana! Inilah bahaya kalau para aktivis mengurangi porsi ghadul bashar pada lawan jenis...

Lalu setelah berusaha ghadul bashar dan meluruskan niat lagi, datang cobaan dari lingkungan sesama aktivis dakwah. Yang anehnya lagi, lingkungan aktivis kadang malah mendukungnya. Mereka ucapkan kata-kata penggoda untuk membuatnya merasa bahwa sosok ‘itu' juga pantas disandingkan dengannya. Hati yang telah kokoh dibentengi keimanan kepada Allah itu akhirnya kandas juga dimakan api asmara yang datangnya dari sesama para aktivis dakwah. Terkadang lingkungan aktivis dakwah sekalipun juga dapat menjerumuskan ketika orang-orang yang ada di lingkungan itu sendiri kurang bisa menjaga hati dan pandangannya. Benar-benar cobaan yang dahsyat! Harapan dan kenyataan untuk menggapai surga-Nya telah terkotori oleh cobaan cinta dari lawan jenis yang tidak mampu dimaknai sesuai porsinya. Kini, yang tersisa hanyalah puing-puing dakwah yang terserak, roboh terkena badai cinta.
Read More …

Rasulullah SAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim). Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang.

Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.

Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di tangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik dengan ketidakmandirian dan ketidakberdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibu di rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.

Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar di bangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan.

Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih sayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusak akal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas.
Read More …

Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad diinik…
Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad da’watik…

Love is a give (Cinta adalah berkah)
Love is the essence of life (Cinta adalah inti sari kehidupan)

Karena cinta Allah bumi ini ada,karena cinta Allah sang surya dapat bersinar.Cinta antar manusia yang membuat hidup tentram dan nyaman.Ketika kita memutuskan untuk mencintai maka tidak ada kata pamrih dalam hal ini.Tapi yang ada adalah kita harus sudah siap memberi yang terbaik kepada yang dicintai tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Mirip seperti itulah hakikat menjadi seorang da’i.Dia harus siap mengorbankan hidup dan matinya demi da’wah,jangan berjuang setengah-setengah karena hasilnya pun tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan.Seorang da’i haruslah memberi untuk kebangkitan Islam mulai dari harta,ide,gagasan,dll.Tapi yang perlu kita ingat juga adalah kita jangan sampai pernah mengharapkan menerima sesuatu dari setiap kerja da’wah.Itulah yang namanya ikhlas.

Seorang da’i harus siap menjadi jundi dan pada saat yang sama pula siap sebagai qiyadah,siap dipimpin dan di waktu yang sama juga siap untuk memimpin.Siap mengeluarkan uang untuk da’wah sebagai investasi akhirat kita dan siap juga untuk mengeluarkan tenaga untuk da’wah.
Saya teringat kata-kata dari Ust.Darlis bahwa “Hubungan ikhwan dan akhwat aktivis da’wah adalah seperti saudara.Cukup sampai disana saja.Kalaupun terjadi gangguan hati yang merupakan sunatullah akibat adanya interaksi,hal itu tidak akan melebihi taraf SIMPATI (SIMPan dAlam haTI).Kecuali kalau Allah memberikan kesempatan padanya untuk menyelesaikan setengah agamanya”.

Jika Allah telah menentukan jodoh untuk kita.Mengapa kita takut menjadi jomblo tua ??Ada satu hal yang akan datang dengan sendirinya pada kita semua yaitu jodoh.Sehingga jangan sampai hal ini membuat kita ragu akan janji Allah pada kita.Ingat masih panjang langkah da’wah kita.Masih begitu banyak lahan da’wah yang belum kita jamah.Jangan sampai da’wah kita berpenyakit karena masalah ini.

Da’wah adalah sesuatu yang suci.Sehingga orang yang berhak dan akan bertahan dalam jalan ini adalah orang yang niat ikhlas membersihkan dirinya.Dia ikut tarbiyah dengan keikhlasan bukan karena ingin menikah dengan akhwat berjilbab.Bukan ingin ketenaran tapi dia berda’wah ingin menuju jannah-Nya.Bukan ingin mendapatkan jabatan fans atau lainnya.

Utk ikhwan…
Bila anda istiqomah di jalan da’wah ini,
Bidadari telah menanti anda di syurga nanti…
Utk Akhwat…
Bila anda istiqomah di jalan da’wah ini,
Anda lebih baik dari bidadari yang terbaik yang ada di surga…
Read More …

Kita sudah tau bahwa cinta yang harus di pupuk itu adalah kecintaan kita kepada Allah.Jika kita sudah memberikan yang Terbaik untuk Allah dan Dakwah ini maka Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita...pandidikan yang terbaik,prestasi yang terbaik insyaAllah kalau saatnya tiba juga diberikan jodoh yang terbaik.Jadi buat apa kita mengotori hati kita dengan kecintaan yang belum pasti kita para Aktivis yang sudah tertarbiyah seharusnya gak wajar memikirkan hal-hal yang tidak berguna semacam itu...kecintaan pada Allah lah yang tertinggi.
Logikanya gini,kalau seandainya temen2 kita yang masih Ammah mengumbar syahwatnya dengan pacaran sms an teleponan dan sebagainya itu karena mereka blom paham, Nah kalau kita para Aktivis

Dakwah juga melakukan kegiatan seperti "mereka" misalnya sms-an dan segala macemnya...WAJAR GA????? nggak khan.Klau ada diantara aktivis dakwah yang terserang virus ini ...istighfarlah..dan mohon ampunan pada Allah sebanyak-banyaknya.Perbaiki niat kita lakukan yang tebaik buat dakwah ini.Jangan bikin kotor dakwah dengan tingkah laku kita.

Ustadz Rahmat Abdullah (Alm) pernah ngomong. Kalo sebenarnya Allah akan senantiasa menguji manusia pada titik terlemahnya. Artinya, kalo kita selalu mengalami kesulitan atau kelemahan dalam hal memenej hati untuk nggak jatuh kedalam sesuatu yang dinilai maksiat. Termasuk ketidakmampuan kita untuk menjadikan rasa mencintai yang awalnya fitrah justru membuka jalan untuk membuat kita lalai terus menerus. Maka pada titik itulah Allah selalu ngasih ujian sampai kita berhasil untuk menaklukkan kelemahan itu.

Please deh, kita ini mikul amanah yang berat banget. Apapun yang ada dalam diri seorang kader itu jadi cerminan di masyarakat. Nggak asik kan kalo tiba-tiba orang yang ngerasa simpati dan tertarik dengan jihad kita pada kecewa dan lari karena ternyata sang kader pun nggak punya daya tahan yang lebih untuk mengontrol nafsunya. Karena masyarakat nggak perlu khutbah yang cuma di lisan aja, tapi juga refleksi dari para kader untuk pembuktian yang lebih meyakinkan.

Oke deh, semoga ini menjadi perenungan untuk kita semua (terutama bagi yang kesindir tolong dimasukin ke hati, he..he). Agar jangan karena alasan keduniaan ngebuat kita jadi rapuh dan jauh dari keridhoan Allah.
Read More …

Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah kefahaman
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah keikhlasan
Jika engkau cinta
Maka da`wah adalah `amal

Sungguh, Cinta itu amat penting dalam da'wah. Tanpa cinta, amal apapun akan menjadi sia-sia. Sebaliknya, dengan cinta, semua jadi bermakna. Abu sulaiman berkata, ” beruntunglah orang yang mengayunkan satu langkah kakinya dengan benar, yang tidak menginginkannya kecuali karena Allah semata.” Cinta disini bukanlah semata kepolosan atau keluguan perasaan. Cinta adalah perkara yang lahir dari hati orang yang orang tersebut mengetahui bila hatinya memiliki cinta itu. Cinta seperti ini yang kadang berbuah istimewa, hingga dapat mengubah orang biasa menjadi luar biasa di sisi Allah SWT.

Da'wah haruslah di iringi dengan profesionalitas dan niat baik. Da'wah yang profesional dapat di kaitkan dengan cinta. Karena cinta selalu terkait dengan pemberian dan semangat. Jika cinta unsur batinnya, pemberian adalah unsur lahirnya dan da'wah adalah unsur amalnya. Da'wah dengan cinta adalah memberi dengan tulus. Memberi dengan tulus adalah bukan karena terpaksa. Jadi bukanlah karena ingin popularitas apalagi menjilat. Da'wah tidak selalu tanpa perhitungan, karena banyak da'wah yang tidak di landasi dengan kemampuan akan bernilai negatif.

Ingat juga cinta juga tidak boleh berlebihan. Dari hadis riwayat bukhari kita bisa mengambil pelajaran dari sahabat rasulullah saad bin abi waqqash yang memberikan dua pertiga dari hartanya karena ia merasa akan mati dan hanya ada seorang anak perempuan yang akan memawisi hartanya. Rasulullah tidak membolehkan. Dan hanya boleh sepertiga dari hartanya, karena ia masih mempunyai anak. Rasulullah pun berkata, ” Sesungguhnya meninggalkan keturunanmu dalam keadaan kaya lebih baik dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin.” Jadi dengan cinta, da'wah bukanlah cerita konyol seperti cinta romeo kepada juliet. Ia adalah sebuah semangat yang mengerakan. Ia bicara tentang kefahaman, keikhalasan, amal, jihad, ketaatan, pengorbanan, keteguhan, totalitas, kepercayaan, dan persaudaraan. Wallahu 'Alam wa Lilahil 'Izzah
Read More …

FRIS atau Forum Remaja Islam adalah organisasi kerohanian atau sering disebut dengan rohis yg berada disalah satu SMP Negeri di Kota Cimahi.Dan Subhanallah tantangan da'wah yang saya rasakan disini lebih dahsyat di bandingkan dengan tantangan da'wah di kampus (maklum mahasiswa di kampus emang udah kuat agamanya,hehehe).
Dan mungkin tantangan ini adalah tantangan yang paling berat selama saya jadi mentor disana.Mungkin cerita awalnya ketika dari pihak alumni mengajukan sebuah kegiatan di Bulan Ramadhan ini,ketika itu saya dan 2 orang sahabat saya mengajukan proposal itu ke pihak SMP.Dan Subahanallah tanggapan dari pihak sekolah pun sangat respek dengan kegiatan itu.Akhirnya mereka meminta waktu untuk mendiskusikan tentang kegiatan itu.
Karena melihat tanggapan yang positif dari pihak sekolah akhirnya kami pun memberikan kabar baik ini kepada anak" FRIS, dan merekapun sangat senang karena bisa "balas dendam" karena sebelumnya mereka tidak diizinkam untuk tampil saat demo ekskul.
Setelah 1 minggu berlalu ternyata pihak sekolah belum memberikan keputusannya tentang kegiatan itu.Karena rasa penasaran saya menghubungi sahabat saya untuk menanyakan langsung ke pihak sekolah mengenai keputusan kegiatan yang kami rencanakan.
Dan ternyata jawaban yang sahabat saya dapatkan hanyalah sebuah kalimat "maaf sekolah belum memutuskan".Mendengar jawaban itupun saya sempat sedikit ragu bisa mengadakan kegiatan ini.Karena melihat anak" FRIS yang sangat antusias untuk mengadakan kegiatan ini akhirnya saya pun kembali bangkit dan dengan alumni yang lain akhirnya kita membuat sebuah strategi untuk bisa mendapatkan kepastian tentang kegiatan kita,disetujui atau ditolak..!!
Akhirnya pada suatu hari,kami dipanggil untuk menemui seorang guru agama yang telah diamanahi oleh kepala sekolah untuk menjadi pembina di Remaja Masjid.Setelah beberapa lama kita bercakap-cakap akhirnya beliau bertanya kepada kita,"Bisa tidak alumni bantu ibu untuk ngatur IRMA (Ikatan Remaja Masjid ) ?". Mendengar pertanyaan itu kami pun salah bertatapan satu sama lainnya.Dalam hati saya terdapat sebuah pertanyaan besar "Apa yang dimaksud IRMA itu adalah FRIS ?".
Ternyata sahabat saya bertanya kepada guru tersebut,"Apa yang ibu maksud itu adalah FRIS ?" dengan santainya beliau menjawab "FRIS itu apa ? " Mendengar jawaban tersebut saya sedikit emosi dalam hati saya ada sebuah pertanyaan yang sangat besar "Apakah beliau ini lupa tentang FRIS atau emang melupakan FRIS ??"
Lalu sahabat saya bertanya lagi " Apakah ibu pembina FRIS ? " beliau pun menjawab " Ibu mah bukan pembina FRIS tapi pembina IRMA "
Mendengar jawaban itu kami pun merasa bahwa selama 4 tahun FRIS berada di sekolah ini ternyata hanya dianggap angin lalu saja.Betapa sakit hatinya kami semua.Karena pembicaraan kami jauh melebar akhirnya saya berani diri untuk menanyakan bagaimana dengan kegiatan yang kita rencanakan.Beliau pun langsung memberitahukan bahwa proposal kami ditolak dengan alasan sekolah tidak memiliki anggaran untuk kegiatan itu.
Keesokan harinya ketika pulang dari kampus saya mendapatkan info dari anak"FRIS bahwa guru tersebut meminta data FRIS dan itu harus dikumpulkan keesokan harinya apabila FRIS ingin diakui di sekolah tersebut.Akhirnya saya pun langsung ke sekolah dan memberikan formulir agar diisi oleh anak" FRIS untuk diisi oleh mereka dan dikumpulkan kepada guru tersebut.
Keesokan harinya anak" FRIS pun memberikan data tersebut kepada guru itu.Dan beliau pun akan memberikan jawaban pada hari kamis sekarang (04/09/08).Setelah mendengar itu akhirnya saya mengumpulkan alumni untuk mengadakan syuro pada hari ahad.Dan di syuro tersebut saya semakin bersemangat untuk tetap mempertahankan FRIS.Mungkin ini juga sebuah teguran dari Allah klo selama ini kami terlalu berleha-leha.
Akhirnya dengan modal semangat kami memberanikan diri untuk tetep mengadakan kegiatan kami tersebut dengan satu syarat yaitu biaya dari kita sendiri.Dan dengan antusiasnya anak" FRIS pun menyambut keputusan kami dan mereka siap menyumbang demi kegiatan ini.Mereka ada yang siap mengajukan proposal kepada orang tuanya bahkan mereka mau menyisihkan uang jajannya demi menyumbang untuk dana kegiatan ini.

#Dengan kejadian ini banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil mulai dari supaya da'wah kita lebih serius lagi dan yang paling besar dirasakan adalah kekompakan yang terjalin antara anak" FRIS,mereka bersatu dengan satu tujuan mereka ingin membuktikan bahwa FRIS itu ada di SMP itu dan mereka bisa membuat sesuatu yang belum pernah ekskul lain buat. #

"Ya Allah Engkau Yang Maha Mengetahui kekuatan dan kelemahan kami,maka dari itu kami mohon pertolonganMu untuk bisa menyukseskan kegiatan ini demi mensyiarkan agamaMu,Amiiinn"
Read More …

Ternyata ikhwan juga dapat merasakan kegelisahan yang dirasakan oleh akhwat. N ada yang telah membuat puisi seperti berikut.:

Ukhtiku...
Masihkah menungguku.. .?

Hm... menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?!
Menunggu...
Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang 'istimewa'
Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa
Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu
Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat

Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan- Nya,
melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu,
atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati
Eits, bukan berarti melamun sampai angong alias ngayal dengan pikiran kosong
Karena itu justru berbahaya, bisa mengundang makhluk dari 'dunia lain' masuk ke jiwa

Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif
Mumpung waktu kita masih banyak luang
Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga
Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak
Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak

Karenanya wahai bidadari dunia...
Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang
Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda
Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit
Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber
Belum lagi satu per satu kasus korupsi tingkat tinggi yang membuktikan bahwa negeri ini 'sarang tikus'
Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini
Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit
Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik
Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri

Ukhtiku...
Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah
Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti,
betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu
Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu
Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang
Karena jalan ini masih panjang
Banyak hal yang menghadang
Hatiku pun melagu dalam nada angan
Seolah sedetik tiada tersisakan
Resah hati tak mampu kuhindarkan
Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan
Karang asaku tiada ' kan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah kegelisahan
Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan
Keputusan besar untuk datang kepadamu

Ukhtiku...
Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu
Percayalah pada-Nya, Yang Maha Pemberi Cinta,
bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir
Yakinlah...saat itu pasti ' kan tiba
Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu
Karena kecantikan hati dan iman yang dicari
Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu
Karena aura keimananlah yang utama
Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga,
merasuk dan menembus relung jiwa

Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu jangan kau pertaruhkan, hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari.

Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil
Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup
Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu
Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu
Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya
Jika memang kau tak sempat bertemu diriku,
sungguh...itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci
Dan kau terpilih menjadi Ainul Mardhiyah di jannah-Nya

Ukhtiku...
Skenario Allah adalah skenario terbaik
Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita
Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang,
merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya
Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita

Ukhtiku...
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ' kan menjelang jua
Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan
Apa kabarkah kau disana?
Lelahkah kau menungguku berkelana?
Lelahkah menungguku kau disana?
Bisa bertahankah kau disana?
Tetap bertahanlah kau disana...
Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu
Bila waktu itu telah tiba,
kenakanlah mahkota itu,
kenakanlah gaun indah itu...
Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti...

Ukhtiku...
Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir
Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera,
kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang
Cinta membuat hati terasa terpotong-potong
Jika di sana ada bintang yang menghilang,
mataku berpendar mencari bintang yang datang
Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu sampai aku datang...

Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat
Dan mendo'akanmu agar kau selalu sehat, bahagia,
dan mendapat yang terbaik dari-Nya
Aku tak pernah berharap, kau ' kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini
Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup
Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini
Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau 'tuk dikagumi
Akulah orang yang ' kan selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu

Ukhtiku...
Saat ini ku hanya bisa mengagumimu,
hanya bisa merindukanmu
Dan tetaplah berharap, terus berharap
Berharap aku ' kan segera datang
Jangan pernah berhenti berharap,
Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup

Bila kau jadi istriku kelak,
jangan pernah berhenti memilikiku
dan mencintaiku hingga ujung waktu
Tunjukkan padaku kau ' kan selalu mencintaiku
Hanya engkau yang aku harap
Telah lama kuharap hadirmu di sini
Meski sulit, harus kudapatkan
Jika tidak kudapat di dunia...
' kan kukejar sang Ainul Mardhiyah yang menanti di surga

Ku akui cintaku tak hanya hinggap di satu tempat,
aku takut mungkin diriku terlalu liar bagimu
Namun sejujurnya, semua itu hanyalah persinggahan egoku,
pelarian perasaanku
dan sikapmu telah meluluhkan jiwaku
Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti...
Apa yang akan ku hadapi
Dan apa yang harus kucari dalam hidup

Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini,
untuk dirimu yang selalu bijaksana
Aku goreskan syair sederhana ini,
untuk dirimu yang selalu mempesona
Memahamiku dan mencintaiku apa adanya
Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku dan bagimu
Semoga...

Kau terindah di antara bunga yang pernah aku miliki dahulu
Kau teranggun di antara dewi yang pernah aku temui dahulu
Kau berikan tanda penuh arti yang tak bisa aku mengerti
Kau bentangkan jalan penuh duri yang tak bisa aku lewati
Begitu indah kau tercipta bagi Adam
Begitu anggun kau terlahir sebagai Hawa
Kau terindah yang pernah kukagumi meski tak bisa aku miliki
Kau teranggun yang pernah kutemui meski tak bisa aku miliki

Ya Allah...
ringankanlah kerinduan yang mendera
kupanjatkan sepotong doa setiap waktu,
karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku

Ya Allah...
ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini
ringankan langkah kami
beri kami kekuatan dan kemampuan
tuk melengkapkan setengah dien ini,
mengikuti sunnah RasulMu
jangan biarkan hati-hati kami
terus berkelana tak perpenghujung
yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan
yang telah Engkau berikan
Aamiin...
Read More …

Assalamu'alaikum...



Ukhti....
Jikalau tiba saatnya bertemu...
bersabarlah dikau dengan kekuranganku....
bersabarlah dikau dengan apa yang tampak sekilas....
sesungguhnya aku ini hanyalah seseorang anak adam yang
biasa-biasa saja....
yang biasa dipandang sebelah mata....

Ukhti....
Jika Allah memang memilihku tuk mendampingimu....
Kumohon....
Hendaklah dikau selalu mengingatkan diriku yang
lemah ini....
Yang mungkin menelantarkan hak-hakmu....
Yang mungkin lupa diri dan tak tau diri....
Yang mungkin lupa akan kewajibanku ....

Ukhti....
Terimalah salamku ini....
Jagalah dirimu dengan sebaik-baiknya ukhti....
Berimanlah pada Allah SWT....
dan bertakwalah pada Allah....
Patuhilah Allah dan Rasulnya....
Jangan terbawa oleh arus musuh-musuh Islam ukhti....

Ingatlah.....
Sesungguhnya Allah swt. bersama orang-orang yang
sabar....

Jikalau bukan takdir kita untuk bertemu....
Doaku semoga Allah mempertemukanmu dengan Ikhwan yang
lebih baik dariku....
Yang akan membahagiakanmu di dunia dan membimbingmu menuju
kebahagiaan akhirat....

Akhir kata....
Wassalam.
Read More …

Allah Yang Maha Pemurah, terimakasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya.



Terimakasih untuk saat-saat indah yang boleh kami nikmati bersama.

Terimakasih untuk setiap pertemuan yang boleh kami lalui bersama.

Terimakasih untuk setiap saat-saat yang lalu.

Saya datang bersujud dihadapan-Mu,

Sucikan hati saya yaa Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidup saya.



Yaa Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya,

janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya.

Janganlah biarkan saya melabuhkan hati saya di hatinya.

Kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya

dan usirlah dia dari relung hati saya.

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus dan murni.

Tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.



Tetapi jika Kau ciptakan dia untuk saya, yaa Allah,

tolong satukan hati kami.

Bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya.

Berikan saya kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya.

Urapilah dia agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya

dengan segala kelebihan dan kekurangan saya sebagaimana saya telah Kau ciptakan.

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia.



Yaa Allah Maha Pengasih, dengarlah doa saya ini.

Lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendak-Mu.



Allah Yang Maha Kekal, saya tahu Engkau senantiasa memberikan yang terbaik buat saya.

Luka dan keraguan yang saya alami pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajar saya untuk hidup makin dekat pada-Mu, untuk lebih peka terhadap suara-Mu

yang membimbing saya menuju terang-Mu.

Ajarlah saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.



Jadilah kehendak-Mu dan bukan kehendak saya yang jadi dalam setiap bagian hidup saya, yaa Allah.
Read More …

Wanita:
Mengapa kamu menyukai saya?
Mengapa kamu mencintai saya?

Pria :
Saya tidak dapat menjelaskannya alasannya...
tetapi saya sungguh menyukai kamu

Wanita :
Kamu bahkan tidak dapat memberikan alasan kepada saya,
bagaimana kamu dapat berkata kamu menyukai saya ?
bagaimana kamu dapat berkata kamu mencintai saya ?

Pria :
Saya sungguh tidak tau alasannya,
tetapi saya dapat membuktikan bahwa saya mencintai kamu.

Wanita :
Bukti? Tidak! Saya mau kamu menjelaskan alasannya.
Pacar kawan saya dapat berkata kepada kawan saya
bahwa dia mencintai kawan saya, tetapi kamu tidak dapat!

Pria :
Ok ok!!!! Hmm karena kamu cantik,
karena suaramu enak didengar,
karena kamu penuh perhatian,
karena kamu mengasihi,
karena kamu bijaksana,
karena senyummu,
karena setiap gerakanmu.

Sayangnya, beberapa hari kemudian,
sang cewek mengalami kecelakaan dan mangalami koma.
Sang cowok kemudian menaruh surat di sisinya,
dan isinya sebagai berikut :

Kekasihku,
Karena suaramu yang merdu saya mencintaimu...
sekarang dapatkah kamu berbicara?
Tidak!
oleh karena itu saya tak dapat mencintaimu.
Karena kamu penuh perhatian dan peduli
maka saya menyukaimu...
Sekarang kamu tidak dapat menunjukkannya,
oleh karena itu saya tak dapat mencintaimu.

Karena senyummu,karena setiap gerakanmu
maka saya mencintaimu.
Sekarang dapatkah kamu tersenyum?
Dapatkah kamu bergerak?
Tidak!
Karena itu saya tak dapat mencintaimu.

Jika cinta memerlukan alasan,
seperti sekarang,
maka tidak ada alasan lagi bagi saya untuk mencintai kamu lagi.
Apakah cinta memerlukan alasan?
TIDAK!
Oleh karena itu, saya masih tetap mencintaimu
dan Cinta tidak memerlukan alasan.

Tetapi jika cinta tetap memerlukan alasan...
maka alasannya hanya satu...
Aku Mencintaimu karena Allah...
Read More …

Kriiiing, kriiiiing,kriiiiing, pak pos lewat tepat di depan sekumpulan akhwat yang sedang LIQO’ ( ngaji ), tiba-tiba pak pos menghampiri mereka
“assalamu’alaikum”
“waa’alikumussalam” jawab akhwat serempak
“afwan, ukhti… ini ada surat untuk mujahidah” kata pak pos
“ooooh… syukron pak”
“ya.. afwan” jawab pak pos singkat, sesingkat beliau mampir ke tempat itu
“assalamu’alaikum” pamit pak pos
“wa’alaikum salam” jawab jilbaber serempak

tak sabaran merekapun membuka surat yang baru saja di terimanya
bereweeeek, sebuah amplop berwarna pink di sobek, lalu seorang murobbiyah pun membacanya, dan mutarobbbiyah khusyu mendengarkannya

“ assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh “ seuntai kata dari surat itu mulai di baca
“wa’alaikum salam warahmatullahi wabaraktuhu” jawab jilbaber lagi-lagi kompak
“ukhti… yang di nantikan syurga “ satu persatu murobbiyah mulai mengalirkan kata-kata surat yang di bacanya

 Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho tuhanmu,mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang, atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang di idamkan bahkan bisa jadi kierudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan

 Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatiukan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu

 Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya ksasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu

 Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa seklaipun dengan tetes darah terakhir, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

 Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuahnmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

 Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang entum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang snagat mengerikan yaitu maksiat

 Ukhti…cantiknya wajahmumu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titpan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu

 Ukhti…tundukan pandanganmu yang katuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk beranui menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu,

 Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu teerhadapa warga sesamamu mu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujhaid-mujahidah kevil tertembak mati, atau dengan cuek bebk membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya baerjihad yang di lakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan

 Ukhti…lirikan mamatamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman,saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisny islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprlikaku binatang yang tak karuan, sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam

 Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang khalolikmu, antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengiontai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakuakn sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

 Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keleuargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain, sesombong itukah haitmu, lallu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

 Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosongdan menghawatirkan, tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.

 Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunanah senin kamis yang antum laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semanga tr uhani tanpa di sadari turun drastic, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi


 Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kaishmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memrlukan dakwah

 Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu,

 Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah antum senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malamu?

 Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

 Ukhti…masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu

 Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga rabbmu.maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

 Ukhti…muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhalk busuk mu di lupakan, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

 Ukhti…pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu inging mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah, kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah

 Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum,seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu o0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah,

 Ukhti…apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasa n belaka karena merasa berkerudung besar la

 Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang laing, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang sautu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain

 Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang

Selesai membaca, tak terasa murobbiyah dan mutarobbiyah pun mengeluarkan butiran-butiran halus dari matanya, mereka menangis, meratapi dan muhasabah bersama dalam liqo’atnya
Read More …

Ibu… apa kabarmu hari ini? Ayah gimana keadaanmu saat ini? Tak terasa aku telah tumbuh menjadi dewasa, entah sudah berapa pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku, sudah berapa do’a yang engkau panjatkan untuk kebaikanku. Semua tak dapat aku balaskan, dan terkadang aku lupa untuk mendo’akanmu. Waktu semakin bergulir, cermin pun seakan sedih memndang wajahmu yang kini pucat, kuyuh dan peluh. Guratan tua telah menggelayutimu.
Namun, maafkan aku yang belum bisa berbuat banyak untukmu, maafkan aku yang belum bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga untukmu selain do’a dan sebuah ketekunan. Maafkan aku yang belum pulang ke rengkuhanmu kembali untuk merawatmu dan menjagamu di masa engkau ingin membutuhkan perhatian dari anak-anakmu. Sungguh, apa yang engkau berikan kepadaku amat sangat berarti padaku. Hiks..

Ayah…ibu…. Terkadang di tengah kesibukan dan kesuntukanku, aku teramat rindu padamu. Aku ingin berada di sampingmu, menemani, bercerita, dan merawatmu. Aku teringat semua kasih sayangmu, dengan pengorbanan engkau berikan pada anak-anakmu, walau engkaupun sebenarnya membutuhkan, menderita. Seharusnya di saat inilah aku membalas kebaikanmu. Pernah aku iri, melihat keluarga yang amat rukun bercanda bersama di teras rumah, tertawa lepas. Aku menangis…akupun ingin merasakan lagi kasih sayang itu…. Mengingatmu, mendengar lagu tentangmu, membaca kisah tentangmu, membuat aku makin rindu kepadamu. Kapankah aku akan pulang…..Huh?? Hiks..

Pulanglah selagi ia masih ada
Berilah kasih sayangmu selagi engkau bisa memberikan kasih sayang padanya
Read More …

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa
mendengarkan semuanya dari dua buah sisi.
Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikirankita dan ide kita.Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.
Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.
Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa
membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.


Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.
Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.

Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan
pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia. Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.
Read More …

Kalau goresan takdir itu sudah menyapa
kemana lagi bisa berlari darinya…

Saat Allah menganugerahkan nikmat ini, cuma berjuta syukur yang bisa diucap. Kerana sekarang…hanya kerana nikmat yang diberikan itulah jalan mendaki terasa senang. Onak berduri masih bisa disambut senyuman.

Cinta itu adalah Pleasure to give. Apa ya…? Jatuh cinta pada jalan da’wah ini benar-benar terasa luar biasa. Segala hal yang bisa membuat menangis, masih saja terasa manis. Tidak ada duka selagi semua itu disandarkan pada sebuah keyakinan, akan ada misteri Allah di balik semua ujian.

Saat ini Allah karuniakan ikatan persaudaraan yang demikian indahnya. Yang dibingkai pada sebuah ketaatan padaNya. Dan diukir dalam kesungguhan berjuang di jalanNya.

Dan pada saat yang sama pula Allah berikan ujian yang demikian manisnya. Adakah nikmat yang dia berikan itu membuat diri menjadi lalai atau semakin tunduk pada titahNya…

Mungkin ada keinginan-keinginan yang sangat manusiawi terdetik dalam hati. Namun ada sebuah janji yang diikrarkan pada pagi dan petang, bahwa Allah selalu di atas segalanya…

Sahabat… jika saat itu datang… Cinta yang disemat dalam khusyu’nya ketaqwaan pada Allah ini selamanya akan tetap ada. Dimana pun kita berada…ikatan itu akan tetap terasa.

Sebagaimana bintang yang selalu di langit meskipun tak setiap malam bisa terlihat, seorang saudara akan selalu ada.

Semoga kita selalu bersama dalam kafilah panjang da’wah ini…

Read More …