Ibu… apa kabarmu hari ini? Ayah gimana keadaanmu saat ini? Tak terasa aku telah tumbuh menjadi dewasa, entah sudah berapa pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku, sudah berapa do’a yang engkau panjatkan untuk kebaikanku. Semua tak dapat aku balaskan, dan terkadang aku lupa untuk mendo’akanmu. Waktu semakin bergulir, cermin pun seakan sedih memndang wajahmu yang kini pucat, kuyuh dan peluh. Guratan tua telah menggelayutimu.
Namun, maafkan aku yang belum bisa berbuat banyak untukmu, maafkan aku yang belum bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga untukmu selain do’a dan sebuah ketekunan. Maafkan aku yang belum pulang ke rengkuhanmu kembali untuk merawatmu dan menjagamu di masa engkau ingin membutuhkan perhatian dari anak-anakmu. Sungguh, apa yang engkau berikan kepadaku amat sangat berarti padaku. Hiks..
Ayah…ibu…. Terkadang di tengah kesibukan dan kesuntukanku, aku teramat rindu padamu. Aku ingin berada di sampingmu, menemani, bercerita, dan merawatmu. Aku teringat semua kasih sayangmu, dengan pengorbanan engkau berikan pada anak-anakmu, walau engkaupun sebenarnya membutuhkan, menderita. Seharusnya di saat inilah aku membalas kebaikanmu. Pernah aku iri, melihat keluarga yang amat rukun bercanda bersama di teras rumah, tertawa lepas. Aku menangis…akupun ingin merasakan lagi kasih sayang itu…. Mengingatmu, mendengar lagu tentangmu, membaca kisah tentangmu, membuat aku makin rindu kepadamu. Kapankah aku akan pulang…..Huh?? Hiks..
Pulanglah selagi ia masih ada
Berilah kasih sayangmu selagi engkau bisa memberikan kasih sayang padanya