It's Time to Change

Bersaudara, untaian kata yang indah bila diucapkan, kunci kejayaan kaum Muslimin di masa silam, warisan kemuliaan, salah satu keutamaan Islam, yang mampu mengejawantahkan aqidah dalam segala dimensinya, dan melebur ke segala kelas sosial. Fenomena yang terasa akhir-akhir ini menjadi kaburnya nilai antara Islam dan Umat Islam semakin membuat jarak antara manusia dengan Allah SWT. Umat Islam terjebak kepada fanatisme simbol dan golongan. Membelanya lebih dari sekedar membela Islam. Lalu kapan Islam terasa manis karena ukhuwah yang harmonis ? Krisis yang telah lama mencekam masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim ini berdampak besar pada penurunan krisis kepercayaan, krisis moral dan paling parah krisis ukhuwah yang makin memudar warnanya tak tersentuh oleh hangatnya ukhuwah.

Di sekitar kita, dalam kondisi yang berbeda kita dapati pula saudara muslim yang tenggelam dalam .kenikmatan. hidup. Mereka keluar mengumbar kehinaan, dengan sadar, murah, dan tanpa rasa berdosa yang bergayut dibenaknya. Mereka gadaikan .izzah.(kemuliaan), status penghambaan, dan menjadi terlena oleh nafsu dunia yang fana. Semata karena ketidakpahaman, ketidak mengertian yang menggeser kedudukan ukhuwah Islamiyah didalamnya, hingga ukhuwah yang manis pun terasa pudar di telan jaman. Mereka dapati definisi ukhuwah yang terasa kaku maknanya, yang tidak gaul katanya, yang tidak nyambung tuturnya, yang kuno tampilannya. Dan fakta yang menjawab semua kegelisahan diri dihiruk pikuknya dunia, kini saat kita teriakkan ukhuwah atas nama cinta padaNya.

Ironis. Di satu sisi umat terjerumus ke dasar lembah kehinaan, dengan segala kebutaan akan petunjuk Illahi, tanpa sadar kaki melangkah menuju kebinasaan dan makar durjana yang siap menanti dihadapan. Umat membutuhkan manusia-manusia penyadar. Manusia yang mampu membangunkan umat, membukakan matanya dan menyucikan jiwanya. Manusia yang memiliki imunitas akan badai besar jahiliyyah. Manusia yang bertekad mengusung warisan para Anbiya, Ulama, Mujaddid, Shidiqin, dan Syuhada. Manusia yang menyelamatkan umat dari jurang kebodohan dan kenistaan.

Namun, disisi lain, hari ini kita dapati manusia-manusia penyadar yang dipilih Allah SWT untuk berdakwah di jalanNya itu larut dengan ego dan fanatisme golongan masing-masing. Terperosok dalam perdebatan yang makin memecah belah dengan teramat parah. Seakan lupa bahwa kebenaran hanyalah milik Allah, bahwa Wala. (loyalitas) dan Ghayah (tujuan) hanya untuk Allah dan RasulNya, bahwa segala pendapat, uslub dan fikrah merupakan ijtihad yang bisa benar dan bisa salah, bahwa setiap Muslim adalah bersaudara dengan segala hak-hak yang telah diamanatkan Allah dan RasulNya, bahwa perpecahan hanyalah akan melemahkan langkah dan mencerai-beraikan barisan Umat Islam. Allah telah berfirman dalam surat Al Hujuuraat (49) : 13 , "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan danmenjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Persaudaraan menjadi kian bermakna di masa silam, yang mampu melebur kesegala kelas sosial, menyusun ragam suku, bahasa, budaya, negara, politik, hingga pemikiran dan rasa menjadi warna-warni mozaik indah beridentitas : Islam. Namun, makna persaudaraan itu makin memudar dalam perjalanan penegakan dakwah hari ini. Para mujahid-mujahidah dakwah terpetakan dalam batas-batas nisbi dan sulit melebur. Masing-masing menganggap diri paling benar dan lainnya paling salah. Terkadang merancang kerjasama dalam amal, satu sama lain saling tuding dengan berbagai kepentingan, bahkan ada yang bersumpah untuk merobohkan lawannya dengan berbagai cara. Masya Allah !! Lalu, dengan jumlah mujahid.mujahidah pengemban risalah yang masih sedikit itu, mampukah kita bertahan menjaga agama Allah ?? Bila diri terus larut dalam perpecahan, bila ego dan fanatisme menambah keretakan tak berpangkal dan berujung ? Maka, wahai para pengemban risalah, penegak agama Allah : BERSAUDARALAH !!

Leave a Reply